"Pa—man." Ucap Aciel dengan lirih."Aciel...syukurlah kau bangun sayang." Ucap Xender yang kini tengah menciumi telapak tangan milik Aciel.
Setelah berjuang diruang ICU selama beberapa hari kini mata itu telah terbuka kembali meski dengan sayu.
Selama berada di ICU Xender tak pernah beranjak dari sisi Aciel dia benar benar takut bahwa mata yang biasanya menatapnya polos itu tak akan terbuka lagi.
"Ha—us." Hanya Ucapan lemah yang mampu dilakuakan Aciel karena sekujur tubuhnya terasa sangat sakit dan juga lemas.
"Akan paman ambilkan." Setelah mengucapkan itu kini Xender tengah menganti masker oksigen dengan nassal canulla agar Acie lebih mudah untuk minum.
"Terim—a kas-ih pam-an." Ucap Aciel dengan susah payah.
"Apa yang Aciel rasakan katakan pada paman sayang." Ucap Xender yang kini tengah mengelus kernyitan dikening Aciel pertanda bahwa bocah itu tengah kesakita.
"Sssak—ithhh...hikss ssak—itgh seka—li huh pam—an hiks semu—anya sakithh." Bibir yang biasanya tersenyum ramah kepada semua orang kini tengah merintih menahan sakit yang menyerangnya dari berbagai arah.
Xender yang melihat itu pun mendongakan kepalanya agar air mata tak jatuh.hatinya begitu sakit melihat Aciel yang kesakitan seperti ini.
Nafas Aciel hanya satu satu ditambah wajahnya yang kini pucat pasi dengan bibir yang bergetar menahan sakit.menambah betapa kuyunya kondisi bocah itu saat ini.
"Hiksss sud—ah Aciel sudah hikss gak kuat hikss Ciel mau pul—ang hikss ughh hikss akhh hikss." Rancau Aciel dikala ia tak sanggup menampung sakit ditubuhnya yang semakin menjadi.
"Tenang sayang..tenang Aciel kuat Ciel katanya mau jadi super herokan Aciel kuat bertahan ya." Ucap Xender yang kini telah frustasi.
"Pam—an kenap mama bua—ng Aciel apa Aciel Nakal hikss papa dima-na Aciel buk-an anak h-haram kan hikss." Ucap Aciel yang kini tengah menatap Xender dengan mata sayunya yang hanya terbuka satu garis.
"Paman Aciel mau tidur saja boleh yah...Aciel capek paman..Aciel mau pulang kerumah Aciel mau pulang ." Ucapan lirih Aciel barusan cukup membuat Xender merasa kehilangan pijakannya.
Ia paham meski Xender selalu ada untuk Aciel tapi Xender bukanlah tempat pulang untuknya karena yang diinginkan Aciel adalah tempat dimana ibu dan juga ayahnya berada.
Namun Aciel sadar ia tak memiliki tempat pulang.ibunya tak mau mengakuinya sebagai anak begitupun nenek dan juga pamannya.
Jadi satu satunya tempat yang akan menerimanya hanyalah dirumah tuhan.
"Hei dengarkan paman...paman sudah menemukan dimana papamu berada..kau bilang ingin bertemu papamu dan menanyakan sesuatukan...paman sudah menemukannya Aciel bertahan ya." Ucap Xender yang kini tengah menciumi tangan munggil yang ia genggam.
Aciel sama sekali tak merespon hingga Xender mengecek denyut nadinya ia baru bernafas lega ternyata Aciel hanya tertidur.
Seminggu telah berlalu entah dapat kekuatan dari mana Aciel yang sempat masuk ICU dan kritis itu kini tengah tersenyum dengan manis sambil melihat sebuah foto yang menampilkan seorang laki laki dewasa.
"Papa sangat tampan kan paman shishishi." Ucap Aciel berulang ulang ketika ia melihat foto itu.
"Kau tau paman tak tau banyak karena informasinya sangat tertutup paman sangat susah untuk menembus pertahan informasianya maafkan paman ya." Ucap Xender.
"Hmmm tidak papa paman Aciel sangat berterimaksih.jadi tidak sabar untuk bertemu papa shishishi." Ucap Aciel yang kini tengah memeluk foto yang diketahui merupan seorang pengusaha kaya raya dan tersohor dikalangan para pembisnis itu.
Xender sengaja tak memberitahu perihal semuanya ia hanya tak ingin Aciel kehilangan semangat berjuangnya.
Selama ini yang diinginkan Aciel hanya ingin merasakan bagaimana rasanya punya ayah.
Dan ingin menanyakan sesuatu kepada ayahnya.
"Nah paman antar sampai sini ingat kalau ada apa apa Aciel harus telpon paman.saat itu juga paman akan langsung menjemputmu paham!!." Ucap Xender yang kini tengah mengantar Aciel didekat sebuah mansion.
"Jangan lupakan obatmu dan setian 30 menit sekali hirup inhalermu paham." Aciel yang mendengar petuah berulang dari pamannya itupun hanya tersenyum manis ia paham apa yang dikatan pamannya itu meski takut Aciel akan terus melangkah untuk bertemu dengan ayahnya.
Meski ia bersikeras tak mengizinkannya namun Xender tetap kalah karena Aciel Bilang ini adalah permintaan terakhirnya sebelum ia benar benar pulang kerumah.
"Paman tenang saja...Hanya sebulan Aciel janji setelah itu Aciel gak minta apa apa lagi paman." Ucapan Aciel tentu membuat Xender termenung sesaat sebelum sebuah kecupan ia terima dipipinya.
"Paman Aciel pergi dulu ya...jangan kangen Aciel ya hihi." Xender hanya mampu menatap pungguh rungkih itu dari mobil dia khawatir bagaimana kalau mereka menolak mentah mentah Aciel.
"Tuhan tolong lindungi Aciel." Gumamnya.
Kini Aciel sudah sampai digerbang sebuah mansion yang terlihat megah dengan gaya eropa clasiknya.Ciel disambut beberapa bodyguard yang memang bertugas untuk menjaga rumah tersebut.
"Adek kecil apa kau tersesat.?" Tanya salah seorang penjaga itu.
"Aciel mau bertemu papa..papa didalam kan?" Ucap Aciel sambil menyodorkan sebuah kertas yang diyakini adalah surat DNA yang menyatakan bahwa Aciel adalah anak kandung dari majikan mereka.
Sontak semua yang berada disitu sangat terkejut melihat seorang anak kecil dengan surat DNA itu.karena setau mereka Tuan besar hanya memiliki dua orang putra saja.
Lalu anak kecil berkulit putih susu yang terlihat sangat imut ini siapa....
"Ada apa ini.?".........
줄어🥱🥱🥱🥱
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya satu bulan
RandomDisebuah taman rumah sakit terlihat seorang anak yang diperkirakan berusia 13 tahun yang sedang melihat anak anak lain yang sedang barmain dengan kedua orang tuanya. Paman,apa paman sudah mencari dimana rumah papa dan seperti apa wajahnya ucap anak...