sekuel (bonus part) 18+

1.8K 60 3
                                    

Tak hanya satu jenis bunga saja, dipekarangan yang luas itu mulai dari bunga Lily sampai bunga mawar tertata apik di tiap sudutnya, lampu-lampu putih berhiaskan pernak-pernik kecil berjejer rapi sepanjang jalan dipinggiran altar, semua tamu undangan serempak memakai jas dan gaun hitam putih, menyamakan pada dua bintang utama hari ini.

Sean kecil tersenyum lebar, dia  memakai tuxedo kecil berwarna hitam serempak dengan sang ayah yang sudah menunggunya di depan sana.

Tiba saatnya, Dunk berjalan pelan di dampingi sang ayah, gummy smile nya yang manis. Joong tak berhenti menatap ke arah sana, mereka berjalan pelan diikuti sorakan para tamu, sean lah yang memegang buket bunga, dan saat tiba di tempat pemberkatan, sang pembimbing mulai bicara, acara pemberkatan akan segera dilaksanakan.

Semua tamu undangan hikmat mendengarkan, acara pemberkatan berlangsung tak luput dari tangisan haru. Keduanya mengikat janji didepan sana, terlihat dunk menunduk saat janji selesai di ucapkan, tapi buru-buru joong mengangkat dagu lelaki manisnya, netra keduanya nampak sendu, mereka berciuman, semua bertepuk tangan meriah.

Pemandangan yang menakjubkan, hingga penghujung acara yang semua berlangsung sangat meriah, hidangan tersuguh rapi disertai para tamu undangan mulai berbaur saling menyapa dan bertukar cerita

"Tak kusangka kau mendahului ku menemukan Dunk"

Joong hanya tersenyum, takdirnya sudah begitu, dia sendiri yang akan menemukan pujaan hatinya "berarti kau tidak diberi bayaran"

"Kenapa juga aku pergi mencarinya di bagian Jepang, sial sekali"

"Sudahlah Neo, jangan bersedih, kau tetap dapat komisi dalam rangka pernikahan kami"

"Aww.. benarkah?, Komisi semacam apa?"

"Akan kuberi nanti di rekeningmu, kau tak usah khawatir, aku menghargai usahamu"

"Shia.., kau yang terbaik"

Joong mengangguk, hari yang paling bahagia, rasa-rasanya semua tak berguna selain moment hari ini, Dunk resmi menjadi istrinya, jika dibayangkan lagi dia pernah menyakiti sang pujaan hati, sial... dadanya sendiri terasa sakit, tadi dia telah berjanji di atas sana, dia tak akan menyakiti sang istri untuk hari ini dan dikemudian hari. Dia tak akan mengingkari janjinya.

"Ayah..., Sean ingin berfoto"

Dunk mendekat ke arah mereka, joong buru-buru merangkul sang istri, mereka akan melakukan sesi foto keluarga, orang tua Joong dan Dunk berdiri disisi mereka, Sean memegang bunga dengan senyum lebar, matanya menghilang.

"Chese..."

"Foto yang bagus"

Phuwin tertawa gemas, Sean sangat lucu dengan pose itu "huwaa.. Sean cepat peluk paman Phuwin"

"Eughh... Kenapa paman suka sekali memelukku?"

"Sean paling lucu sedunia"

Lagi, Sean tersenyum. Phuwin tak tahan, dia semakin memeluk erat bocah itu, Pond yang melihatnya hanya menggeleng... Bukankah mereka berdua sama menggemaskannya?

"Cepatlah punya anak juga"

"Phuwin tak mau jika tak seimut anakmu" Joong hanya tertawa, alasan macam apa itu?,

"Kalian bisa mencoba untuk menanam rahim, tak ada yang tau apakah itu berhasil atau tidak, kalian bisa mencobanya"

"Aku tidak mau Phuwin melakukan itu, sebenarnya phuwin mau bagaimanapun aku tetap mencintainya"

"Aku percaya kau mencintainya kawan, jadi tak ada yang perlu di pertimbangkan, kalian harus cepat-cepat menikah"

"Tunggu sebentar lagi, aku akan menikahinya di negara ini, sama seperti kau menikahi Dunk"
.
.
.
.
.

The Last Massage [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang