pencarian

52 6 0
                                    

Keesokan harinya di rumah Li'erna.

"Astaga kenapa anak itu tidak pulang , ini bahkan sudah sehari "

Lalu ibu Li'erna pun langsung pergi ke rumah olo'eyktan.

Ia tau bahwa olo'eyktan tidak menyukai keluarganya , apalagi dengan  suaminya alias ayah Li'erna , tetapi mereka tetaplah rakyat yang seharusnya mendapatkan perlindungan dari pemimpinnya .

Setelah sampai di rumah tonowari , ibu Li'erna pun langsung mengucapkan salam dan berkata...

"Maaf , saya tau bahwa keluarga kami sangat hina karena perbuatan suami saya , tapi kami tetaplah rakyat anda"

"Lalu apa tujuan mu kesini wahai Rui'ye ? "

Tanya tonowari.

"Saya kesini hanya ingin meminta tolong pada anda , untuk mencarikan anak saya Li'erna yang hilang , kemarin dia pamit ingin jalan-jalan ke tengah laut , tetapi kemarin terjadi badai dan sampai saat ini dia belum kembali kerumah"

"Baiklah , aku akan memanggil semua orang untuk mencari anak mu "

"Terimakasih , saya sangat berterimakasih atas bantuan anda "

Tapi ternyata Ao'nung mendengar semua pembicaraan itu dari luar rumah langsung berlari dan memanggil Ilu nya .

Ao'nung mencari Li'erna ke seluruh tempat , tetapi tidak dapat menemukan nya .

"Sial , sebegitu benci nya kah dirimu Li'erna kepada ku ? "

Tanpa sadar ao'nung menangis .

"Haaa , sudah malam , sebaiknya kulanjutkan besok pagi "

Keesokan harinya.

"Kak mau kemana pagi pagi sekali ?"

Tanya Tsireya melihat kakaknya sedang bersiap-siap.

"Mencari Li'erna . Reya , ikutlah bersamaku, aku akan mengikat sampan pada ilu ku dan naiklah keatas nya , siapa tau aku bisa menemukan nya hari ini"

"Uhm , baiklah ayo "

Mereka pun mulai menyusuri lautan hingga senja tetapi hasilnya nihil.

"Kak sudah hampir malam , ayo kita pulang , kita lanjutkan besok pagi "

Kata reya yang sudah sedikit mengantuk.

"Tidak  , ayo cari lagi , aku yakin dia di dekat sini "

"Astaga"

Meski lelah Ao'nung tetap mencari Li'erna.

Tak lama kemudian Ao'nung melihat sesuatu yang berkilauan dari bawah air dekat karang laut .

"Astaga berkilau sekali"
"Reya ayo kita liat kesitu"

Ajak Ao'nung pada adiknya.

Tapi ketika ia semakin mendekati , ternyata itu adalah sebuah kalung permata milik seseorang , ketika melihat pemilik kalung itu , Ao'nung sangat mengenali sosok itu .

Sosok yang membuat ia selalu merasa hangat , sosok yang selalu membuat ia senang , sosok yang memberi tahu mana yang benar dan salah .

Ia gemetar menggendong sosok itu , dan mengisyaratkan pada adiknya untuk membantu menggendong nya .

Ya , Li'erna sudah ditemukan .

Ao'nung dan tsireya menggendong nya ke permukaan dan menaruhnya di sampan yang mereka bawa .

Ao'nung pun memeluk tubuh Li'erna dan memberinya nafas buatan meski rasanya sudah tidak mungkin karena tubuh Li'erna sudah sangat dingin dan kaku .

"Reya.."

"Ya kak ?"

"Bisakah kau yang mengendarai Ilu ku ? Aku ingin disini , memeluk tubuhnya untuk terakhir kali "

"Um, ya "

Ya , Li'erna sudah tiada , maka dari itu Ao'nung memeluk tubuh Li'erna untuk terakhir kalinya sebelum dimakamkan.

•Li'erna Tu Ava'lu•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang