"Dad, ini benar rumahnya?" tanya pria yang mengemudikan mobil
Sementara pria yang ditanyai kembali melihat alamat yang ia pegang
"Benar kok. Ran, coba kamu turun panggil orang dirumah, Daddy lupa minta nomor nya" Orang yang dipanggil Ran memutar matanya malas, sudah biasa dengan kepikunan ayahnya
"Permisi! Halo! Selamat sore! Tata!" segala jenis sapaan untuk mengundang pemilik rumah keluar belum membuahkan hasil. Namun Ran tidak menyerah begitu saja, baru ingin berteriak lagi, ternyata ia melihat ada anak kecil yang sepertinya berusaha merapikan rumput yang ada ditaman rumahnya, walaupun tidak terlalu rapi juga
"Tata! Tata lihat sini! Tata ini kakak!" Ran terus berteriak untuk menarik perhatian Tara
Tara yang melihat ada orang tinggi yang mengintip dari gerbang langsung menyembunyikannya diri dibalik pot
"Jangan kesini! Nanti aku bilang Yaya!" marahnya
Ran sadar bahwa Tara tak lagi mengenalinya, mungkin ada sesuatu yang perlu ia coba. Sesuatu yang berkesan pada saat pertama kali mereka bertemu
"Tata ayo lihat ikan lagi! Kakak belikan ice cream!"
"Rasa apa?" jawab Tara
"Coklat mau?" dan tanpa pikir panjang, Tara langsung menggeser kunci gerbang yang memang hanya bisa dibuka dari dalam, kuncinya otomatis terbuka jika pemilik dan orang yang dikenali sistem terdeteksi diluar. Tara langsung mengangkat kedua tangannya minta untuk digendong oleh Ran. Namun tiba-tiba ada suara tembakan yang mengenai kaca mobilnya, untuk orang-orang yang ada didalamnya bisa menghindar. Sementara penembak yang tidak lain adalah Big tetap tegak memegang senjata api nya
"Turunkan anaku sekarang!" Ran segera menuruti perintah dari Big, dan Tara langsung lari ke belakang Papanya dengan airmata berlinang karena kaget dengan suara keras
"Semua yang ada didalam mobil keluar! Berlutut dan angkat tangan diatas kepala!" ucapnya
Semua yang berada didalam mobil bergegas keluar dan langsung berlutut mengikuti perintah, total ada empat orang yang sekarang menjadi tawanan Big.
"Umm, itu, kami sebenarnya..."
"Diam!" Big mengeluarkan satu tembakan peringatan
"Kalian berani sekali melakukan penculikan siang hari terik begini?! Tara kunci gerbangnya!"
Tara bergegas lari untuk menutup gerbang, namun ternyata ada Chan yang hendak masuk ke dalam, ia datang karena mendengar beberapa suara tembakan dari rumahnya. Tanpa pikir panjang ia langsung pulang
" Ta.. Siapa yang tembak tembak itu?"tanya Chan
" Papa" jawab Tara
Jelas saja dihalaman depan rumahnya ada Big yang sedang menyandera empat orang laki-laki. Dan tentu Chan mengenali salah satu dari mereka. Ia menyuruh Big untuk menurunkan senjatanya
"Big, tenang dulu, mereka tidak berbahaya" Chan melirik keempat orang yang sudah berwajah pucat pasi karena hampir tertembak
"Apanya tidak berbahaya? Dia yang tinggi itu teriak teriak didepan rumah tidak tau sopan santun, memanggil manggil Tara yang sedang bermain dan merayunya dengan ice cream agar mau digendong. Kurang bahaya apalagi mereka?" lantang Big
Chan memijit pelipis nya pelan. Bukan ini rencananya, hampir saja ada orang mati dirumahnya
" Jadi begini, masih ingat kemarin aku membawa Tara keluar bertemu seseorang? Aku menyuruh mereka kemari untuk memperkenalkan anggota keluarga baru padamu love" jelasnya dengan lembut
