Bagian 6

866 158 29
                                    

Kali ini pihak sekolah mengambil tindakan tegas untuk para pelaku yang membuat Biyu terluka. Jasmine dan teman-temannya mencoba membela diri, tetapi tetap saja ia tak bisa mengelak akan kesalahan yang mereka perbuat.

Kali ini Alva hanya diam, ia tidak tahu harus bereaksi apa? Bukannya baru saja Biyu keluar dari Rumah Sakit, dan baru saja Biyu kembali, mengapa ia harus kembali mendapatkan perlakuan ini?

"Al, sebenarnya Biyu kenapa?" Tanya Roy.

"Bukannya lu tahu apa yang cewek lu lakuin?" Ketus Alva.

"Bukan, gue tahu itu. Maksud gue, ini kayak ga normal. Kali ini gue liat dengan langsung, darah Biyu seakan ga mau berhenti."

"Dia penderita Hemofilia." Ujar Alva, Roy terdiam sesaat, bahkan pikirannya sangat kacau.

"Bukannya itu bahaya?"

"Ya lu liat aja sendiri. Terus waktu lu mukul dia, logika aja kalau dia orang normal kayak kita, ga mungkin dia sampai mendapatkan perawatan khusus." Jelas Alva.

"Tapi, bukannya dia pembully?" Ujar Roy dan mendapat tatapan tajam dari Alva, "..oke Al, gue hanya mendengar isu itu dan gue emang ga tahu kebenarannya, dan gue ga mungkin ganggu Biyu karena dia udah baik sama gue, tapi-.."

"Dia bukan pembully, tapi dia korban pembullyan." Ujar Alva menyanggah ucapan Roy.

"Apa?"

"Sama kayak kasus lu kemaren sama dia. Di sekolah sebelumnya dia dapat perlakuan buruk dari beberapa orang, terakhir dia di keroyok sama Rion dan teman-temannya, dia hampir mati saat itu, tapi setelah dia membaik, dia bebaskan Rion dan putar balikan fakta untuk bersihkan nama Rion dan teman-temannya. Guru-guru di Sekolah sebelumnya dan di Sekolah kita tahu kebenarannya, tapi mau gimana lagi? Dimata semua siswa Biyu adalah pembully. Sekarang logika lu aja Roy, bagaimana orang  kayak dia begitu? Ditambah penyakitnya?"

"Terus temen-temen lu tahu juga kondisi Biyu?" Tanya Roy, Alva pun mengangguk. Ia mengusap kasar wajahnya.

"Gue ga tahu apa kesalahan Biyu sampai semua orang benci Biyu. Gue ga tahu harus bagaimana kalau sampai kali ini Biyu ga tertolong."

"Al, gue minta maaf. Gue juga wakilin Jasmine untuk minta maaf."

"Buat apa? Kadang percuma mau kasih hukuman kepada orang-orang yang melakukan ini juga, palingan anak itu bakal bebasin kalian lagi, gue ga tau emang dia terlalu baik atau bego!" Ujar Alva, Roy bahkan tak tahu harus bagaimana lagi. Kali ini mereka hanya terdiam, bahkan beberapa saat lalu mengatakan kondisi Biyu kritis dan hampir saja jantungnya terhenti.

...

Kondisi Major's School terlihat cukup ricuh, bahkan saat ini Jasmine dan teman-temannya masih berada di ruangan konseling. Di luar sana pun masih banyak yang menyalahkan Biyu walau sangat jelas bahwa Jasmine dan teman-temannya yang melakukan kesalahan. Bahkan, Whiesa dan Raksa terlibat agrumen dengan beberapa murid disana. Suasana memang cukup memanas, tetapi Jasmine hanya dan teman-temannya tidak tahu harus bagaimana, mereka mengingat bagaimana Biyu menutupi perlakuan mereka kepada Alva saat itu.

Whiesa, Raksa, Raka bahkan Jefri tak habis pikir apa yang membuat seisi sekolah menelan begitu saja berita dan menghakimi Biyu tanpa bukti. Saat ini, mereka semua melihat bahwa Biyu yang menjadi korban, akan tetapi mereka hanya mengatakan pasti Biyu yang memulainya.

"Gila lo Sa! Lu lindungin itu anak? Dia itu pembully, jangan mentang-mentang lu sama genk lu dekat dengan dia, lu bela dia. Jangan mentang-mentang lu semua berkuasa lu bisa bertindak ga adil!"

"Eh anj-..! Buka mata lo! 2 kali temen gue hampir mati dan lu masih anggap temen gue pelaku? Lu ngomong keadilan sama gue? Ngaca lo!" Kesal Whiesa, ingin rasanya ia menghajar orang-orang jika saja ia tak dihalangi oleh Raka dan Raksa.

Impossible✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang