TARIK NAFAS YANG PANJANG DULU YA TEMAN TEMAN, BARU BACA
SIAPA TAU KALIAN JADI MLEYOT BACA PART INI HEHE
UDAH, HAPPY READING
....
34. Zaujati
Saat ini kedua pasutri itu sedang berada disebuah panti asuhan sesuai dengan keinginan Jihan tadi. Gio hanya menurut saja karena ia sudah berjanji akan menemani kemana pun tempat yang Jihan mau. Ia menatap perempuan itu dari belakang, mengamati Jihan yang langsung diserbu oleh anak-anak kecil seumuran Jeon yang langsung heboh ketika melihat kedatangan Jihan.
Ia menyimpulkan bahwa sebelumnya Jihan sudah sering berkunjung ke panti asuhan ini karena melihat keakraban mereka. Tanpa disadari Gio mengeluarkan senyuman lebar ketika melihat interaksi istrinya dan enam anak kecil itu.
"Om?" panggil seseorang sambil menarik belakang baju Gio. Laki-laki itu menoleh dan mendapati seorang anak kecil bermata bulat sedang menatapnya.
"Mila boleh minta tolong?" kata anak itu. Gio mengangguk sambil tersenyum. "Boleh, mau minta tolong apa?"
Anak kecil yang menyebut dirinya sendiri dengan nama Mila tadi menunjuk kearah dua anak kecil yang sedang bertengkar. "Temennya Mila belantem, udah Mila suruh belhenti tapi nggak mau. Om bisa bikin meleka nggak belantem lagi?" ujarnya cadel.
Tanpa basa-basi Gio langsung menghampiri kedua anak itu seraya menggandeng Mila. Entah apa yang mereka perebutkan, tapi dapat Gio lihat keduanya sama sama menangis keras-keras. Bisa dibilang Gio sudah piawai untuk menghadapi situasi seperti ini.
"Halo, ini ada apa kok kalian nangis?" tanyanya lembut. Ah, ia jadi teringat Jeon dan Lala, yang hampir setiap bertemu pasti berujung pertengkaran seperti ini.
"D—dia rebut mainan a—ku Om." kata salah satu anak kecil dengan setelan baju muslin berwarna pink fanta itu. Dengan suara tersendat dan sesekali mengusap ingus membuat Gio semakin teringat dengan putranya yang cengeng.
"Enggak, kata Bunda panti kalau mainan harus berbagi. Dia nggak mau pinjemin mainan itu ke aku. Aku nggak salah." balas anak perempuan satunya lagi dengan tatapan marah.
Tangan Gio mengusap punggung anak berbaju pink fanta itu bermaksud meredakan tangisnya. "Coba dengerin Om ya, bukannya lebih seru kalau mainnya bareng bareng ya? Nggak boleh rebutan kayak gitu dong, mainnya harus akur." katanya menasehati.
Kedua anak itu terdiam. Si anak pink fanta pun sudah mulai mereda tangisnya. Namun mereka mash sama-sama terdiam, tidak ada yang mengucapkan kata maaf terlebih dahulu. Sama-sama masih melayangkan tatapan marah antara satu sama lain.
"Om janji nanti bakal beliin mainan yang banyak buat kalian, asal saling maafin dulu." kata Gio membuat mereka tersenyum senang. Lantas mereka saling berjabat tangan untuk saling memaafkan.
"Tita minta maaf ya."
"Ara juga minta maaf."
Gio tersenyum senang melihatnya. Kemudian tatapanya beralih menatap Mila yang ikut tersenyum senang karena melihat kedua temannya ini sudah tidak lagi bertengkar. "Nanti nggak boleh belantem lagi, Mila capek dengelnya." katanya dengan raut wajah galak.
"Iya iya."
"Om siapa?" tanya anak kecil yang Gio ketahui namanya adalah Tita tadi.
"Suaminya—"
"Kak Gio?' belum sempat Gio menjawab rasa penasaran ketiga anak didepannya tadi, Jihan sudah lebih dulu menghampirinya dengan raut wajah bahagia yang terpancar. Gio berdiri, lantas ia ikut menyunggingkan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGION [ End ]
Teen Fiction"Tante mau nggak jadi bunda aku?" Argion Arnawama Exlan, pria yang selalu bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan dengan mudahnya. Namun dibalik itu, ia sangat jauh dari Allah. Dan ditengah-tengah kehidupannya ia bertemu dengan perempuan yang bisa...