OM ANIME? [ 9 ]

55 8 3
                                    

WARNING ⚠️ badwords

---

Terhitung sudah seminggu sejak Kai meninggalkan asramanya, itu artinya sudah seminggu pula Kei tinggal di asrama sendiri.

Sebenarnya tidak benar-benar sendiri. Beberapa kali ia mengajak Fuma untuk bermain bahkan menginap di kamar mereka.

Seperti saat ini, Fuma yang sedang berada di seberangnya mengerjakan tugas dilaptop, sedangkan Kei hanya tidur tengkurap memeluk erat guling milik teman sekamarnya tanpa memperdulikan Fuma yang berada diatas kasurnya.

Ya, akhir-akhir ini Kei malah lebih sering menggunakan kasur milik Kai daripada kasurnya sendiri. Bukan hanya karena ada Fuma disana, bahkan disaat ia sendiri pun Kei lebih suka tidur di kasur milik Kai. Entahlah. Ia pun merasa aneh dengan dirinya sendiri.

Fuma tau Kei tidak benar-benar tertidur. Sudah beberapa kali ia bermain disini selama seminggu ini Kei melakukan hal yang sama. Semingguan ini Kei lebih cenderung menjadi pendiam dan malas berinteraksi. Fuma tau alasannya tapi ia memilih untuk diam agar Kei menyadarinya sendiri. Walaupun Fuma agak kesal karena pria itu tak mengerti perasaanya sendiri, atau mungkin hanya denial.

"Lo mau sampe kapan sih kek gini terus?"

Kei yang sejak tadi hanya memejamkan mata kebingungan mendengar ucapan Fuma. Apa ia sedang berbicara ditelpon? Akhirnya pria itu membuka matanya perlahan.

"Hah? Kenapa? Lo ngomong sama gue?"

Fuma mendengus kesal, "Adakah lo liat makhluk lain selain kita berdua disini?"

Kei hanya melirik sedikit mendengar ucapan Fuma yang sedang menyindir dirinya. Jarang sekali Fuma dalam mode itu.

"Gue kira kan lo lagi telponan sama orang. Santai dong."

Fuma melirik malas, "Santai, santai, bilang noh sama otak dan hati lo yang gak karuan!"

Kali ini ucapan Fuma sangat tepat sasaran. Singkat, padat dan tajam.

"Fum.."

"Kei!"

Fuma sampai menaruh laptop yang tadi dipangkuannya ke kasur kepalang jengah dengan Kei yang lagi-lagi ingin mengelak.

Dengan serius Fuma menatap Kei, "Lo gak capek apa begini terus?"

Kei sampai heran melihat Fuma yang terlihat marah itu, "Emang gue kenapa sih, Fum? Gue gapapa kok!"

Tidak menghiraukan ucapan Kei, Fuma lebih memilih menyambung kalimatnya ke arah lain, "Saran gue, lo lebih baik kelarin semuanya sebelum terlambat. Lo bisa tanyain orang-orang disekitarnya atau bahkan samperin anaknya. Jelasin apa yang perlu lo jelasin."

"Lah? Ngapain? Udah bener kan kayak gini? Gak ada bocil freak yang ganggu gue lagi. Hidup gue jadi normal, balik ke keadaan sebelum dia dateng ke hidup gue."

Fuma mendengus sinis, "Normal? Lo bilang hidup lo balik normal? Gue yang nemenin lo dari sebelum anak itu dateng dan setelah anak itu pergi dari hidup lo gak ngerasa lo normal sekarang, Kei. Sebelumnya lo selalu ceritain adek lo yang lucu itu, setelah dia dateng lo lebih banyak nyeritain dia yang kata lo aneh dan bikin rusuh itu, tapi setelah dia pergi? Kenapa lo gak balik nyeritain kegemesan adek lo lagi dan malah jadi pendiem? Lo bisa bilang lo normal sekarang?"

"Stop jadi orang tolol. Masih aja denial. Lo bukan bocah lagi, seharusnya lo bisa mikir masalah hati lo. Udah seminggu bukannya introspeksi diri malah milih jadi orang tolol dengan pura-pura gak tau apa-apa. Kek bocah tau gak?"

Kei hanya terdiam. Ia tertegun mendengar amarah Fuma. Sedangkan, setelah berucap demikian Fuma dengan cepat membereskan barang-barangnya dan segera bangkit dari tempat tidur milik Kei.

OM ANIME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang