"Jay, apakah giliranmu selanjutnya?" Minu menatap anak laki-laki itu dengan kepala menunduk, terlihat serius dengan buku bacaanya.
Anak itu Jay dia sama sekali tidak seperti sedang bersiap untuk memulai pertandingan.
"..hn." Jay memalingkan muka dari buku bacaanya setelah mendengar pertanyaan minu, mengumam sesuatu sebagai jawaban.
Mendengar pengumuman bahwa babak ketiga akan segera dimulai, Jay menutup buku ditangannya. Melepas kacamata bulat yg bertenger dihidungnya, dengan hati - hati memasukkannya kedalam saku, lalu menggiring sepedanya ke titik awal.
Aturan balapan kali ini mengharuskan setiap grup untuk menominasikan 3 orang, dan yg melaju di crew humming bird adalah Jay, Vinny , dan Dom.
Dan balapan pun dimulai...
---●●●●---
Ini berakhir dengan kemenangan crew humming brid yh dinyatakan melaju ke babak selanjutnya, Jay yg menjadi pertama mencapai garis finish.
Namun tanpa orang-orang sadari ada yg aneh dari seorang Jay, dia menundukan kepalanya. Melangkahkan kakinya pergi keluar arena kompetisi dengan menuntun sepeda hitamnya.
Langkahnya dipercepat, berlari ketempat timnya berdiri. Tangannya mengambil tas olahraga dan melarikan diri dari sana, dengan hanya meninggalkan satu kalimat pada teman - temannya.
"Aku punya pekerjaan yg harus dilakukan, aku pergi dulu."
Suara Jay terdengar agak serak, dia dengan cepat melesat ke arah toilet pojok, tempat paling jarang dikunjungi yg paling dia tau.
Memilih bilik yg terlihat paling bersih, dia masuk dan menutup pintu. Kakinya lemas, tubuhnya meluruh lalu tertuduk dilantai.
Sekarang dia merasa tidak baik-baik saja, wajahnya memerah hingga menjalar sampai ke telinga, dan belakang lehernya. Nafasnya memburu dan tubuhnya terasa panas.
Jay bingung dengan keadaanya saat ini, sejak dia mengikuti balapan semua terasa janggal. Maka dari itu menjelang akhir balapan, ia harus mengayuh secepat mungkin untuk menyelesaikan pertandingan dengan cepat sebelum keanehan pada tubuhnya terlihat.
Jay bukanlah orang idiot, dia tau pasti tentang keanehan yg terjadi ditubuhnya. Tapi semakin dia memikirkannya, jay masih tidak ingat apa yg dia makan sampai mengakibatkan dirinya seperti ini.
Dia tidak pernah menyentuh apapun yg diberikan orang asing itu kepadanya. Sarapan, makan siang dan minuman.. jay tiba-tiba ingatanya berputar dia teringat, minuman kaleng itu...
Sambil berfikir, tiba-tiba dalam dirinya muncul keinginan yg membara. Jay tidak memiliki pemikiran tentang hal lain, mengulurkan tanganya dan meraih miliknya yg mengalami ereksi.
Dua tangan membelai, dan terus mengosoknya hingga cairan mengucur deras dari pucuknya. Jay bukan anak kecil, dan ini bukanlah pertama kalinya dia melakukannya.
Tapi tidak peduli apa yg dia lakukan, rasa gatal yg mendera tubuhnya tidak berkurang. Sebaliknya, perasaan ingin menyentuh lebih besar dari waktu ke waktu. Dan ini membuatnya gila.
Punggungnya basah oleh keringat yg membanjiri seluruh bagian tubuhnya, dan dia mengulurkan tangan untuk menyekanya, lalu dia baru sadar bahwa ada luka dipunggungnya yg mengeluarkan darah.
Menyadari hal ini, jay tiba - tiba merasakan gatal mulai menjalar ke punggungnya menjadikannya mengaruk seperti orang gila.
Pada awalnya Jay sedikit ragu - ragu dan berfikir sejenak, tapi detik berikutnya dia memutuskan untuk menanggalkan semua pakaiannya. Mengulurkan tangan, menggunakan jari - jarinya untuk merasakan gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
sakuel + Oneshoot
Novela Juvenilsaquel dari honest love bagi yg belum baca mending mampir dulu keceritanya biar nyambung.. Nanti akan aku tambahin beberapa oneshoot jay allseme jadi ditunggu aja ya mantemen^^ All jay, bot!! Ini cerita bl Bagi yg homopohia mending jauh2 aje~