8

982 75 7
                                    

"bagaimana jagoan kecil, semuanya aman?"

Lelaki kecil itu mengangguk mengeratkan ransel dipundaknya "Daddy, kita akan kemana?"

"Daddy akan membawa Sean melihat sebuah bangunan besar"

"Tapi aku mau ke taman bermain saja"

Sudah diduga, Sean adalah anak kecil berusia 4 tahun. tidak mungkin tertarik pada monumen bersejarah, kenapa kakeknya memesankan tiket perjalanan ke New Swanstone Castle. menjengkelkan sekali "baiklah Sean, dengar Daddy... Kita akan ke luar negeri, akan berkunjung ke banyak tempat. tidak usah khawatir"

"Tapi Daddy, aku tidak mau ke gedung tinggi yang kakek tunjukkan di televisi tadi pagi"

Joong menggendong bocah itu, mengusap-usap rambutnya "dengarkan Daddy, Sean akan jalan-jalan ke semua taman bermain di jerman nanti. tapi harus ke New Swanstone Castle dulu yah"

Akhirnya, Sean kecil di gendongannya mengangguk, mereka menuruni satu persatu anak tangga, hingga mendapati keberadaan ayah Joong diruang utama "woahh.. sudah tampan sekali"

Kedua orang tuanya antusias pada Sean, senyuman bahagia ikut menghiasi wajah lelaki tegap itu. sangat manis saat orang tuanya berinteraksi pada anak angkatnya, seperti benar-benar memiliki anak sendiri "kalian hati-hati yah"

"Iya ibu, aku dan Sean akan baik-baik saja"

"Hmm, nikmati liburan kalian" sang kakek mencium pipi kecilnya "dan Sean, Bersiaplah ke New Swanstone Castle. itu tempat favorit kakek masa muda dulu"

Mereka tersenyum malu, ahh.. Joong sudah paham, sepertinya tempat itu memilikinya kenangan tersendiri bagi orang tuanya "kami berangkat dulu"

"Berhati-hatilah, perjalanan akan panjang, baik-baik disana"
.
.
.
.
.
.

"Sial" Dunk berdiri dari posisi tidurnya "sudah jam berapa ini?"

Jam telah menunjukkan pukul 9 pagi, dia menggeleng frustasi berlari dengan suara rusuh ke kamar mandi, dia harus cepat-cepat. ada kunjungan para wisatawan jepang hari ini di New Swanstone Castle, dia terlalu mabuk semalam. menghabiskan kegilaannya di bar bersama Phuwin, kira-kira bagaimana kabar anak itu sekarang? Benar juga, ini akhir pekan sudah pasti phuwin asik tidur dibalik selimut. hanya dia yang berangkat bekerja harus buru-buru sebelum dia di protes karena terlambat.

Berkali-kali dia mondar-mandir mengambil barang-barang perlengkapannya menuju New Swanstone Castle, suasana akan lumayan panas disana dia butuh kacamata hitam dan topi, sekarang apalagi? Dia menyabet bendera di atas meja. buru-buru jalan ke lantai bawah, dan sang ibu sudah menyiapkan sarapan "Dunk.. jangan lupa makan dulu"

"Bu.. aku buru-buru, nanti saja diluar, okay?"

"Kebiasaan sekali" ibunya menggeleng pelan, sedang sang ayah terus-terusan memperhatikannya

"Dia benar-benar semangat yah, bahkan tak niat istirahat di akhir pekan"

"Tapi kadang dia membuatku khawatir"

"Tenanglah sedikit, putramu sudah dewasa"

Kendaraan di kota lumayan sepi, namun itu justru semakin mempersulitnya. pemberhentian bus jadi jarang beroperasi, apakah dia perlu menggunakan taksi? Di akhir pekan ini seperti ini? sepertinya akan jarang juga. Dunk mulai kebingungan, mobilnya belum bagus... Sial, dia berjalan cepat menuju halte bus. bagaimanapun caranya dia harus mencari tumpangan menuju lokasi New Swanstone Castle, secepat mungkin.
.
.
.
.
.
.

"Sudah selesai?"

Lelaki kecilnya mengangguk, Joong menggenggam tangan mungil itu. keduanya berjalan keluar dari sebuah rumah berukuran lumayan besar  menghadap jalan, cukup mewah, ditambah furniture disekitarnya terawat bagus masih berkilau.

The Last Massage [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang