(Romance Comedy)
Manis Russell, seorang cosplayer bernama panggung Hensom, tidak sengaja mengambil ciuman dari personel boyband HotShot, Janji. Sejak insiden itu, Manis berusaha menghindari hal berbau HotShot.
Bagi Janji Brown, sosok yang bikin dia...
Seperti sebelumnya, Janji tetap diam tak menjawab. Wajahnya tampak memikirkan banyak hal.
"Kamu nggak mau coba, nih?" lanjut Manis, masih berusaha membujuk.
Kali ini Janji tersentak. "Ya? Coba apa?"
Tanpa aba-aba Manis menarik tangan Janji. Tak perlu bertanya mengapa Janji banyak diam, tangan Janji gemetaran. Manis bisa merasakannya.
Tinggi mereka yang tidak jauh, langkah mereka yang mendadak seirama, membuat beberapa penggemar cerita BL mengharapkan kisah cinta tumbuh di antara mereka. Terlebih lagi para penggemar Manis tidak ada yang tahu kalau Manis aslinya perempuan. Pasalnya Manis tidak pernah menyebutkan gendernya. Manis lebih sering menyebut dirinya *non-biner kepada para penggemar Hensom.
Manis membeli takoyaki dua porsi. Sebenarnya dia bohong soal cobain takoyaki. Dia sibuk berkeliling dan melihat mana yang bagus untuk dibeli, itu saja menghabiskan waktu sejam, belum sempat mencicipi kulinernya. Manis sengaja mengajak Janji pergi makan bersama supaya wajah laki-laki itu tidak sedih lagi.
Namun, saat berada di depan stand booth takoyaki pun, Janji seperti kehilangan arah. Manis memperhatikan ekspresinya dan tangan yang tak berhenti gemetaran.
"Oh, iya. Tunangan kamu suka cosplayer juga?" Manis membuka obrolan agar Janji tidak diam saja.
"Iya."
"Cosplayer tokoh laki-laki atau perempuan?"
"Ada bedanya?"
"Nggak, sih, bedanya cuma di kostum. Kalo bercosplay jadi laki-laki penampilannya dibuat seperti laki-laki. Biasanya ada perempuan cosplay jadi laki-laki," jelas Manis.
"Saya baru tau." Janji memaksakan senyum. Pikirannya penuh dengan perkataan demi perkataan yang dilontarkan beberapa perempuan sebelumnya.
Janji menutup matanya dengan telapak tangan dan menghela napas. Tangannya masih gemetaran. Manis menyadari perilaku Janji yang cukup mengkhawatirkan.
"Are you okay?" tanya Manis khawatir.
Janji menarik telapak tangannya, masih berusaha memaksakan senyum. Dia ingin segera pergi. Sudah tak nyaman lagi berada di tempat ini. Pandangan Janji mulai berubah. Menurutnya orang-orang memberi tatapan benci dan muak padanya, padahal tidak. Ketakutan dan kepanikan Janji mulai bermunculan.
