3.Pesona sang kapten basket

5 1 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak Algian.

Aku harap kalian menyukai nya.

Jangan lupa tinggalin jejak, ya.

-Happy reading-

"Algi," panggil kia ketika ketika melihat Algi baru saja turun dari motor Vespa nya. Algi memang lebih sering memakai motor Vespa dari pada motor Sport nya yang berada di rumah. Lebih nyaman pakai Vespa, katanya.

Algi yang merasa namanya di panggil langsung menoleh ke belakang. Melihat Kia yang berdiri tak jauh darinya, ia pun enggan membalas panggilan Kia. Cowok itu kemudian menaruh helm nya di spion, dan langsung pergi dari parkiran.

Kia yang melihat Algi pergi langsung menyusul cowok itu. Gadis itu berlari secepat yang bisa. Ia hampir saja bisa menyamakan langkah kaki nya dengan Algi, Namun, seketika ia terjatuh menabrak seseorang.

"Kalau jalan pakai mata, dong!" marah cowok itu.

"Sorry, ya." ucap Kia.

Algi yang mendengar ada keributan di belakang langsung membalikkan badannya. Ia langsung saja berjalan menghampiri Kia yang masih duduk di bawah sambil membersihkan telapak tangannya. Setelah sampai, Algi mengulurkan tangannya, berniat untuk membantu gadis itu berdiri.

Kia menatap Algi sebetar lalu beralih menatap tangan Algi. Dengan senang, Kia langsung menerima uluran tangan Algi. Kia menampilkan senyumnya, belum sempat ia mengucapkan terima kasih, Algi sudah lebih dulu berucap begini.

"Besok-besok nggak usah ngejar gue lagi, kalau akhirnya lo jatuh." Algi menatap Kia datar, kemudian ia pergi dari hadapan Kia.

Senyum yang semula ia tampilkan, seketika memudar.

***

Kiara baru saja keluar dari perpustakaan, ia baru saja mengembalikan buku yang ia pinjam minggu lalu. Kiara berjalan sendirian di koridor menuju kelas. Bel masuk sebentar lagi akan berbunyi. Namun, Kia ingin berjalan-jalan dahulu untuk menghilangkan suntuk nya.

Kia kini sudah berjalan menuju lapangan. Tanpa sengaja, ia melihat Algi yang sedang bermain basket bersama temannya. Gadis itu melihat sekitar, koridor sudah mulai sepi, sudah tidak ada orang yang berlalu lalang. Bel masuk baru saja berbunyi, bukannya pergi dari sana, Kia malah mendekat ke pinggir lapangan.

Gadis itu menatap Algi, rasa suntuknya tadi seketika hilang. Algi, sang kapten basket yang banyak di kagumi semua siswi. Entah kenapa, pesona cowok itu sangat menarik. Mulai dari wajah nya, pinter nya, cara main basket nya, apapun itu tentang Algi, Kia menyukainya. Ya, meskipun cowok itu cuek.

"Yeay, semangat, Al!" teriak Kia sembari bertepuk tangan saat melihat Algi memasukkan bola ke dalam Ring. Semua yang ada di lapangan langsung menoleh ke arahnya. Kia yang di lihat seperti itu hanya diam. Gadis itu hanya nyengir menampilkan gigi nya sembari melambaikan tangan.

"KIARA, NGAPAIN KAMU DI SITU? MASUK KELAS!"

Teriakan Bu Dita mampu membuat Kia diam, ia langsung menoleh dan mendapati mata Bu Dita yang melotot.

Bu Dita adalah guru BK yang paling killer di sekolah.

Kelas Kia berada di lantai atas, sedangakan tangga untuk menuju ke lantai atas ada di belakang Bu Dita. Mau tidak mau, Kia harus melewati Bu Dita.

"Permisi, Bu," Kia mempercepat jalannya.

Saat Kia lewat di depannya, Bu Dita langsung menghentikan langkah Kia.

"Kiara, ikut ke ruangan saya."

Mampus.

***

Saat ini, Kia sedang berada di ruangan Bu Dita. Ruangan nya lumayan besar, ruangannya juga sangat bersih seperti biasa nya. Ruangan nya juga menggunakan AC, tapi, kenapa dirinya merasa gerah?

"Kiara, kenapa kamu tidak masuk kelas?" tanya Bu Dita menginterogasi.

"E-anu, Bu, saya lagi ngeliatin pacar saya." jawab Kia tanpa ragu.

"Siapa pacar kamu?"

"Algian, Bu."

"Algian?"

Kia mengangguk. "Iya, kenapa, Bu, kita cocok, kan?" sahut Kia bersemangat.

"Iya, dong, Bu. Algi ganteng terus saya cantik, pasti nanti anak kita ganteng cantik juga." lanjut nya.

Bu Dita memegang kepala nya. Ia tidak sakit, ia hanya merasa pusing saja. Pusing kenapa dirinya bisa mempunyai murid seperti Kiara ini.

"Kiara, kamu boleh berfikir atau pun berkhayal seperti itu. Tapi.."

Saat menjeda ucapannya, Bu Dita langsung membuka buku pelanggaran Siswa/siswi, lalu ia letakkan di depan Kiara.

"Apakah kamu tidak pernah berfikir, kenapa kebanyakan nama kamu yang ada di buku saya?"

ALGIAN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang