11

941 67 16
                                    

"kita keluar berdua saja yah"

Sean menggeleng pelan, sebenarnya dia tak ingin mengecewakan ayahnya. hey... dia sadar diri hanya anak angkat, tapi demi apapun dia merindukan paman manisnya. pelukan paman Dunk tak sama seperti cara ayah memeluknya, paman Dunk sangat lembut sedangkan ayah terlalu kuat saat menggendong, tubuhnya sering terhentak karena kecerobohan sang ayah, maklumlah.

"jadi bagaimana? kita tak usah keluar malam ini?"

"mau pergi dengan paman Dunk"

"tidak bisa sayang, paman Dunk sedang ada urusan kuliah, tak mungkin mengganggu paman Dunk belajar"

"ya sudah, kita ke tempat paman Dunk saja, lalu menunggunya sampai selesai"

Joong tak habis pikir, secinta itukah Sean pada kekasihnya? tak salah lagi dia juga sangat mencintai Dunk, tapi seandainya nampak lebih butuh pada Dunk dibanding ayahnya "sayang, paman Dunk akan tidur disini, kita tak perlu menyusulnya sekarang"

"hmm.."

anak itu tak semangat lagi, sang ayah menggendong tubuh kecilnya menaiki mobil. mereka bersiap mengelilingi bagian pusat kota malam ini, sebenarnya ada banyak tempat yang belum mereka kunjungi di Bavaria, karena sebelum memutuskan ingin menetap disini mereka harus kenal betul jalan-jalan kecil di setiap sudut Bavaria.

tempat tujuan kali ini hanya taman-taman pusat kota penuh gemerlap lampu indah menjadi salah satu paling ramai dikunjungi turis, setidaknya untuk menghibur sean dia bisa menonton beberapa pesulap di taman kota, ada banyak jajanan juga untuk menghibur anaknya.

"jangan bersedih lagi yah, kita akan menonton pertunjukan sulap dengan puas, bukankah sean menyukainya?"

"iya suka, tapi lebih suka lagi jika ada paman Dunk"

Joong merutuk pelan, sang anak terus memikirkan lelaki manisnya "iya tenang saja, besok malam kita kesini lagi dengan paman Dunk"

"ayah... serius?"

"hum, serius... kan paman Dunk sibuknya hari ini saja"

"yeay...  ayah sudah berjanji"

dia menggeleng pelan, matanya kembali fokus menatap jalanan anaknya nampak sibuk melihat-lihat pemandangan diluar kaca jendela. maklumlah suasana malam di pusat kota sangat ramai, benar-benar menarik perhatian "Sean.."

"iya ayah"

"jika ayah dan paman Dunk menikah? apakah Sean suka?"

"tentu saja, sangat suka"

"memangnya Sean tahu menikah itu apa?"

"iya, Sean akan punya dua orang tua"

Joong hanya tersenyum kecil, anaknya sangat tampan dan menggemaskan dia sangat sayang "tapi tak masalah kan jika mommy-nya Sean laki-laki"

"iya, kan paman Dunk laki-laki"

"jadi Sean tidak masalah?"

"tidak"

"baiklah, kenapa Sean tidak mulai memanggil paman Dunk, mommy?"

"mommy?" Joong mengangguk sambil tersenyum "itu mommy..." lelaki tampan keheranan, dia mengalihkan pandangannya, Sean menunjuk keluar kaca jendela "ayah, itu mommy kan?"

iya, itu Dunk... lelaki manisnya nampak tertawa riang dibawah gemerlap lampu dan keramaian, Joong menghentikan mobil mereka, memperhatikan saja dari dalam mobil, lelaki disebelah kekasihnya nampak tak asing, bukankah itu Dew?, ketua kelasnya saat menduduki senior high school, benar yang disana itu Dew.

disana tak hanya mereka berdua, ada Phuwin dan Pond juga, mereka benar-benar tak henti tertawa. entah apa yang mereka bicarakan, Joong tak tahu.

"ayah, kenapa mommy ada disana?"

The Last Massage [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang