6: fcked up

288 12 0
                                    

Gianna dan Karina sudah melakukan kegiatan kampus seperti biasa tidak seperti maba biasa lagi, saat ini keduanya sedang diam di cafe dekat dengan kampusnya karna waktu break mereka yang di hari Rabu sangat panjang akhirnya mereka berdua memutuskan untuk beristirahat diluar kampus.

Vanilla Latte diseruput oleh Gianna sambil terus me-refresh handphonenya dan temannya melihat Gianna terlihat seperti orang yang gelisah saat melihat handphonenya.

"Emang masih belum bales ?" Tanya Karina.

Gianna hanya menggeleng dan menyenderkan punggungnya di kursi yang saat ini ia duduki, ya laki laki yang bernama Jake setelah mengirimnya pesan panjang lebar minta maaf dan mengajaknya berkencan itu tidak lagi membalas pesannya, dan Gianna tidak tahu masalahnya apa, sedikit frustasi juga.

"Gi coba lu chat lagi, mungkin tenggelem kali" ucap Karina.

"Udah, gue chat dua kali 2 hari yang lalu dan hari ini" ucap Gianna.

"Yeu kenapa ga lo spam ?" Ucap Karina.

"Gamau nanti gue ganggu dia lagi" ucap Gianna sambil mematikan handphonenya.

"Gue ngakak banget sama lo dimana mana kalo ga bales, chat lagi apa kek ini nge chat lagi setelah 2 hari yang lalu" ucap Karina sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Ya habisnya gue takut ganggu dia"

"Ganggu atau gengsi lo yang kegedean hah ? Udah lo tenang dulu nanti gue minta bantuan Hans untuk ajak dia meet sama lo" ucap Karina.

"Eh ngga nggak ngapain ga usah" ucap Gianna.

"Ya terus lu mau gitu terus sampe mampus ?" Ucap Karina.

"Nanti aja pas gue ketemu dia di kampus" ucap Gianna.

"Lo mau serahin sama takdir yang pertemuin lu sama dia ? Masih mending kalo jodoh kalo ngga gimana ?" Ucap Karina meledek Gianna yang akhirnya dibalas delekkan mata oleh Gianna.

"Ah lu bikin gue nambah bad mood dah"

"Ya makanya percaya sama gue nanti gue minta Hans untuk tarik dia meet sama lo" ucap Karina.

"Gue bilang ngga, ngga ya, lo bikin gue bete gue ke toilet dulu" ucap Gianna sambil bangkit dari tempat duduknya dan pergi ke toilet.

Sesudahnya di toilet Gianna mengeringkan tangannya lalu bergegas pergi keluar dan saat diluar Gianna melihat Karina sedang mengobrol dengan seseorang di bangkunya dan tentu saja Gianna kenal dengan lelaki itu, ya dia orang yang sedang dicari cari olehnya saat ini.

"Jake ?" Ucap Gianna.

"Hi Ann" Ucap Jake.

"Gue duluan ya gue ada kelas bahasa asing nih, Gi gue duluan ya" ucap Karina sambil pergi meninggalkan Gianna berdua dengan Jake.

Setelah Karin pergi Gianna duduk di kursinya dan Jake duduk di kursi yang sebelumnya ditempati oleh Karina.

Gianna mengalihkan pandangannya ke arah lain dan tidak berani sama sekali menatap wajah Jake, jujur tidak tahu kenapa melihat Jake saat ini dihadapannya membuat sedikit terharu karna Jake merupakan orang yang sedikit menyakiti harinya selama dua hari karna telah menggantung pesannya diterakhir.

"Apa kabar ann ?" Ucap Jake.

"Baik, lo sendiri ?"

"Awful (?)" ucap Jake, dan karna satu kata itu akhirnya Gianna berani menatap wajah Jake dan langsung memperhatikan mata Jake saat itu juga, yang Gianna lihat sepertinya tidak ada kebohongan dimatanya.

"Jake, can you tell me whats going on ?" ucap Gianna.

"Intinya aku sedih ga ketemu kamu" ucap Jake.

"Bohong, kalo gitu kenapa ga bales chat ? Kenapa ga telfon ? Kenapa lo gantung gue di imess ?" Ucap Gianna.

"Ann sepertinya dari awal aku salah untuk ketemu sama kamu, you better stay away from me and dont looking for me anymore" ucap Jake.

"Jake ? Ini karna apa ? Gara gara aku ?" Ucap Gianna.

"Bukan, its my fault isnt yours sorry Ann" ucap Jake.

"Ya apa salahnya ?" Ucap Gianna.

"Im just fucked up, aku ngerasa ga pantes ada di deket kamu because of one thing" ucap Jake.

Karna Gianna cukup lelah menahan air matanya akhirnya ia bangkit dari kursinya dan mengambil tasnya untuk pergi meninggalkan Jake, sebelum ia pergi sepenuhnya ia berucap, "Jake i lied im not okay im worried about you, and i just know what you want, promise me you wont regret this" ucap Gianna dan pergi dari hadapan Jake.

*
Di perjalanannya pulang Gianna hanya terus berfikir mengenai percakapannya tadi bersama Jake, sebenernya percakapannya tadi dengan Jake tidak menjelaskan apapun, yang terdengar jelas hanya Jake yang menyuruhnya untuk menjauh darinya, Gianna sangat frustasi saat ini karna tidak tahu apa penyebab Jake mengatakan kalimat itu.

Tadi Gianna langsung pergi meninggalkan Jake dari cafe itu, karna tidak kuasa lagi untuk menahan air matanya, saat ini posisinya intinya Gianna yang disakiti oleh Jake karna: pertama, lelaki itu tidak membalas pesannya, kedua, memintanya untuk menjauhinya dan, ketiga, tidak menjelaskan apa yang sebenernya terjadi ke Gianna.

Gianna berfikir keras di mobil apa ada sesuatu hal yang ia lewati ? Kenapa bisa bisanya Jake bersikap seperti itu ? Secara tiba tiba.

Bruk

Saking kerasnya berfikir Gianna menabrak pembatas jalan yang ada di hadapannya.

"Fuck" ucap Gianna berhenti untuk melihat kondisi mobilnya.

Kerusakan mobilnya lumayan parah, tapi Gianna tidak peduli dengan kerusakan mobilnya saat ini ia hanya duduk dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya.

Padahal yang seharusnya saat ini harus ia lakukan memanggil bantuan seperti Jake- kacau pikirannya oleh lelaki itu, padahal mobilnya saat ini tersangkut kedalam pembatas jalan sehingga merusak tanaman disekitarnya dan dia hampir dalam keadaan yang membahayakan dirinya sendiri tetapi yang dipikirkannya saat ini malah Jake bukan dirinya sendiri, untungnya jalan kompleknya saat ini sedang dalam keadaan sepi.

"Mba butuh bantuan ?" Ucap seseorang.

Gianna menoleh dan melihat seorang laki laki memperhatikannya dengan prihatin, perasaan Gianna familiar dengan lelaki ini.

"Eh maaf mas, iya mobil saya nabrak pembatas dan kayanya harus diangkat" ucap Gianna.

"Oh iya ya, coba saya coba dulu ya mba" ucapnya, sambil memperhatikan mobil Gianna yang sedikit masuk ke pembatas jalan, lelaki itu mencoba untuk mengangkut mobilnya sendiri, dan Gianna yang melihat itu otomatis reflek membantunya juga.

Akhirnya berkat kerjasama keduanya mobilnya Gianna berhasil terangkat.

"Eh mas makasih loh yah, maaf saya jadi ngerepotin dan ngeganggu perjalanan mas" ucap Gianna.

"Gapapa mba ini tugas saya lah sebagai laki laki" ucapnya.

"Iya mas, nama mas siapa ya ? Mungkin suatu saat saya mau bales budi karna mas udah bantu saya"

"Oh iya nama saya Sayaka" ucapnya, dan Gianna langsung sadar setelah mendengar nama Sayaka Gianna langsung ingat bahwa nama itu pernah disebut oleh Radar temannya teman semua orang di kampusnya.

"Loh kayanya kita sekampus maaf kalo saya salah orang soalnya muka dan namanya perasaan pernah saya lihat dan denger" ucap Gianna, ia tidak yakin karna Gianna tidak pernah bertemu dengan Sayaka secara langsung.

"Iya mbanya namanya Gianna kan ?" Ucapnya.

*
[untuk siapapun yang baca cerita ini terimakasih banyak ya, i really appreciate that, maaf kalo ada yang kurang lmk di komen ya, dan kalo suka please vote for this story, supaya aku tambah semangat untuk nulis, thank you 🫶🏻.]

Bitter Sweet | lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang