Bintang yang terbuang dengan sayatan luka tanpa harapan

196 19 0
                                    

03 November 1993

✨7 dream✨

Lelaki dengan paras bule keluar dari pesawat yang mengirimnya dari kanda ke negara tropis dengan banyak flora dan fauna di sini.

"MAHEN!"

Mahen menoleh melihat seorang pria tua yang sangat familiar baginya. "Kakek" Mahen berlari kecil memeluk kakenya. "Cucu kakek yang satu ini, tidak kangen kah kepada si tua ini. Menyebalkan sekali kamu tidak pernah menjenguk kakek" Mahen terkikis geli.

"Maaf kan aku, aku terlalu sibuk hingga melupakanmu kek... kakek,aku di buang lagi" sang kakek menatap cucunya dengan lembut. "Ingat nak pintu rumah kakek akan selalu terbuka untukmu" Mahen memeluk kakeknya air mata mulai keluar dari pelupuk matanya. "Tidak apa apa,semua akan baik baik saja" kakek mengusap lembut rambut cucunya.

"Oh Iya kamu mau ke universitas mana?"

"Eum.. Mahen mau ke universitas Garuda aja kek" kakek mendengus kesal. "Kenapa memilih universitas yang lumayan jauh dari rumah?" Mahen tidak tau harus menjawab apa, karna ia memilih universitas itu karna sejak awal melihat Mahen langsung memilih untuk memasuki universitas itu.

"Karna dekat pantai kek,Mahen ingin sering melihat pantai" kake Mahen mengangguk saja toh pilihan ada di tangan Mahen, Mahen berhak memilih.

•••

Malam datang... Mahen mengendarai motornya membelah jalan yang mulai sepi, mendadak ia ingin melihat pantai padahal hari sudah gelap. Motor Mahen berhenti beberapa meter dari air pantai.

Mahen berjalan mendekat ke arah pantai. Banyak bintang dan lampu hias menerangi bibir pantai, satu kata yang dapat mendeskripsikan pantai ini.

"Tenang"

"Tenang?" Mahen terlonjak kaget kala suara asing menyapa Indra pendengarannya. "Siapa kau?" Mahen menelisik lelaki di depannya. Kulitnya sedikit lebih gelap darinya tapi pria di depannya ini manis. Bukan Mahen belok atau gimana tapi memang senyuman lelaki asing di depannya terkesan manis dan tulus.

"Penduduk sini? Ah intinya aku tinggal di daerah sini. Oh ya, aku baru mendengar seseorang mendeskripsikan pantai ini dengan kata 'tenang' biasanya kata yang di deskripsikan itu 'indah' kalau tidak 'cantik' kau sangat aneh"

"Dan kau sangat cerewet!"

Mahen terkekeh kecil kala lelaki dengan kulit coklat tadi berdecak kesal. "Terserah, oh ya jangan terlalu lama di sini tempat ini memiliki penunggu yang jahat" lelaki dengan kulit coklat itu berjalan pergi meninggalkan Mahen yang bergidik ngeri.

Mahen menatap hamparan air di depannya. Pikirannya melayang pada keluarga intinya, sekeras apapun Mahen berusaha, usaha itu tidak ada artinya di mata kedua orang tuanya.

.

"pah.. Mahen dapet penghargaan juara satu di lomba kimia, sekolah ngundang papah buat ikut Nerima penghargaan besok.." papah Mahen masih fokus ke laptop di depannya tanpa mengalihkan atensi dari laptop itu papah Mahen berucap.

"Merepotkan, pergi saja sendiri seperti biasanya" Mahen menggigit bibir bawahnya kuat menahan tangis dan rasa kecewanya.

Cklek

"Papaaaaa papa Hani dapat juara pertama di perlombaan tari. Besok bisa papa datang ke sekolah?" Mahen mengepalkan tangan berharap ayahnya menolak agar hatinya tidak terlalu sakit. Tapi..

"Oh ya? Hebatnya putri papah, besok papah pasti ke sana."

"Wahhh makasih pah.."

Mahen menghela nafas, apa yang bisa di harapkan dari anak istri pertama? Papahnya selalu menyayangi ibu tiri dan dik tirinya di bandingkan dia anak sah yang jelas jelas dari istri pertamanya. Bahkan hak warisan ibunya di jatuhkan kepada Hani adiknya.

Ya tentu saja dengan beribu kecurangan sampai hak warisan ibu nya turun ke tangan adiknya bukan ke tangannya.

•••

"Pah Mahen bakal lanjut sekolah di Indonesia dan tinggal bareng kakek" ayah Mahen mengangguk setuju. "Baguslah tidak ada pengganggu lagi di rumah ini" sungguh jika bukan karna ucapan ibunya Mahen akan meninju ayahnya sekarang juga.

'apapun yang terjadi nak... Jangan pernah ringan tangan, kau adalah lelaki sejati yang baik, jangan pernah kotori tanganmu yang bersih ini'

.

Mahen memakai helm nya dan mengendarai motornya meninggalkan area pantai. Tanpa sadar Mahen menitipkan air mata, hatinya benar benar terluka..

'tuhan apapun rencanamu, aku akan lalui dengan lapang dada. Apapun itu!'-batin Mahen

✨7 dream✨

Aku paling suka sama karakter Mahen si, dia mandiri dan tulus bangettt aaaa mau cowo kek gini, di shopi ada gaya :v

Sebelum scrol tolong vote and komen ya..

FloWreS 1994 (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang