; the cold face

35 5 1
                                    

.
.

Hal pertama yang memenuhi isi pikiran Hye Yeon ketika memasuki rumah sakit adalah, wah. Gila, benar-benar semegah ini. Dan hal lain ketika melihat kondisi sekitar yang banyak beberapa dokter, pasien, dan perawat berlalu lalang adalah, sepertinya benar-benar darurat?

Langkahnya terhenti ketika Seung Hwan yang berada di depannya turut berhenti dan membalikkan badannya menghadap si kuncir kuda. "Kau bisa ke ruanganku untuk beristirahat, Sun Jae akan mengantarmu."

"Sun Jae?" Hye Yeon kebingungan.

"Koas¹ di sini, dia dekat denganku," jawabnya sembari menyipitkan mata melihat ke sekitar. "Sun Jae! Kemari sebentar."

Ketika Hye Yeon mengikuti arah pandang Seung Hwan, ia dapat melihat lelaki yang nampaknya lebih muda dari mereka berdua tergesa-gesa menuju ke arahnya dengan setelan jas berwarna putih.

"Iya, Kak? Ada apa memanggilku?"

Seung Hwan tersenyum sejenak sembari melihat ke arah Hye Yeon. "Antarkan dia ke ruanganku, aku harus pergi ke ruangan pasien yang kau sebutkan di telepon tadi." tangannya memegang pundak yang lebih muda.

Sun Jae mengangguk paham, beralih menatap Hye Yeon sembari tersenyum ramah, "Ikut saya, Kak." lalu langkahnya pergi ke arah lift berada. Hye Yeon mengikutinya, sebelum pergi, ia melemparkan senyuman manisnya pada Seung Hwan yang dibalas lambaian tangan dan senyum yang tak kalah manisnya juga.

.

Hye Yeon membaringkan tubuhnya di atas sofa panjang di ruangan temannya. Energinya sudah terkuras cukup habis untuk kegiatan seharian ini--ditambah dirinya harus memikirkan masalah dulu yang tak henti-hentinya dapat keluar dari pikirannya sedari tadi.

Tangannya mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja lalu menghidupkannya. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, satu jam lebih dirinya sudah mondar mandir, merebahkan diri, atau mengintip barang yang ada di ruangan Seung Hwan.

Mungkin, ada baiknya juga tadi dia memesan taksi online daripada terjebak di ruangan dokter ini. Terlebih melihat bagaimana dokter dan perawat mondar mandir membawa pasien, tentu Seung Hwan sangat sibuk sekarang, dia tak tega untuk menyuruhnya mengantarkan dirinya pulang.

Kalau sudah begini, akan lebih baik jika gadis itu tetap saja berada di sini. Dia juga ingin tahu kedai ayam mana yang akan Hye Yeon kunjungi besok, jaraknya cukup dekat, kan? Hye Yeon tak sempat untuk memperhatikan sekitar tadi ketika perjalanan menuju rumah sakit.

Karena sudah cukup bosan dengan kegiatan bermain ponsel yang hanya menggulir beberapa video dan foto di media sosial, Hye Yeon lekas berdiri lagi. Meja Seung Hwan terlihat berserakan, banyak kertas-kertas dan beberapa dokumen yang membuat Hye Yeon tak nyaman melihatnya.

Sebenarnya, sedari tadi ketika ia masuk ke dalam ruangan, niat untuk membersihkan ruangan yang cukup berserakan sudah ada. Hanya saja Hye Yeon takut jika beberapa dokumennya hilang karena dirinya. Namun, karena sudah terlalu bosan, akhirnya gadis itu melangkah pelan-pelan ke arah meja berbahan kayu di depannya itu.

Oke, mungkin aku akan membuatnya rapi agar kunjunganku ke sini tidak sia-sia.

Sebelum tangannya menata beberapa dokumen, netranya tak sengaja melihat beberapa foto yang membuat keningnya mengerut dalam-dalam. Tangan kanannya mengambil ragu-ragu foto itu sebelum diamati dengan saksama.

CRIMSON : Echoes Of The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang