First Class : 1

59 44 148
                                    


Happy Reading


-


-


-


-


-


Masih memposisikan tubuhnya untuk tetap berdiri, sepertinya sudah satu jam namjoon menyandarkan tubuhnya pada tembok dibelakangnya, kakinya mulai terasa kesemutan, matanya tampak letih dan berkali-kali ia menguap bukan karena rasa kantuk menyerangnya melainkan rasa bosan, berbanding terbalik dengan gadis yang kini didepannya terlihat antusias dan sangat excited, matanya terlihat berbinar melihat schedule yang kini dipegangnya.

"Baiklah, kapan kita mulai?"

"Sekarang?"

"Baiklah, tapi....apa mereka tidak ada jadwal hari ini, aku takut mengganggu jadwal mereka hanya karena sceduleku" , Hyera sedikit khawatir, karena namjoon ingin hari ini schedulenya diberlakukan.

"Hari ini mereka senggang, bahkan untuk hari-hari berikutnya....kita hiatus sebentar, kau bisa memanggil mereka satu persatu sesuai schedule,"

"Bagaimana kalau kelas musik dulu?,"

"Oke,biar aku yang panggil siapa yang tepat untuk bagian ini".

Sementara itu Hyera bergegas ke ruang musik milik mereka,entah siapa yang dipanggil oleh namjoon ia tidak peduli menurutnya mereka sama-sama mempunyai bakat yang luar biasa. Tak lama,seseorang memasuki ruangan tersebut, siapa lagi kalau bukan Hyung suga.

"Apa-apaan ini?, kenapa aku yang harus jadi mentormu?".

"Iya...apa ada yang salah?".

"Huft, kenapa kali ini kelas musik harus aku? kenapa tidak mempercayakan ke yang lainnya aja".

"Itu ..aku kurang tau"

"Sini aku kasih faham, maksudku....mungkin hanya aku yang berbakat dibidang ini,"terlihat Suga tersenyum penuh kepercayaan diri,sementara Hyera membalasnya dengan tatapan datar.

Tak lama Suga menatap sebuah piano dihadapannya,dan menghampirinya. jari-jarinya mulai menari diatas tuts piano tersebut ,tak lama ia merebahkan tubuhnya pada kursi didekatnya.Matanya fokus.Sibuk berpikir jauh,ia masih memusatkan perhatiannya pada piano tersebut.Ia mulai mengalunkan lagu sederhana "Rivers Flows in you",Hyera terlihat sangat menikmati lagu tersebut, benar-benar menenangkan.

Tak terasa pria itu mulai menitikkan air mata,menghiraukan eksistensi ruang lainnya.Walau ia menahannya,pada akhirnya air matanya lolos juga.Suga menghela napas,melepaskan jari-jemarinya di atas tuts,Hyera hanya terdiam seribu bahasa.Kagum,satu kata yang menggambarkan apa yang dilihat Hyera saat ini.

Kagum,satu kata yang menggambarkan apa yang dilihat Hyera saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau baik-baik saja?"

"Aku merindukan seseorang", Hyera mengernyitkan dahinya. Heran, padahal ia hanya menanyakan kondisinya yang tiba-tiba menangis tidak jelas, kenapa kali ini pria itu sekarang seakan-akan sedang curhat.

Suga mulai menyeka air matanya yang sedari tadi jatuh dipelupuknya, saat air matanya kian membuncah.Ia mulai berdiri, menghampiri Hyera yang sejak tadi masih berdiri mematung disana. Menatap Hyera lamat-lamat. Ia menarik tangan Hyera, menempatkan jari-jemari gadis tersebut diatas tuts piano. Tangannya menyentuh jemari Hyera agar menyesuaikan ritmenya.

"Gunakan instingmu. Masukkan perasaanmu didalamnya, maka kau akan larut dalam alunan nada".

Suga menghentikan jarinya. Mendongak lalu tersenyum menatap gadis tersebut. Hyera pun kembali menaruh jari-jari tangannya diatas tuts piano. Perlahan suara denting piano mulai terdengar. Hyera tidak menyadari kalau Suga sedari tadi menatapnya yang sangat fokus pada tuts piano tersebut. Ia mulai merapatkan jari-jari tangannya. Meremas perlahan dan sedikit ragu namun ia kembali menyentuh tuts-tuts piano tersebut, seolah-olah masih menghafal nada yang tepat untuk dimainkannya.

"Piano tidak memiliki nada yang salah,jadi jangan ragu, yang harus dilakukan hanyalah menekan tuts yang tepat pada waktu yang tepat dan instrumen akan memainkan dirinya sendiri. Warna adalah keyboard, mata adalah harmoni", suga kembali menyetarakan jari Hyera yang tampak ragu. Senyum simpul terulas diwajah gadis itu. Kata-kata yang indah, pikirnya.

Kini ruangan sunyi itu dipenuhi dentingan piano. Hyera mulai menyesuaikan ritme jari-jari Suga. Kini Hyera mantap dengan apa yang ia sentuh dengan jarinya tersebut, ia tidak takut salah akan nada yang timbul, selagi dengan pria ini. Sorot matanya kini terfokuskan pada ujung piano tersebut yang bertuliskan "A.R.M.Y" ,ia pun berpikir sejenak, lalu tersenyum , "Oh ini...yang daritadi sangat dirindukannya,sangat manis", pikir Hyera.

Sayup-sayup terdengar alunan nada piano tersebut dari luar ruangan, seseorang merasakan kenyamanan akan Alunan nada tersebut, ia mengikuti naluri pendengarannya menghampiri tempat yang daritadi mengusik perasaannya yang ingin mendengar alunan tersebut dari dekat. Pria itu berpikir tepat bahwa si pianis tersebut tentunya Suga, lantas siapa lagi. Ia menghentikan langkahnya tepat di depan ruangan tersebut. Sedikit mengintip dengan perlahan pintu itu ia biarkan sedikit terbuka."Hyera?",gumamnya. Suga terlihat tertawa lepas dari arah sana, berbanding terbalik dengan karakternya yang seperti kulkas seribu pintu itu.

Pria itu mulai menghampiri keduanya, lalu berdeham sedikit memberikan kode akan kehadirannya. Sontak keduanya melihat ke arah pria itu. Sedangkan Suga, ia kembali memposisikan ekspresi datarnya ketika menatap pria itu dan...... seolah-olah ingin pria itu melupakan ekspresi hangatnya tadi.

Skip........
Next?

"terima kasih telah mengisi kekosongan hatiku,"-💜


....

Kim HyeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang