"aku bisa melakukannya sendiri"
Joong menggeleng, tangannya dengan telaten membersihkan pundak sang kekasih menggunakan kain basah, matanya berair. Bersalah sekali mengingat kesakitan yang dia ciptakan untuk lelaki manis itu "maafkan Joong..."
"Hey.. Ada apa? Ada sesuatu yang terjadi?"
"Iya, ada sesuatu" lelaki tampan itu menunduk, mendekatkan wajahnya di tengkuk sang kekasih. tubuhnya bergetar hebat, dia menangis sejadi-jadinya "sampai kapanpun kesalahan Joong tak bisa dihapuskan, Berapa kali pun meminta maaf Dunk tak akan pernah lupa kejadian itu, maaf...."
"Hei.. Joong baik-baik saja kan?, Jangan berfikir seperti itu" dia menakup wajah lelaki dihadapannya, mata itu sudah memerah karena tangisan "sekarang Joong sudah tau kesalahan Joong kan?" Anggukan itu membuat Dunk tersenyum kecil, matanya ikut berair, syukur sekali lelaki itu masih mau berjuang untuknya sampai saat ini.
"aku janji tak akan meninggalkan Dunk lagi, selamanya"
"Jangan bermain-main dengan janjimu"
"Aku janji, benar-benar janji"
"Aku akan percaya, aku akan berdamai dengan keadaan... Jika suatu saat kau kembali melukai ku, ini yang terakhir"
Tidak.. itu tak akan terjadi, Joong tidak mau berpisah lagi. sudah cukup untuk dua tahun ini, dia langsung memeluk kekasihnya erat, sejauh apapun dia pergi Joong tak akan berhenti mengejar takdir terbaiknya "aku mencintai Dunk, benar-benar hanya Dunk"
Mereka saling menatap ditengah tangisan, Joong mengusap pipi Dunk merasakan sensasi lembut kulit wajah yang dirindukannya. butuh waktu yang lebih lama, Rasa rindu tak ingin berjeda, dia melumat bibir merah merekah kesukaannya itu, mereka saling merasakan sensasi ciuman, mereka bertukar saliva lebih lama. Jauh lebih dalam, ciuman Joong beralih keleher jenjangnya... Mengisap tengkuknya menciptakan rasa geli luar biasa.
Joong mempermainkan nipple nya, merinding sekali, Dunk meremas rambut legam kekasihnya dengan lenguhan tertahan matanya berkedip menahan nikmat luar biasa.. sedikit demi sedikit cairan sperma membasahi celananya, ditambah joong menggeseknya kejantanannya lebih kuat
Dunk melenguh, membusungkan dada saat joong semakin tak sabaran menjilat nipple pinknya, benar-benar melayang. Dunk hanya mengadahkan kepalanya membiarkan sensasi luar biasa membawanya hilang kesadaran.
"Ahh.. Joong, jangan digigit"
"Tapi Joong gemas..."
"Ahhh, shhh.. Joong sudah"
sayang sekali kekasihnya tak bisa berhenti, semakin ingin lebih dan jauh lebih dalam. Joong menurunkan celana yang dikenakannya, memperlihatkan kejantanannya menyentuh pada bibir Dunk. lelaki manis itu terdiam, matanya sayu dengan berani mulai menjilat ujung penis yang lebih dominan, perasaan geli bercampur nikmat Joong hanya bisa menutup matanya berfantasi lebih jauh, sial kewarsannya hilang, terlebih dunk mengulum seluruh penisnya membuat tubuhnya bergetar hebat.
dia tak tahan lagi, sedikit demi sedikit cairan sperma keluar dari penisnya tumpah didalam mulut mungil kekasihnya. kenikmatan itu membuatnya menggeram kuat, masih belum selesai, lagi-lagi belum puas, sedikit sentuhan tadi tak mungkin menghilangkan kerinduan dua tahun lamanya.
dia ingin lebih, lebih jauh lagi... seperti dulu dia akan mengulang hal yang panas di antara mereka "baby... lihat aku"
Dunk menatap lelaki tampan itu, mulutnya masih penuh cairan putih sangat gila dia semakin cantik dengan buliran keringat berkilauan. Joong menahan tengkuknya melumat lebih cepat dan menuntut, mengabsen deretan gigi kekasihnya dia tak tahan dengan gelora ini, Dunk sangat manis. dimana Dunk mendapatkannya? aroma melon dan susu menguar dari tubuhnya, mengapa ini begitu nikmat?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Massage [Joongdunk]18+[END]
Fiksi Penggemar"Dunk.. aku mohon" lelaki manis itu berdiri dari posisinya, dia menatap Joong "aku tidak pernah menyalahkan takdir, jika kau merasa keputusanmu adalah yang terbaik. apa aku punya pilihan lain?" "Dunk.. aku mencintaimu. aku benar-benar kehilangan ak...