5. Good bye omaticaya

59 12 1
                                    

Aku dan Neteyam pergi ke bagian tertinggi dari pohon, karena neteyam bilang disana tempat ia menaruh ikrannya. Setelah sampai di atas kami bertemu Lo'ak dan Tuk, Lalu di susul dengan Jake Sully, Neytiri dan Kiri.

"Kalian semua baik-baik saja kan?" Tanya Jake sembari mengecek tubuh anaknya satu-satu, lalu kemudian mengecek tubuh ku juga. "Oke, baiklah.. Hanya luka gores". Katanya, sembari memeluk kami semua.

"Tunggu, dimana spider?" Interupsi Lo'ak, dan membuat semua orang melihat ke arahnya.

"Mereka membawanya", Balas Kiri, dan air matapun mulai merembes dari kelopak matanya.

"Apa? Spider..."Mendengra pernyataan kiri, tubuh ku bagaikan tersambar geledek. Aku benar-benar melupakn spider tadi. "Aku harus mencarinya", kata ku.

"Jane!" Semua orang berteriak. Lalu Jake sully menangkap tubuh ku yang hampir berlari. "Jane, jangan gegabah", ucap jake sully.

Kiri meraih lengan ku, dan kami mulai menangis bersama. 

"Dia akan baik-baik saja. spider anak yang kuat", ucap Jake. Untuk menghibur aku dan kiri. Lalu neytiri dan tuk juga datang memeluk kami bersamaan.

______________***_________________



Sesampainya di posko penyelamatan, yaitu rumah sementara kami. Tempat suku omaticaya berlindung dari ancaman para bangsa langit. Neteyam menuntunku untuk segera mengobati luka.

Saat ini hanya ada kami berempat. Yaitu Lo'ak, Kiri, aku dan Neteyam. Kami saling mengobati luka masing-masing.

Aku meraba-raba luka di sekitar leher ku. Itu bekas sayatan pisau dan sepertinya tidak terlalu dalam. Karena darah sudah berhenti mengalir. Aku tidak tahu dengan jelas seperti apa bentuk sayatannya tapi yang pasti itu cukup panjang, kira-kira sekitar 8cm.

Aku masih bisa merasakan perih yang luar biasa ketika dipegang. "Aw", rintih ku ketika aku mulai membalurkan sebuah racikan obat milik Mo'at. Tidak bohong itu benar-benar perih. Berkali-kali aku mengeluh sakit sampai membuat Neteyam menatap ku.

Aku tak tahu apa maksud tatapannya. Dia hanya menatap ku tanpa berbicara.  Neteyam selalu dingin terhadap ku, tapi ketika dia bersama orang lain dan tanpa ada aku disana, sikapnya pasti berubah 180°.

"Maaf ya neteyam pasti itu menganggu, aku akan menahannya kali ini", Kata ku dengan nada sedih. Aku berkata seperti itu karena pikir ku mungkin neteyam terganggu dengan suara berisik ku.

"Jane, kamu benar-benar buruk untuk mengolesi luka mu sendiri", sahut Lo'ak. Anak itu dia selalu mengomentari apapun yang aku lakukan.

"Huh? kamu juga tidak lebih bagus dari ku Lo'ak", kata ku sembari mengejeknya. Dan Loak langsung membalas dengan merotasikan matanya dengan malas.

"Mau aku bantu?" Tanya Neteyam tiba-tiba menawarkan diri sambil menjulurkan tangan. Seperti meminta mangkuk obat yang aku pegang.

Aku terkejut untuk beberapa saat, sampai-sampai bukan menjawab pertanyaan neteyam aku malah langsung memberikan mangkuk obat padanya.

"Jane, terima kasih untuk yang tadi", gumam neteyam sembari membalurkan obat di luka leher ku. Tangannya yang hangat pun terlihat sangat hati-hati ketika menyentuh permukaan kulit ku.

Aku tersenyum melihat ke arah Neteyam. setelah sekian lama hanya suara dingin yang aku dengar dari bibir neteyam, Kali ini pada akhirnya neteyam yang aku kenal dulu sudah kembali. Nada bicaranya yang hangat sangat Neteyam sekali. Saking lamanya aku menatapnya, aku sampai tidak sadar kalau neteyam sudah selesai membalurkan obatnya.

ALIEN || AVATAR THE WAY OF WATER FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang