Chapter 022

26 3 1
                                    

"Mas Noah ... maaf ya udah ngerepotin. Aku kayaknya nyusahin kamu terus deh," ujar Kian.

Noah yang sedang memasak makanan untuk Kiana menoleh sambil tersenyum. Katanya, "No, Kian. Aku gak pernah ngerasa repot, malah seneng kalau kamu selalu butuh aku. Itu artinya aku bisa diandalkan."

"Tapi, serius, Mas. Omongan Mba Lia tadi bikin aku mikir ... takutnya aku emang gak tahu diri. Terlalu banyak minta dan ngeluh, terlalu banyak ngerepotin Mas Noah selama ini."

Noah fokus mendengarkan seraya tangannya memindahkan makanan ke piring.

"Aku kurang bersyukur ya, Mas? Soalnya kebanyakan ngeluh, Tuhan marah sama aku ya?" lanjut Kiana.

"Bisa jadi," sahut Noah seraya menghampiri Kiana.

Hal itu membuat Kiana menghela napasnya pelan. Matanya jadi layu, Kiana benar-benar malu pada dirinya sendiri juga pada Noah.

"Bercanda, Sayang."

Kiana mendongak sambil lalu bibirnya mengerucut. Sementara Noah hanya terkekeh, lantas berjongkok di depan Kiana.

"Mau tau gak ... tips for happy life?" kata Noah seraya menggenggam tangan Kiana.

"Apa?"

Noah tersenyum. "Care less, love more."

Kiana diam, tengah mencerna ucapan Noah tadi. Namun, Noah berbaik hati untuk menjabarkannya.

"Kalau ada orang yang gak suka sama kamu, just ignore them. Kamu gak perlu capek-capek mikirin omongan mereka, apalagi kalau kamu gak merasa. Don't waste your energy buat hal gak penting." Noah berujar.

"Sebaliknya, mending kamu mikirin orang-orang yang sayang sama kamu. Aku gitu contohnya, mereka tuh gak pantes dapet perhatian kamu, Sayang. Spread your love and affection for people who deserve that. Okay?"

Kiana menatap dalam manik Noah, tak menyangka jikalau Noah bisa sehebat ini. Kata-kata yang ia keluarkan barusan berhasil membuka mata Kiana lebar-lebar.

"So, I was wrong?"

Noah mengangguk tapi juga menggeleng.

"Setiap orang melakukan kesalahan, Kian. Sekarang kamu harus berubah, be care less. Mau mereka ngatain kamu apapun gak usah didengar, gak penting, kamu cukup dengerin aku aja. Aku bakal selalu ada di samping kamu kok, kecuali kalau mereka main kasar baru kamu lawan." Nasehat Noah.

"Soal postingan itu kamu gak perlu khawatir, aku yang akan urus. Sekarang kamu istirahat aja, tenangin diri dan pikiran kamu. Gak boleh gegabah lagi kayak tadi, aku gak suka. Seberat apapun masalahnya, kamu gak boleh cepet nyerah. We can fix this, Tuhan bersama orang-orang yang sabar, Sayang."

Kiana menitikkan air matanya, dia benar-benar terharu dan merasa beruntung bisa memiliki Noah sebagai calon suaminya.

Tuhan mungkin tak memberikan harta berlimpah untuk Kiana, namun Tuhan memberikan hal paling berharga untuk hidupnya. Yaitu, pria baik seperti Noah.

"Thank you Mas. Thank you for being patient sama sikapku."

Kemudian memeluk Noah dengan penuh sayang.

"Anytime, honey."

***

"Lo hebat, bro. Bisa nenangin dua cewek sekaligus," ujar Fares.

Noah tersenyum miring, dia menatap langit senja dengan damainya.

"But, remember! Lo boleh kasih semangat ke orang lain, tapi jangan lupa buat terapin ke diri sendiri. Gue tahu akhir-akhir ini lo lagi banyak pikiran, jangan sok kuat kalau di depan gue." Fares menyindir.

Ya, memang banyak sekali yang Noah pikirkan. Soal adiknya, Mama juga Papanya yang tiba-tiba kembali setelah bertahun-tahun lamanya tak menganggap mereka. Lalu ada Kiana yang saat ini membutuhkan supportnya.

"Untuk sekarang gue lagi khawatir sama Kiana juga Queen, sih. Gue takut mereka berdua ngelakuin hal yang gegabah, hari ini aja Kiana hampir--"

Noah tak melanjutkan kalimatnya, dia tak kuasa mengingat kejadian tadi. Entah apa yang terjadi jikalau dia telat semenit saja. Mungkin, Kiana sudah pergi dari dunia ini.

"She's still young, butuh arahan dari lo. Memang sulit hidup di antara orang-orang yang gak nerima keberadaan kita. Apalagi Kiana yatim-piatu, lo harus benar-benar perhatiin dia," ucap Fares.

"Gue bener-bener gak ngerti sih sama jalan pikirnya Lia, kenapa berbuat sejauh ini?"

"Cewek kayak dia bakal ngelakuin apapun buat dapetin yang dia mau. Apalagi Lia punya kuasa," balas Fares.

"Insane," gumam Noah.

"Btw, thanks udah jaga Queen. Ara pasti repot deh, perutnya udah mulai besar."

"Kayak sama siapa aja. Lagian Ara malah kesenangan diajak keluar, beberapa hari ini kan dia gue kurung gak boleh kemana-mana," tutur Fares.

"Lho, kenapa?"

"Dia habis dijambret, terus jatuh karena nahan tasnya. Padahal biarin aja tasnya diambil, yang penting dia baik-baik aja. Dia kan hamil, gue takut kandungannya kenapa-napa," ungkap Fares.

"Lo jangan sampai lengah kalau gitu, jagain istrinya."

Fares hanya mengangguk sambil mendengus, lalu pamit saat dilihatnya hari sudah beranjak malam.

"Gue balik ya. Baik-baik kalian bertiga, kalau butuh sesuatu kabarin aja."

Noah mengangguk lalu memberikan salam perpisahan.

"Thanks ya, Res."

"My pleasure."

***

Malam ini Kiana menginap di rumah Noah atas usul pria itu. Katanya Noah tak bisa meninggalkan Kiana sendirian karena takut terjadi sesuatu.

"Queen lagi gak enak badan, jadi dia tidur duluan. Kamu tidur di kamar aku nanti ya," kata Noah.

Kiana mendongak. "Di kamar kamu?" tanyanya.

"Iya, kamu tenang aja, aku tidur di luar kok. Soalnya cuma ada dua kamar," ucap Noah.

"Gak usah kalau gitu,  Mas. Aku aja yang tidur di luar. Ini kan rumah kamu," tolak Kiana.

"Lho, jangan dong. Kamu tidur di kamar aja, enak ada kasur. Aku gapapa di sini, lagian masih ada kerjaan kok."

"Tapi nanti badan kamu sakit kalau tidur di sofa," ucap Kiana.

"Gapapa, aku udah biasa kok. Kamu tidur sana, besok kan hari Minggu. Nanti kita jalan-jalan," titah Noah.

Kiana menggeleng. "Enggak ah, aku mau di rumah aja."

"Kenapa? Takutnya kamu butuh ide buat skripsi," kata Noah.

"Gak mau," tolak Kiana sambil menunduk.

Noah tersenyum melihatnya lantas mengusap-usap kepala Kiana. "Ya udah, sekarang kamu istirahat kalau gitu. Udah malem, besok kita masak-masak aja kali ya, Queen pengen Soto Betawi katanya."

"Aku bisa!" seru Kiana.

"Nah, ya udah, sekarang kamu tidur biar besok pagi kita belanja. Oke?"

"Ok!"

"Good night, Mas Noah!"

"Good night too, Sayang. Sweet dreams."

Kiana akhirnya menurut, dia pun beranjak ke kamar Noah untuk pergi tidur. Setelah memastikan Kiana tidur, Noah pun bernapas lega.

Kedua gadis kesayangannya sudah terlelap, Noah harap mereka bermimpi indah.

Quincy dan Kiana adalah sumber kekuatannya saat ini, jadi Noah hanya akan fokus pada mereka berdua. Noah tak akan menaruh peduli pada masa lalunya.

Just live in the moment. Noah hanya ingin menikmati waktunya bersama Quincy dan juga Kiana. Dua orang perempuan yang membuat hidup Noah serasa sempurna.

Complicated Love || 2020 || Non Revisi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang