OM ANIME? [ 3 ]

94 23 7
                                    

Dihari libur ini keduanya masing-masing berada dikamar. Beruntung Kei tidak memiliki kelas tambahan dadakan yang biasa dosennya adakan. Jadi, ia hanya perlu menyelesaikan beberapa tugas yang ia punya dengan santai dan tenang di kamar.

Tapi, tidak begitu dengan Kai. Anak itu sepertinya sangat bosan dan kesepian diatas tempat tidurnya. Sesekali bermain ponsel, bermain dengan polaroid dan memotret hal random yang dilihatnya, atau pun berceloteh ria dengan boneka-boneka peliharaannya.

Ditengah asiknya bermain boneka ponselnya berdering. Itu jelas mendapat atensi dari Kei yang tentu mendengarnya.

Setelah melihat siapa yang tertera disana, Kai langsung mengangkat telponnya, "MAMIII!"

Iya, ternyata itu Mami-Nya yang melakukan panggilan video.

Kai sendiri sangat rindu dengan Mami.

Sebenarnya rumahnya tidak bisa terbilang jauh dari sekolah. Bahkan, Papi-Nya selalu siap mengantar-jemputnya setiap hari. Hanya karna ia dan kedua sahabatnya—Taehyun dan Leo—membuat rencana untuk tinggal di asrama. Awalnya mereka bertiga berpikir akan tinggal disatu kamar yang sama. Itu pasti akan sangat menyenangkan. Tapi, nyatanya ketiganya mendapat kamar yang berbeda. Terlebih Kai yang berbeda lantai dengan keduanya, padahal Taehyun dan Leo memiliki kamar yang bersebelahan.

"Kenapa ini si Bungsu Mami cemberut gitu, hm?"

Sungguh, pada awalnya Kei sangat tidak ingin peduli dengan acara kangen-kangenan Ibu dan Anak itu, tapi entah kenapa ucapan wanita diseberang telpon—yang dipanggil Kai dengan sebutan Mami itu—membuatnya ikut menatap wajah Kai.

"Mami! Kayii gabut tauuu! Kayii kangen Mamiii!"

Gemas? Tentu. Tapi, Kei tidak mau mengakui itu. Yang ada bocah kecil itu hanya akan semakin gencar membuat kepalanya pusing.

"Utututu, Mami juga kangen Kayii kok!"

Kayi—yang masih saja cemberut—mengangguk kencang.

"Tapi, sayang, emangnya kamu gak main sama Taehyun atau Leo?"

Si kecil menggeleng, "Enggak, mereka belum ada kabar. Jadi, Kayii dikamar aja."

"Terus roommate kamu? Yang kamu bilang Om Anime itu! Mana? Ada? Mami mau kenalan langsung."

Kei—yang tadinya sudah kembali fokus pada tugasnya—kembali menoleh saat dirinya terseret dalam topik pembicaraan Ibu dan Anak itu.

Kai, anak itu memang seringkali menceritakan tentang teman sekamarnya pada Mami-Nya.

Dengan pipi yang memerah Kai menoleh ke arah Kei yang sedang berpura-pura sibuk dengan laptopnya. Iya, saat sadar Kai akan menoleh, Kei lebih dulu—berpura-pura—sibuk kembali mengerjakan tugasnya.

Tapi, setelah menatap lamat Kei dikasurnya, Kai bangkit, menghampiri pria itu.

"Permisi, Om.. maaf Kayii ganggu. Tapi, Mami mau ngomong sama Om, apa boleh?"

Kei menoleh, jujur melihat Kai mengingatkannya pada sang Adik, Taki. Sungguh pipinya itu sangat ingin ia cubit.

Sembari menatap Kai, ia berpikir, haruskah ia menerima dengan senang hati tawaran perkenalan dengan Mami dari Kai itu? Atau, ia harus menolaknya?

Melihat Kei yang diam saja, Kai bingung, "Eum.. gak boleh ya Om? Om Anime lagi sibuk? Gapapa kok! Nanti Kayii bilang Mami."

Baru saja Kai membalikan badan, ingin kembali ke ranjangnya, tapi Kei malah menahannya, "Mana?"

Bingung memang, melihat Kei mengadahkan tangannya, padahal ia sudah berpikir Kei pasti akan menolaknya. Tapi, Kai tetap memberikan ponselnya pada Kei.

"Halo, Tante."

OM ANIME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang