..…
….
…
..
.
.
..
...
….
…..
“Hahh pegel banget badan gue. Tidur di kasur berasa tidur di batu. Keras banget kasurnya. Kayanya gue harus minta ganti kasur ke bu kos.”
Pagi hari yang cerah di kosan, sudah di sambut dengan keluhan Haechan atas kasur miliknya. Dia berulang kali meregangkan badannya untuk mengusir rasa sakit selepas tidur. Tapi sepertinya itu tidak berefek apapun.
Cklek.
“Wih! Udah rapi aja, nih?” celetuk Haechan melihat Jisung yang baru saja keluar dari kamarnya.
Jisung hanya tersenyum tipis dan berjalan dengan langkah lesu keluar dari kamarnya. Hal itu jelas membuat Haechan mengerutkan dahi, heran.
“Lemes amat lo. Belum makan?” tanya Haechan yang di jawab dengan gelengan.
“Lo geleng gitu maksudnya belum apa bukan?” tanya Haechan lagi, memastikan jawaban ambigu Jisung. Gelengan itu bisa berarti belum makan dan bisa juga berarti Jisung lemas bukan karena belum makan.
“Gue udah makan.” jawab Jisung dengan lesu.
“Lah? Terus kenapa lemes banget gitu? Semangat, dong. Kan mau berangkat kerja.” ucap Haechan mencoba menyemangati Jisung.
Bukan menjawab dengan senyuman atau hal lain yang terlihat semangat, Jisung malah menghela napas panjang. Dia duduk di kursi yang ada di depan kamar kosnya dan bersandar dengan wajah lesu tidak bersemangat.
“Ck! Lo kenapa sih, Sung? Kalau ada masalah, cerita aja sama gue.”
Haechan berjalan mendekat kearah Jisung. Dia bersandar di kusen pintu kamar Jisung dengan tangan yang terlipat di dada.
“Udah tiga hari ini Yeongho enggak dateng ke daycare.” cerita Jisung.
“Yeongho? Oh! Anak kecil minim ekspresi yang sering lo ceritain itu?” tanya Haechan yang tidak asing dengan namanya. Jisung mengangguk.
“Emangnya lo enggak tanya ke pihak daycare alesan kenapa Yeongho enggak dateng? Mungkin aja kan, orang tuanya kasih kabar gitu.” ucap Haechan.
“Enggak ada, Chan. Kak Chan aja enggak tau sama sekali kenapa Yeongho enggak dateng ke daycare. Dokter Minho juga enggak ada ngasih tau apa-apa.”
“Lo kenal sama orang tuanya, Sung? Kenapa enggak lo tanya aja langsung ke orang tuanya?”
Jisung seketika menegakkan badannya. Kedua matanya membulat lebar langsung menatap Haechan. Yang di tatap malah mengerutkan dahi dan menatap bingung temannya itu.
Plak!
“Anjing!” pekik Haechan yang terkejut ketika pahanya di tepok cukup keras. Kondisinya yang sedang mengenakan celana pendek harus merasakan panasnya tepokan Jisung.
“Gue kan punya nomernya Dokter Minho! Kenapa enggak kepikiran buat nanyain Yeongho, ya? Makasih banget, Chan, udah ingetin.” ucap Jisung tanpa memperdulikan Haechan yang meringis sambil mengusap-usap pahanya.
Jisung segera mengeluarkan ponselnya. Dia segera menggulir layar ponsel untuk mencari kontak Minho. Seingatnya Jisung memberi nama kontaknya dengan ‘Ayah Yeongho’.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Duda || MINSUNG
Fanfiction[WARN! BXB] [SELESAI] Apa jadinya ketika kamu sakit dan tengah menunggu obat di ruang tunggu, ada anak kecil yang menghampirimu? Duduk di sampingmu dengan wajah dingin tapi terlihat tengah merajuk? Itu yang tengah di alami oleh Jisung. Dia menatap...