4. Adik comblang

4 1 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak Algian.

Aku harap kalian menyukai nya.

Jangan lupa tinggalin jejak, ya.

-Happy reading-

Suara tawa Aira semakin keras ketika Kiara baru saja menceritakan kejadian yang ia alami disekolah tadi. Kiara tidak pulang ke rumah terlebih dahulu, melainkan ke rumah Aira. Keduanya kini sedang di kamar Aira, duduk di tengah kasur sembari menonton televisi.

"Seriusan lo masuk BK lagi?" tanya Aira yang masih belum percaya.

Kiara memajukan bibirnya, gadis itu cemberut karena sedari tadi Aira hanya bisa meledek dan menertawakannya.

"Udah berapa kali?" tanya Aira lagi.

"Dua ratus."

Aira yang mendengar jawaban Kia langsung duduk di samping gadis itu. "Lo ngapain aja sampai Dua ratus?"

"Bolos." Jawabnya enteng. Ia melirik Aira sinis. Wajah Kia berubah kesal, ia turun dari tempat tidur Aira dan pindah ke sofa.

Aira masih tertawa terbahak-bahak. Ia semakin kesal dan berbaring di sofa dengan bantal sofa yang menutupi kepalanya. Pliss deh, gue kesini mau minta cara buat ngedeketin Algi, bukannya malah di ketawain.

"Tante, ini anaknya di kasih makan apa, ya? kok nyebelin banget jadi orang!" teriak Kia.

Dengan cepat, Aira melempar bantal ke arah Kia dan tepat mengenai wajah Kia.

***

"KAK AL."

Teriak Syifa sambil menggedor-gedor pintu kamar Algi. Sudah berulang kali Syifa teriak, tapi, belum ada sahutan dari dalam kamar.

"KAK AL BUKA PINTUNYA, PENTING!"

Karena tidak sabaran, Syifa sudah mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar Algi. Baru saja satu langkah, pintu tersebut sudah terbuka.

"Mau ngapain? pecicilan banget jadi cewek. pintu gue rusak lo ganti rugi." ucap Algi saat baru saja membuka pintu. Syifa hanya cengengesan, ia berhenti tepat di depan Algi.

"Ya, masa lebih sayang pintu dari pada adiknya."

Algi memutar mata nya malas. Malas punya adik yang kelakuannya kayak gini.

"Mau ngapain?" tanya nya lagi.

Syifa menepuk jidat nya. "Oh, iya, lupa. Cepetan Kakak siap-siap ada tamu yang mau ketemu Kakak."

"Siapa?"

"Nanti Kakak juga tahu."

"Cewek apa cowok?"

"Udah nggak usah banyak tanya, sana cepetan siap-siap." ucap Syifa mendorong Algi ke dalam.

***

"Abis main dari mana jam segini baru pulang?" Kia menghentikan langkahnya ketika mendapat pertanyaan dari sang Papa.

"Habis dari rumah, Aira." jawab nya.

"Ngapain?"

Kia memutar matanya malas sambil menghela napas. Gadis itu membalikkan badannya menghadap sang Papa yang sedang duduk sembari membaca koran.

"Katanya Papa nggak mau punya anak bodoh. Ya, udah, Kia berusaha ngikutin kemauan Papa."

Kia langsung berbalik badan dan berjalan menuju kamar nya. Mempunyai Orang tua yang suka mengekang membuatnya tidak betah berada di rumah. Itu sebabnya, ia memilih tidak langsung pulang ke rumah.

***

Algi berjalan cepat menuju pintu utama setelah keluar dari mobil. Ia membawa mobil Mama nya, karena Syifa merengek tidak mau naik motor. Wajahnya terlihat sangat marah dengan napas yang menggebu. Cowok itu membuka pintu dan masuk, kemudian ia banting dengan keras. Sedangkan Syifa sedang berlari mengejar Algi yang sudah lebih dulu masuk.

"KAK," teriak nya sembari membuka pintu. "KAKAK MARAH YA? JANGAN MARAH, DONG KAK."

"Kak, syifa minta maaf." ucapnya dengan lirih.

Algi membalikkan badan dan menatap Syifa. "GUE KAN UDAH PERNAH BILANG, GAK USAH KENALIN GUE SAMA CEWEK MANAPUN." suara Algi yang masih meninggi membuat Syifa ketakutan sehingga ia menundukkan kepalanya.

"Ya, kan, aku udah minta maaf."

"Ini ada apa, sih? kenapa kalian ribut?" tanya Maya, Mama Algi dan Syifa, yang langsung keluar dari kamar ketika mendengar suara keributan.

"Anak cewek, Mama nih bikin ulah!"

"Ih, nggak, Ma. Syifa nggak ngapa-ngapain kok." sanggah Syifa dengan cepat.

"Syifa cuma mau cariin Kak Al pacar aja biar nggak jomblo." lanjutnya.

"Itu yang bikin gue sebel sama, lo." ucap Algi keras ketika ia mulai naik ke tangga.

"Udah-udah, ini udah malam. Sekarang kalian masuk ke kamar masing-masing terus tidur." ucap Maya melerai keduanya.

Syifa juga ikut jalan menaiki tangga. Gadis itu terkejut ketika kakinya baru saja menapakkan di tangga ke tiga.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Algi yang sudah sampai di atas.

"Kak Al lupa, ya, kamar kita kan sebelahan." jawab nya. Seketika Algi terdiam, gara-gara memarahi Syifa ia jadi lupa kalau kamar nya bersebelahan dengan Syifa.

ALGIAN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang