Cahaya yang Redup

2.6K 92 19
                                    

Setelah kepergian Jinwoo, Jonghyuk bersandar di dinding sambil mencoba menahan rembesan darah yang terus mengalir dengan tangannya. Nafasnya perlahan mulai memburuk dan wajahnya mulai memucat

'haa... Apa ini akhir dari hidupku? Konyol'

Tepat saat Jonghyuk ingin menutup mata, tiba tiba suara halus yang begitu familiar terdengar di telinganya

"Jika kau berani menutup mata, akan ku pastikan kau tidak pernah melihat Dokja-yaa untuk selamanya!"

Sebuah tamparan yang cukup keras di pipinya membuat dirinya langsung membuatnya melebar kaget dan melihat ke arah wanita yang baru saja menamparnya.

"Seolhwa?"

"Apa? Apa kau ingin mati mendingin di sini? Heh aku tidak menyangka pria sepertimu akan mati kehabisan darah tanpa diketahui oleh siapapun" oceh Seolhwa, namun tangannya dengan lihat membersihkan luka Jonghyuk dan membalutnya

"Mengapa kau bisa disini? Dimana yang lain"

"Mereka menyuruhku untuk masuk duluan. Sooyoung-ssi bilang kemungkinan salah satu dari bajingan itu akan terluka parah dan mati konyol seperti orang bodoh. Dan sepertinya hal itu benar" balas Seolhwa sambil menguatkan ikatannya, membuat Jonghyuk sedikit merintih kesakitan.

Seusai di balut,  tidak ada dari keduanya yang membuka mulut. Itu sunyi, karena keduanya sadar akan situasi yang terjadi saat ini.

"Kau tau... Kadang kala aku membencimu"  ucap Seolhwa tiba tiba, membuat Jonghyuk tersentak kaget dan menatap ke arah wanita itu.

"Aku selalu iri denganmu.. kau selalu berada di sampingnya. Kau mendapat perhatiannya. Ku pikir dengan berakhirnya hubungan kalian saat itu memberiku kesempatan, ternyata sosok baru muncul dan memikatnya seutuhnya. Melihat itu, semakin membuatku sadar bahwa aku tidak akan mempunyai kesempatan setelah melihat apa yang telah dia berikan untuk sosok yang baru saja masuk di hidupnya. membuatku kesal saja" ucap Seolhwa menutup matanya.

Jonghyuk menatap lebar Seolhwa tak percaya, dia yang dimaksud wanita itu tak lain adalah Dokja.

"Sungguh..... aku sangat iri dengan kalian" ucap Seolhwa dengan senyum lembut, namun memancarkan sedikit kesedihan. Jonghyuk tidak bisa membalas satupun pernyataan yang diungkapkan oleh rekannya yang selama ini menemaninya.

"Huff. Lebih baik kita kembali. Aku percaya Jinwoo-ssi akan menyelamatkannya. Lagipula Kau masih harus dirawat lebih lanjut. Jika kau mati sekarang, Dokja-yaa akan menangis. Aku tidak ingin melihat tangisannya" ucap Seolhwa bangkit dan mengulurkan tangan di depan Jonghyuk. Jonghyuk menatap lama uluran itu sebelum akhirnya menerima dengan sangat baik.

"Cumi itu pasti akan kembali, jika tidak akan ku pastikan rohnya takkan nyaman di alam sana" ucap Jonghyuk mendengus kesal. Seolhwa membalas dengan senyum kecil. Keduanya pun kembali ke rombongan sebelumnya.

_________________




"HYUNG!!"

"....."

Jinwoo menatap lebar saat melihat Dokja yang menatap lantai dengan mata penuh kehampaan dan kekosongan.  Asmodeus meraih dagu Dokja dan mengangkatnya keatas sambil memasang seringai penuh kemenangan ke arah Jinwoo

Amarah

Itulah yang di Jinwoo saat ini. Dirinya langsung menatap tajam ke arah Asmodeus dengan aura membunuh yang sangat tajam, begitu kuat hingga memenuhi seluruh ruangan, membuat staff yang masih bekerja langsung berlutut gemetar sambil memeluk diri sendiri, merinding.  Bahkan hampir gila karena tercekik oleh atmosfer yang mempengaruhi udara dan penglihatan.

Namun tidak untuk Asmodeus, meski sempat merasakan tekanan yang kuat, dirinya masih bisa berdiri di depan Dokja yang masih duduk terdiam dengan tatapan kosong.

Wanna Play? [JinDok] (part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang