How It End

122 28 3
                                    

"Mau ketemu Renjun, ya?"

Pertanyaan Yangyang menyapa telinga Yizhuo begitu dia berdiri di depan pintu gerbang kontrakan yang ditempati Renjun. Omong-omong, Renjun tinggal di rumah kontrakan ini bersama empat temannya. Kalau Yizhuo tidak salah ingat ada Yangyang–yang merupakan temannya sedari masa kuliah, Haechan, Mark, dan Jungwoo.

"Iya nih. Kamu baru pulang?"

"Hooh. Harusnya dari tadi sih tapi tadi ketemuan sama ayang dulu hehe duh TMI banget kayaknya ya," ujar Yangyang sambil membuka gerbang dan mempersilahkan Yizhuo masuk terlebih dahulu.

"It's okay," jawab Yizhuo diiringi senyum tipis. Berterima kasih juga pada Yangyang yang sudah membukakan pintu gerbang.

"Yaudah sana langsung masuk aja gih. Gue duluan ya," pamit Yangyang ketika mereka sudah berada di ruang tengah. Yizhuo hanya mengangguk sebagai respon.

Sejenak, pandangannya memperhatikan kondisi rumah kontrakan ini yang terasa sepi. Sepertinya para penghuninya belum semua kembali. Akhirnya Yizhuo memutuskan berlalu untuk menuju kamar Renjun yang terletak di pojok kanan. Tiga kali ketukan dan sang pemilik kamar pun langsung membukakan pintu.

"Hai," Yizhuo berkata dengan canggung begitu melihat Renjun berdiri di hadapannya. Dia tidak tahu apa alasannya, hanya saja perasaannya memang sedikit tidak enak beberapa waktu terakhir. Entahlah, banyak pikiran negatif berlalu lalang dalam pikirannya.

"Hei kok bengong? Masuk yuk!"

Yizhuo sedikit tersentak ketika Renjun menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk masuk. Dia sedikit merutuk dalam hati karena malah melamun tanpa disadari.

"Aku lagi pesen makan tadi. Kamu mau gak? Kalau iya aku pesenin lagi nih," tawar Renjun begitu mereka telah berada di dalam kamar. Bukannya menjawab, Yizhuo malah langsung naik ke atas ranjang lelaki itu tanpa permisi. Dia sedikit penasaran ketika melihat laptop Renjun dalam keadaan menyala. Oh sepertinya lelaki itu baru saja menyelesaikan kegiatan menggambarnya.

"Nggak. Aku udah makan kok tadi, masih kenyang." Yizhuo baru menjawab pertanyaan Renjun sekarang.

"Okay."

"Kamu ini udah beres kerjaannya? Aku boleh pake nonton aja gak?"

"Boleh. Ditutup aja tab-nya gak apa-apa. Eh sebentar kayaknya udah nyampe nih makanannya. Aku ke depan dulu."

Yizhuo hanya mengangkat tanganya membentuk tanda 'oke', semantara fokusnya tetap pada laptop. Dia sibuk memilih film apa yang akan ditonton kali ini. Setelah menemukan film yang pas, Yizhuo menekan tombol play dan film pun dimulai. Tidak lama, Renjun terlihat masuk kembali ke kamar dengan membawa satu plastik putih berisi makanan. Lelaki itu kembali menawarkan Yizhuo yang tentu saja ditolak.

"Udah kamu makan sendiri gak apa-apa. Aku mau nonton aja," ujar Yizhuo agar Renjun fokus saja pada makanannya. Lelaki itu menurut dan makan dengan makan dengan tenang. Yizhuo sendiri kini larut dalam film yang ditontonnya.

Yizhuo bisa merasakan Renjun yang mendekat dan duduk di sebelahnya. Nampaknya lelaki itu sudah selesai makan dan ikut menonton sekarang.

"Abis ini mau nonton apa lagi?"

"Aku tetiba kepikiran pengen rewatch Narnia deh. Ada gak sih? Tiba-tiba kepikiran Edmund haha."

"Yang cakep emang selalu diinget ya." Yizhuo sedikit tergelak mendengar nada bicara Renjun yang terdengar sedikit mencibir.

"Iya dong kayak aku yang selalu inget sama kamu."

"Berarti aku cakep kan ya? Lebih cakep mana sama Edmund?"

Dear, SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang