Tua Sendirian

1K 144 5
                                    

Dalam hal mengajari anak Big cuek di mulut namun perhatian di mata. Tara memang cukup pendiam dan tidak suka keributan seperti ayahnya dan Big mengerti itu

Dari segi etika dan kedisiplinan Chan cukup tegas dalam tugasnya sebagai ayah. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk menjelaskan, dan ada waktu untuk hukuman

Seperti sekarang, hujan turun disore hari dengan Tara yang menahan tangis. Popu, boneka pinguin pasar malam itu entah bagaimana caranya tersangkut di dahak pohon cemara kecil dihalaman belakang rumahnya, sekarang hujan dan sudah pasti basah

"Ta? Kenapa disana?" tanya Chan yang baru saja pulang

"Yayah, Popu" tunjuk nya pada pohon cemara yang basah dengan lirih

"Kenapa bisa disana?" tanya Chan

"Lempal-lempal" jelasnya menahan tangis

Chan menghela nafas, untuk ukuran tubuh anak usia hampir 2 tahun itu adalah lemparan yang tinggi. Karena Tara sudah selesai menjelaskan penyebab tersangkut nya si boneka maka sekarang waktunya untuk menangis

Chan merentangkan tangannya untuk memeluk Tara yang pipinya sudah basah dengan air mata, Chan membiarkan anaknya menangis hingga puas

"Sudah? Sekarang ayah mau cuci Popu dulu ya"

Chan dengan telaten memasukkan takaran deterjen pada mesin cuci dan menghidupkannya

"Papa mana?"

"Bobo"

Big memang terjangkit flu sejak kemarin malam, maka dari itu Chan menyuruh Tara untuk tidak dekat dekat dulu dengan papanya

"Ta, tadi Dew tanya Tara mau tidak menginap disana?" tanya Chan pada putranya. Dew memang sering mengajaknya menginap namun rumah besarnya itu terlalu ramai untuk Tara kecil yang sudah menunjukkan kepribadian introvert. Tak jarang Dew lah yang menginap disini, namun hanya beberapa kali saja demi keamanan

" Papa?"

"Papa kan hacim hacim jadi dirumah dulu"

"Kay"

Tara akhirnya setuju untuk menginap, toh dia juga ingin merasakan tidur tanpa dilihat oleh orang tuanya

.

.
"My love, you feel better?" suara Chan halus dari balik pintu

Namun yang Chan dapat malah suaminya yang terlihat kesal dengan sesuatu yang ada di ponselnya.

"Ish! Aku benci sakit! Lihat ini!" Big menyodorkan ponselnya pada Chan
Rupanya Pol dan Arm sedang berpesta alkohol bersama Thankun. Terlihat juga Ken di ujung foto dengan kemeja terbuka

'Cih otot kering saja pamer' batin Chan

Pintu kamar mereka diketuk dari luar dan terdengar suara-suara
"Papa! Ta bai bai" pamitnya tiba-tiba

Chan mengecek keluar dan ternyata benar, salah satu dari bodyguard  menjemput anaknya untuk pergi menginap

"Bai bai juga boy" sahut Chan sembari memberikan ciuman di dahinya

Chan kembali ke dalam kamar menemani cintanya yang masih iri dengan teman-temannya

"Tara kemana?" tanya Big yang ikut ikut mengatakan salam perpisahan pada anak mereka

"Dew minta Tara menginap" jelasnya

"Tumben sekali dia mau"

Sementara di mansion. Beberapa orang sibuk menyiapkan senjata namun menyembunyikannya di balik baju casual. Beberapa memakai name tag samaran

"Cepat! Cepat! Konsernya mulai jam setengah delapan! Nanti macet" ujar Porsche garang dengan perut buncitnya. Anak keduanya bersama Kinn baru diawal trimester pertama didalam sana. Jangan heran lagi jika diusia dewi yang belum genap tiga tahun sudah punya 2 adik

"Sayang, pakai baju hangat oke? Jangan keluar dari zona vvip, jangan pergi ke toilet sendirian" banyak petuah petuah yang Kinn keluarkan untuk suaminya yang tidak sabaran menonton konser

"ramai sekali, memang siapa yang tampil?" tanya Kimhan yang dari awal melihat kakak iparnya buru-buru

"Ini konser solo Jeff Satur! Kurasa keponakan mu kali ini akan jadi penyanyi hebat" seru Porsche

"Hanya dia? Kukira Blackpink"

"Memangnya kalau Blackpink tampil kau akan datang?" tanya Porsche

"Tidak juga"

.

"Lala, nanti daddy nya kitten tu atuh tau" kata Dew yang memberikan spoiler pada film Lion King yang terus menerus diputar. Bahkan Tara sendiri sudah hafal betul alur ceritanya

"Tala, no lala dewiy" koreksi

"Iya lala" tetap saja salah

Kinn masuk ke kamar Dew dengan buku cerita bergambar ditangan nya. Berjalan merapikan tempat tidur sang anak yang harus dikurangi bantalnya karena ada tubuh tambahan yang menempati

"Boys, lihat sudah jam berapa?" tanya Kinn

"Dam telul telul" sahut Dew mengatakan angka delapan karena terlihat seperti telur yang ditumpuk dan jam delapan juga waktunya untuk tidur

Dew dan Tara kompak naik ke atas kasur sementara Kinn mematikan tv yang memutar film. Kinn membacakan cerita tentang seorang anak laki-laki yang sangat menyayangi keluarganya, tapi dia sering sekali bertengkar dengan sepupunya karena ingin perhatian yang lebih dari kakek neneknya. Terdengar familiar

Setelah selesai membacakan cerita, Kinn mematikan lampu dan mengucapkan selamat malam untuk keduanya. Tara yang mengantuk berat langsung menutup matanya dan bersiap masuk ke alam mimpi

"Lala, cipupu tu ciapa?" tanya Dew

Mata Tara langsung terbuka. Benar juga, siapa itu sepupu?

"Adik moshi dak?"

Dew kembali berfikir, apa benar adik bayinya si Mos itu adalah seorang sepupu?

.

.

Entah mengapa malam ini Big merasa Chan tidak mau melepaskan sentuhnya, terlebih pada jarinya yang terpasang cincin pernikahan mereka

"There's something in your mind?"

Chan menghela nafas sebentar, lalu mencium satu persatu jemarinya

"Sebentar lagi Tara akan masuk sekolah dan aku secepatnya berusia enam puluh tahun. And you looking for someone that better than me"

Big memutar matanya malas. Mulai lagi pembicaraan ini

"Dengarkan ini tuan Chan. Aku menyukai seseorang yang tidak kusangka bisa dimiliki sejak awal. Aku ingin kau jadi yang pertama dan terakhir untukku"

"Tapi aku lebih terlihat seperti kakek dari anak kita" sendu Chan

Big dengan tiba-tiba menciumnya dengan intens ditengah keresahan hati suaminya

"Aku ingin sembuh dengan metode skin to skin plus plus, so you better shut up and f*ck me sebelum aku berubah pikiran" ancamnya

"You really know how to cheer me up darling"

.

Hai! Koala saja disini!

Update tipis tipis sebelum aku tinggal nyepi and happy new year saka 1945

BTW kalian mau gak kalo aku bikin langsung next some years later? Capek nungguin Porsche hamil mulu

Sampai jumpa di chapter selanjutnya dan maaf jika ada typo atau kata yang menyinggung

Bubye.

This HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang