Aciel

1K 89 2
                                    













"Hei...kesayangan paman, lama sekali tidurnya hmm paman jadi kangen sekali." Ucap Xander kepada Ciel yang kini sudah bangun dan menatap Xander dengan mata sayunya.

Pagi tadi saat Xander tengah selesai bertugas ia segera masuk keruangan Ciel karena salah seorang perawat yang ia tugaskan untuk menjaga Ciel mengabari kalau Ciel membuka matanya.

Segeralah ia masuk dan mulai memeriksa kondisi tubuh lemah Ciel.

Xander terus mengajak berbicara meski hanya dibalas kedipan lemah Ciel mengingat mulut Ciel masih terpasang selang yang masuk langsung ketenggorokannya.

"Kesayangannya paman tidurnya lamaaaa sekali padahal paman mau ajak Ciel makan cake yang ada dicafe depan tapi Ciel tidurnya lama.paman jadi kesepian." Ujarnya.

"Baiklah Ciel istirahat lagi ya supaya kondisinya lebih baik supaya selangnya bisa dilepas ya.paman tau Ciel tidak sukakan dengan selangnya maafkan pamannya." Ucap Xander yang kini tengah mencium kening Ciel.

Bocah itu nampak kuyu tatapannya pun sayu seolah tidak ada kehidupan sama sekali.





Setelah memastikan Ciel tertidur lagi kini Xander tengah berada dibangku taman rumah sakit dengan Zergan.

Tepat saat ia keluar dari kamar Ciel Zergan ternyata tengah berdiri didepan ruang rawat itu.Sebenarnya Zergan ingin masuk tapi rasa bersalah membuatnya urung ia takut memperburuk kondisi Ciel jadilah ia menunggu didepan ruangan Ciel sampai Xergan keluar dan mengajakannya bicara ditaman.

"Kalau tidak ada hal yang ingin dibicarakan aku pergi dulu." Ucap Xander yang hendak berdiri.karena sejak setengah jam lalu mereka hanya berdiam dengan pikirannya masing masing.

"Tunggu,bagaimana kondisinya." Tanya Zergan yang kini tengah berdiri menghampiri Xander.

"Hah...baiklah aku akan mengatakan yang sejujurnya.kondisi Ciel sangat buruk ia bisa pergi kapan saja dan aku sudah melakukan apa saja yang aku bisa."

"Sebuah keajaiban ia bisa bangun dan bertahan sampai detik ini." Ucap Xander.

"Bagaimana dengan donor jantung.aku rasa aku bisa nencarikannya" Ucap Zergan.

"Kondisinya terlalu lemah tubuhnya tak akan sanggup menerimanya." Jawab Xander.

Setelah percakapannya itu kini Xander pamit pergi karena masih ada yang harus ia kerjakan dan setelah itu Zergan termenung seoarang diri dengan berbagai fikirannya.
























Terhitung sudah tiga hari semenjak ciel membuka mata dan melewati berbagai pemeriksaan kini kondisi Ciel berangsung membaik meski bukan dalam arti yang sebenarnya.

Meski begitu selang yang berjejal dimulutnya juga sudah diganti dengan masker oksigen.

Kini Ciel tengah berada diruang rawat ditemani Damian.

Damian sendiri langsung pergi kerumah sakit begitu mendengar Ciel sudah bangun dari koma nya.

Kini Damian seolah menjadi kepribadian lain tak seperti waktu itu.

Perubahan besar Damian bisa dilihat kini ia sangat lembut kepada Ciel.meski begitu Ciel sama sekali tak merespon Damian ia hanya menatap kosong sekelilingnya meski Damian sering mengajaknya mengobrol hanya untuk mengambil alih fokusnya.

"Ciel...ini papa nak,papanya Ciel...papa minta maaf ya sudah berbuat kasar sama Ciel.kita mulai lagi dari awal ya." Ucap Damian yang kini tengah mengelus surai lembut milik Ciel.

Namun lagi lagi Ciel tak merespon bocah itu kini hanya menatap kosong kearah depan dengan mata sayunya.

"Sayang,dengarkan papa..Papa minta maaf ya nak.nanti kita jalan jalan ya kita ke taman papa ajarin naik sepeda juga ya." Ujar Damian dengan parau.

Kini Ciel mulai merespon meski lamban.perlahan mata sayunya menatap Damian namun hanya sesaat sebelum suara pintu mengalihkan fokusnya.

Pintu terbuka dengan Xander yang masuk dengan jas kebesarannya dan juga senyuman diwajahnya.

"Eh kesayangan paman sudah bangun ya.sudah lama bangunnya." Ucap Xander yang kini tengah mengelus surai Ciel.

"Ciel pasti senangkan ditemani papa nya Ciel.." ucap Xander yang mencoba mencairkan suasana.namun hanya dibalas kedipan mata sayunya.

"Pa...man....tol..ong Ciel." Ucap Ciel dengan susah payah.

"Tolong apa sayang." Jawab Xander yang tak mengalihkan pandangannya sedikitpun.

"Tolong ber...sihkan ...tangan Tu..an ini...Ciel ba..u...to..long bersi..hkan paman." Ucap Ciel dengan terbata.karena jujur saja untuk menarik nafas saja rasanya sangat susah apa lagi untuk berbicara.

"Hei Ciel bilang apa nak,Ciel tak bau sama sekali Ciel wangi lo." Ucap Damian yang kini tengah memegang tangan kecil milik Ciel namun Dengan lemah Ciel mencoba melepaskannya.

Damian yang menerima penolakan dari Ciel pun terus membujuknya namun bocah itu malah menangis.

"Hikss..pam..an hikss...ta...kut..bersihakan hiks-ss tangan Tu-an ini hikss...tubuh Ciel kot..or..." ucapnya.

"Hei hei bagaimana bisa Ciel bau papa Ciel sendiri yang selalu membersihakan tubuhnya sayang." Ucap Xander mencoba menenangkannya namun detik berikutnya membuat Damian dan juga Xander mematung sesaat karena melihat Ciel yang kejang kejang dengan memuntahkan darah dari mulutnya.

Zergan yang sejak awal mengintip dari celah pintu pun panik dan langsung masuk sekaligus membuat mereka sadar dengan kondisi Ciel yang memburuk.

Secepat kilat Xander memeriksa Ciel tak lupa juga ia memencet tombol emergancy guna memanggil perawat lainnya.


































Selamat beribadah bagi yang menjalankan🍑kalo typo tandainya🙂

Hanya satu bulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang