Sudah beberapa hari ini, sejak kejadian didepan minimarket itu Kai masih mendiaminya. Kei jadi frustasi sendiri dibuatnya. Akhir-akhir ini kepala Kei jadi lebih berisik dari biasanya, pasalnya bukan hanya tugas kuliah yang disuarakan, tapi Kai yang juga terus berputar dipikirannya.
Sekarang Kei akan keluar kelas, hendak pulang kembali ke asrama.
"Kei!"
Panggilan itu menghentikan langkahnya. Kei lihat dua sejoli yang sedang bergandeng tangan. Itu Seorin dan pacarnya, Kenzo. Kei melihat ekspresi wanita itu yang terlihat sedikit panik.
Kenzo itu sama sepertinya dan Fuma. Mereka sama-sama anak rantau dari Jepang. Yamamoto Kenzo namanya. Wajar saja jika mereka sedikit akrab. Berbeda dengan ia dan Fuma yang memilih tinggal di asrama, Kenzo menyewa apartment diluar, maklum saja, ia terlahir dengan sendok emas.
Pacar dari Seorin itu memiliki tinggi diatas rata-rata, tetapi tetap berada dibawahnya. Ia lebih pendek dari Kei beberapa senti.
"Yo, kenapa?"
Entah mengapa Kenzo lebih dulu melirik pada Seorin sebelum berbicara, "Emang kemarin lo maksa Seorin buat ikut sama lo? Eh, gue gapapa sih sebenernya, cuma mau mastiin aja kalo dia beneran pergi sama lo."
Tidak ingin marah disini, Kei tertawa kecil, "Gue kira lo kemarin cuma bercanda aja ngomong gitu ke Kai karena ada gue? Ternyata dibelakang gue juga lo bilang gitu ke cowok lo?"
Setelah menatap Seorin yang sekarang terlihat semakin panik, Kei kembali menatap Kenzo yang tengah kebingungan, "Cewek lo emang pergi sama gue kemarin, tapi gue sama sekali gak ngajak apalagi maksa dia."
Kei mendekatkan tubuhnya, ia berucap pelan disebelah telinga Kenzo, "Hati-hati, cewek lo licik, Ken. Lo mesti lebih sering awasin dia."
Jika kalian pikir reaksi Kenzo akan marah pada Kei karena lebih percaya dengan Seorin itu jelas tidak ada di cerita ini. Kenzo justru malah tersenyum kecil pada Kei, ia menepuk bahu Kei sekali, "Oke, gue paham. Thanks, Kei."
Dengan hela napas yang panjang Kei meninggalkan keduanya. Setelah melihat tatapan tajam Kenzo pada Seorin.
---
Di dalam kamarnya Taki —adik Kei— sedang duduk dikasurnya setelah menyelesaikan tugas. Ia melihat ke setiap sudut kamar, menimang apa kegiatan yang seru untuk dilakukan di sore hari ini. Btw, Jeje memang sedang tidak ada, tadi ia izin pergi bersama Jihoon —atau kerap disapa Jiji— temannya.
Kesal karena tidak menemukan jawaban, Taki menjatuhkan dirinya dengan kasar diatas kasur.
Anak itu menoleh kesamping, menemukan ponsel miliknya. Ia teringat jika kemarin ia baru saja membujuk Kakak sepupunya untuk memberikan nomor Kakak Cantiknya.
Sebenarnya waktu Kei menginap sehari disini, tepat saat ia mengetahui bahwa Yorch mengenal Kakak Cantiknya itu Taki ingin sekali menanyakannya. Tetapi entah mengapa ia baru laksanakan kemarin. Kemarin Kakak dari Jeje itu bercerita banyak tentang Kai padanya, itupun paksaan dari Taki sendiri.
Taki membuka roomchat kosong, dikarenakan Kai disana belum menyimpan nomornya jadi foto profilnya terlihat kosong.
Setelah berpikir sebentar ia langsung menghubungi Kai.
Begitu telpon dijawab Taki bangkit dari acara rebahannya dengan penuh semangat.
"Halo? Siapa ya?"
Dengan senyum cerahnya Taki menjawab, "Halo, Kakak Cantik! Ini aku, Taki! Adiknya Abang Kei."
"Oh?! Taki? Kamu kok bisa dapet nomor aku? Dari siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OM ANIME?
FanfictionBerawal dari bocah SMA yang menyukai anime, bertemu dengan mahasiswa asal Jepang. WARNING ❗ Crackpair Kei!dom Kai!sub homophobic jangan salpak ygy.