Part 4 'Orang-orang Baru'

834 89 66
                                    

..…

….

..

.














































.

..

...

….

…..

Hari Minggu di pagi yang cerah dengan langit biru. Waktu yang sangat cocok untuk menikmati hari libur dengan hal-hal yang santai. Tapi tidak untuk Jisung yang sudah rapi dengan kaos turtle neck putih dan di balut kemeja kotak-kotak biru hitam.

Meski sudah rapi dan siap untuk pergi, sepertinya Jisung masih betah duduk di tepi tempat tidurnya. Dia terlihat melamun. Dan hari ini tidak ada kerusuhan Haechan yang biasa terjadi, omong-omong.

“Haechan pergi kemana, ya? Kamarnya di kunci. Di telfon, nomernya enggak aktif.”

Jisung menghela napas panjang. Alasannya masih bertahan di kamarnya adalah si tetangga kamar – Haechan – tiba-tiba menghilang. Kemarin adalah terakhir kali dia melihat Haechan.

“Masa gue lapor ke bu kos kalau Haechan hilang, sih? Tapi belum dua puluh empat jam. Ah, nanti aja, deh. Tunggu sampe sore. Kalau Haechan enggak pulang lagi, gue coba bilang ke bu kos.”

Jisung akhirnya mengangkat bokongnya dari tempat tidur. Dia berdiri di depan cermin dan merapikan sedikit rambutnya. Setelah dirasa rapi, Jisung memutuskan untuk pergi ke rumah sakit sekarang.

Iya. Jisung memutuskan untuk pergi memenuhi undangan Minho. Setidaknya itu yang bisa dia lakukan untuk menghargai Minho yang mengajaknya secara langsung. Dia juga ingin bertemu dengan Yeongho. Meski nantinya akan bertemu dengan Minho dan istrinya.

“Argh! Jisung, lo kenapa, sih? Kenapa malah mikirin Dokter Minho terus? Inget, Jisung! Dokter Minho udah punya istri, oke? Lo jangan aneh-aneh.” erang Jisung dengan mengusap wajahnya. Dia menarik napas dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya perlahan. Mengulangi hal yang sama beberapa kali sampai dirinya menjadi lebih tenang.

“Oke, Jisung Hanifzi. Tenang dan berangkat sekarang. Lo pasti bisa.”

Jisung menarik napas dan membuangnya sekali lagi. Dia sudah mulai yakin untuk pergi sekarang. Entah apa yang terjadi nanti, Jisung akan mencoba menerimanya.

..…

….

..

.
















































.

..

...

….

…..

Jisung sampai di taman rumah sakit. Letaknya berada di tengah-tengah. Di kelilingi gedung rumah sakit, membuat taman itu menjadi objek vital untuk sarana menghilangkan kejenuhan para pasien. Tamannya pun sangat luas dan ada lapangan kecil – dimana acara piknik di lakukan.

Kedua mata Jisung melihat banyak dekorasi yang sudah menghiasi lapangan. Bendera-bendera kecil berwarna-warni terlihat menggantung dengan indah mengelilingi lapangan. Jisung mengulas senyumnya melihat banyak anak kecil dan keluarga mereka yang datang di acara piknik itu.

Dokter Duda || MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang