Kamu Cantik

152 26 3
                                    

"Maaf ya mas, kelamaan." Kataku saat sudah sampai di depan mas Andi yang duduk di ruang tamu, menunggu aku yang baru saja selesai merias diri, sebenarnya belum selesai, karena di depan mas Andi, aku masih merapikan gaun berwarna hijau yang Lesya pilihkan.

Mas Andi menatapku tanpa berkedip, bangkit dari duduknya, berjalan mendekatiku, membuat jantungku nyaris lepas dari rongganya, karena tatapan mata mas Andi benar - benar mengintimidasi, "Apa warna bibirmu bisa di ganti? Warna merah merona ini, seperti vampire yang baru saja menghisap darah tidak aku suka, bisakah berhias seperti biasa, jangan berlebihan seperti ini?" Kata mas Andi saat sudah berada tepat di depanku.

Apa katanya? Seperti Vampire? Apa tidak bisa dia menghargai usahaku yang sudah berjam - jam berhias untuknya? Aku ingin tampil beda di depannya, aku pikir riasanku ini bisa membuat mas Andi terpesona dan langsung memujiku, tapi apa itu, dia justru mengejek warna bibirku yang merah ini.

"Ganti sekarang Andriana, nggak perlu ngebatin, hanya buang - buang waktu saja." Lanjutnya sambil berjalan keluar, meninggalkanku yang masih belum conect dengan apa yang mas Andi katakan.

Meski kesal, tetap saja aku menuruti perintahnya, mengganti warna lipstik dari merah merona, menjadi warna peach yang biasa aku pakai saat berangkat kuliah, oh ya ampun kenapa juga mas Andi harus mengomentari penampilanku ini, biasanya dia cuek, tak pernah berkomentar apapun. Tunggu, ini kali pertamanya mas Andi mengomentari penampilanku, apa mas Andi mulai memperhatikanku? Apa mas Andi mulai tertarik padaku? Oh ya ampun, jika jawabannya Ya, betapa bersyukurnya aku, tak apa aku kembali menaruh harapan lagi padanya, semoga ini benar - benar suatu kemajuan, baiklah aku turuti maunya dengan senang hati.

Selesai mengganti warna lipstik, aku segera menyusul mas Andi memasuki mobil, "Pakai seat bealt-nya." Kata mas Andi saat aku sudah duduk manis di sampingnya, tanpa menoleh sedikitpun padaku, sumpah rasanya kesal sekali.

"Mmm mas, lipstik ini sudah pas?" Tanyaku, sengaja bertanya, memancing mas Andi agar menatapku, tapi ...

"Pakai seat belt-nya Andriana." Jawab mas Andi ketus, tanpa menoleh malah melajukan mobil, membuatku kesal bertubi - tubi, namun tetap saja menuruti perintahnya, see aku istri yang baik bukan?

Setelah kurang lebih 40 menit perjalanan, kami sampai di rumah mamah, tempat diadakannya acara keluarga dengan maksud menyambut kepulangan mas Andi, sungguh mamah gambaran mamah mertua impian para menantu, mamah begitu menyayangi mas Andi.

Aku memasuki rumah lebih dulu, mas Andi sedang memarkirkan mobil, aku sengaja masuk duluan, karena kesal dengan mas Andi, "Hallo semua." Sapaku saat memasuki halaman belakang, menyapa keluarga dan juga para bestie mamah dan papah yang sudah berkumpul.

"Hallo Nana putri mommy, loh mana Andinya?" Tanya mommy Forza, bestie mamah yang sudah menganggap aku seperti anak beliau sendiri.

"Ada mom, lagi parkir." Jawabku, berjalan mendekat, "Mommy apa kabar? Makin cantik saja nih." Kataku, menyalami mommy dan juga cipika cipiki seperti biasanya.

"Kamu Na, bisa saja, Alhamdulillah mommy baik sayang."

"Syukurlah, bang Al pulang mom?"

"Kamu kaya nggak tau saja, abang kamu itu paling susah kalau di suruh pulang, apalagi sekarang lagi ada tugas luar kota, mommy harus pura - pura sakit, baru abang kamu mau pulang." Aku tersenyum saja saat mommy menjelaskan tentang bang Alvand, putra pertama mommy Forza yang karirnya sedang gemilang di dunia militer, sama seperti mas Andi yang saat ini tengah gemilang.

"Padahal Nana pengin banget ngenalin bang Alvand sama mas Andi, sejak Nana nikah belum pernah ketemu bang Alvand, Nana pengin banget godain bujang satu itu mom, kapan mau nikah coba, nanti keburu stok wanita habis." Kataku membuat mommy tertawa.

AndrianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang