"hahh! Aku tau dia akan!" Seru Sooyoung saat melihat Jonghyuk yang di bantu oleh Seolhwa dengan sebuah balutan perban di bagian perutnya.
Jonghyuk hanya mendengus memalingkan muka sementara Seolhwa tertawa pelan. Mereka berada di antara tumpukan mayat pasukan pasukan yang menyerbu tadi. Awalnya mereka ingin melanjutkan ke dalam, namun Sangah meminta semua untuk tinggal di tempat dan mempercayai Dokja pada keduanya.
"Apa yang terjadi? Dimana Jinwoo? Bagaimana dengan Dokja?!" Tanya Sooyoung bertubi tubi kepada Jonghyuk yang duduk bersandar. Namun Jonghyuk hanya dia sambil menutup matanya dengan kerutan di wajah.
"Bajingan ini!!"
"Sudahlah Sooyoung-ah, kita percayakan saja pada Jinwoo-ssi" ucap Sangah menenangkan Sooyoung. Mereka semua menatap laboratorium yang tampak kacau itu sambil mendoakan keselamatan keduanya.
Disaat semuanya tengah berdoa, tiba tiba getara hebat muncul dari labor dan seketika muncul sebuah ledakan besar dari dalam laboratorium. Semua langsung bangkit dan menatap cemas. Tapi seluruh kecemasan itu langsung hilang saat melihat sosok tinggi yang menggendong sosok lebih kecil di pelukannya dengan tenang keluar dari labor itu.
Semua tak bisa menahan rasa senang segera berlari menuju kedua sosok itu. Dan tentunya Sooyoung yang paling bersemangat sambil memaki maki bajingan dengan senyum lebar dan mata berkaca kaca.
Namun tidak untuk Jonghyuk. Dibanding dengan perasaan lega ataupun senang, pria itu justru merasakan perasaan yang tidak mengenakkan, apalagi saat melihat raut Jinwoo yang terlihat gelap dan putus asa.
Apa yang terjadi?
Sooyoung yang tiba duluan di tempat keduanya segera berseru senang dan memanggil Dokja dengan semangat.
"Kau bajingan sialan, aku tau kau pasti akan baik baik saja!" seru Sooyoung tersenyum lebar menatap Dokja, namun pria itu tidak merespon apapun dan hanya terdiam.
"....."
"Hey. Dokja? Apa kau mendengarku?"
Satu persatu mulai mengelilingi Jinwoo dan mulai merasa khawatir saat melihat Dokja yang terdiam dengan mata kosong, tidak ada satupun ekspresi di wajahnya itu.
Jonghyuk semakin merasakan sensasi pahit di tenggorokan menatap Jinwoo dengan lebar, meminta penjelasan lebih lanjut. Namun Jinwoo justru menggigit bibir dan memasang wajah sedihnya.
"..... Siapa?"
DEG
Seolah olah berada di dalam air, semua merasa nafas mereka telah berhenti, jantung mereka langsung berdetak cepat tak karuan. Menatap dengan mata lebar dan gemetar.
"H-hey, apa maksudmu? Apa kau bercanda? Tolong lah, candaanmu tidak lucu. Karena itu bisakah kau berhenti?" Tanya Sooyoung gemetar menatap Dokja, namun mata kosong itu tidak memancarkan cahaya sedikitpun.
"....."
Ada yang terjatuh, mereka mulai sesak nafas dan menangis. Anak anak mulai terisak kuat sambil memanggil 'ayah' tercinta mereka, namun sayangnya tidak ada tanggapan dari pria itu.
Sooyoung menggigit bibirnya kuat hingga berdarah, gemetar dan mulai meledak.
"JANGAN BERCANDA!! KAMI MENYELAMATKANMU BUKAN UNTUK MELIHATMU SEPERTI INI! KAMI MENJEMPUTMU UNTUK MELIHAT SERINGAI SIALANMU, BUKAN MATA KOSONG SEPERTI ITU!" Sooyoung berteriak kuat dengan segaris air mata yang mengalir. Sangah menatap sedih Sooyoung segera memeluk wanita kecil menangis putus asa.
Jonghyuk menatap dalam Dokja yang hanya diam dengan ekspresi yang tak pernah ia tunjukkan selama ini. Pandangan itu kemudian beralih pada Jinwoo yang terdiam memeluk kuat Dokja dengan mata gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Play? [JinDok] (part 2)
Hayran Kurgulanjutan dari akun yang lama ya guys🙏 maaf, tapi aku nggk bisa ngulang/revisi dari bab 1, tapi kalau dibiarin gantung kayak gitu kek nggak tega juga. jadi aku memutuskan buat ngelanjutin dari bab terakhir sampai tamat aja✨