end

45 4 3
                                    

Setelah satu hari mempersiapkan segalanya , akhirnya jasad putra sulung mereka akan segera di makam kan .

Tsireya menggendong Riel adik bungsu nya , karena semenjak kakaknya tiada Riel tidak bisa berhenti menangis.

"Kak , apa kak ao' tidak akan kembali lagi ?"

Tanya gadis kecil itu pada kakaknya.

"Tenanglah , dia sudah berada di tempat yang indah bersama dengan wanita yang dia inginkan"

Tsireya sebenarnya ingin menangis namun ia tidak ingin membuat adiknya menangis lebih kencang.

Perlahan tubuh yang sudah kaku itu digendong oleh orang tua nya dan mereka melepaskan putra sulung mereka untuk terakhir kalinya.

Namun tsireya sudah tidak kuat lagi menahan tangis , ia menutupi wajahnya dengan salah satu tangannya.

Riel yang mengetahui kakaknya menangis langsung memeluk kakaknya.

Seketika Anemon laut langsung memeluk jasad ao'nung.

Lalu sehari setelah pemakaman.

Tonowari dan Ronal pergi ke teluk para leluhur untuk mengenang putra mereka .

Sedangkan Tsireya dan Riel sedang berada di rumah.

Lalu terdengar oleh mereka suara terompet yang biasanya di tiup ketika ada pengumuman.

Tsireya menggandeng tangan adiknya untuk melihat siapa yang datang.

Na'vi berkulit biru dengan ikran mereka , datang untuk menemui tonowari.

Ternyata kedatangan mereka tepat dengan kepulangan Pasangan pemimpin metkayina itu .

"I see you tonowari"

"I see you Jake Sully"

Mereka saling bertukar sapa .

Lalu Jake pun mengatakan.

"Maaf kalau keluarga ku terlambat , tapi kami langsung kesini ketika mendengar kabar bahwa putra mu tiada"

"Kami turut prihatin atas kepergian putra mu"

Ucap Jake dan neytiri.

"Terimakasih sekarang kami sedang berusaha mengikhlaskan nya meski susah " .

Lalu mereka pergi ke maru'i tonowari.

"Omong omong , apa putra mu memiliki pasangan , jika ada pasti dia akan sangat sedih "

Tanya Jake

"Ada namun aku tidak peduli , aku juga tidak menyukai pasangan nya "

"Apa ada yang salah ?"

"Tidak hanya saja , ayahnya itu musuh bebuyutan ku "

"Kenapa ?"

"Dulu ketika aku baru saja menjadi olo'eyktan , dia berkata bahwa dia ikut senang atas pencapaian ku , namun makin hari dia makin seenaknya , itu membuat posisi ku sebagai olo'eyktan terancam , lalu aku datang menemui nya untuk membicarakan hal itu "

"Namun dia malah tidak terima dan marah marah"

"Hingga dia menculik ao'nung , padahal saat itu Ao'nung baru saja lahir"

"Aku berusaha mengambil anak ku , namun dia malah berkata bahwa dia akan mengembalikan ao'nung asal posisi olo'eyktan diberikan padanya , atau jika tidak dia akan membunuh anak ku"

"Mau tidak mau aku harus membunuh nya agar posisi ku dan nyawa anak ku bisa diselamatkan"

"Saat aku membunuhnya istrinya sedang mengandung anak kedua nya ,yang sekarang anak itu menjadi pasangan anak ku"

"Lalu ? Yang bersalah kan ayahnya , kenapa kau juga tidak menyukai anaknya ?"
"Kenapa kau tidak berusaha berbaikan ? "

"Sangat sulit bagiku untuk berbaikan lagi "

"Tidak ada salahnya untuk dicoba"

"Terimakasih kasih , aku pikir kau seorang toruk makto yang hanya bisa mengendarai toruk"

" Tidak masalah kalau begitu , kami akan pergi "
Ucap Jake yang beranjak dari tempat duduknya .

"Secepat itu ?"

"Tuk tidak Sabar untuk menemui neneknya"

"Baiklah".

Setelah jake dan keluarga nya pergi , tonowari langsung berpikir apakah dia harus menerima saran Jake atau tidak .

Tapi ia berpikir tidak baik juga jika terlalu lama bermusuhan .

Ia langsung pergi ke maru'i Rui'ye.

Didalam terdapat Rui'ye dan lolo'ma yang sedang membuat kalung , dengan tatapan kosong Rui'ye dan lolo'ma yang memandang wajah ibunya dengan khawatir.

"Ternyata dia belum bisa melupakan nya "(dalam hati)

"Permisi "

Rui'ye yang mendengar itu kaget karena sedari tadi ia melamun.

Rui'ye mengecek keluar rumah dan ia tidak menyangka bahwa seorang olo'eyktan datang ke rumah keluarga yang hina.

"Rui'ye apa kau ingat kau dan suami mu dulu adalah teman dekatku ?
Jadi apa aku boleh meminta maaf karena telah membunuh suami mu ,
Lalu aku juga ingin meminta maaf soal putri mu , aku selalu mencaci maki nya ketika dia datang ke rumah ku "

"Dengan apa yang semua sudah kau lakukan dan sekarang kau meminta maaf ?"

"Mungkin aku bisa memaafkan mu namun aku tidak bisa menghilangkan rasa kecewa ku terhadap mu"

Sesaat setelah Rui'ye mengucapkan itu langit tiba tiba menjadi cerah , langit yang selalu mendung Semenjak kematian Li'erna mendadak menjadi cerah.

"Terimakasih"

Lalu keluarga itu pun menjalani hari harinya seperti biasa namun sekarang mereka bukan lagi keluarga yang hina , namun keluarga yang terpandang.

Lalu di sisi lain ao'nung dan Li'erna tersenyum melihat itu semua .

"Kita berhasil"

•Li'erna Tu Ava'lu•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang