Genggaman erat Athala pada tangan Biyu seakan ia tak ingin ini semua terjadi pada sang anak. Jujur dikatakan ia sangat sakit melihat ini. Ia selalu protect terhadap Biyu sehingga menjadi sangat keras kepada anaknya. Ia hanya tidak ingin sesuatu hal buruk terus menerus menimpa anaknya.
"Sayang! Lihat!" Ujar Lyandra memberikan hasil tespek dengan garis dua, Lyandra tersenyum riang, bahkan Athala segera mengangkat tubuh Lyandra karena terlalu riang.
"Ziro akan punya adik!" Riang Athala, ia segera menurunkan Lyandra dan berjongkok dihadapan sang wanita yang sangat ia cintai, ia mencium dan mengusap perut Lyandra. Ia sangat teramat senang.
...
"Putra anda mengidap Hemofilia, dalam kondisi ini anda dan Istri anda harus lebih ekstra memperhatikannya. Usahakan ia menghindari segala aktivitas berbahaya yang menyebabkan anak anda terluka."
"Apa tidak ada cara menyembuhkannya? Aku akan mengeluarkan uang berapapun agar anakku dapat hidup normal."
Hanya helaan nafas yang ia dapati, karena memang tidak ada yang bisa dilakukan. Jujur saja rasanya hancur, bahkan ia hanya menatap Lyandra yang tengan menggendong sang anak yang masih berusia 13 bulan saat itu.
...
"Papa, tapi Kei ingin sekolah seperti Koko. Tidak akan ada masalah."
"Tidak akan ada masalah bagaimana? Apa kau bisa menjaga dirimu sendiri? Kau tahu kau itu penyakitan? Kau tahu yang ada kau menyusahkan orang lain?!" Biyu hanya terdiam.
"Pa, aku akan menjaga Kei." Ujar Ziro.
"Lalu jika kamu lulus, siapa yang akan menjaganya?"
Lyandra bahkan tak mampu untuk berkata apapun. Cara Athala memang terlalu keras, tetapi ia tahu bahwa suaminya sangat mencintai anaknya.
...
"Pak Athala, saya dari Pelita Harapan ingin memberitahu bahwa saat ini Biyu berada di rumah sakit dalam kondisi kritis." Ujar seseorang dalam telepon. Jantungnya seakan berpacu sangat cepat, ia bahkan meninggalkan pekerjaannya saat itu juga.
Ia tak ingin terjadi apapun kepada anaknya. Seharusnya ia menang harus mengurus sang anak, setidaknya ia tahu bahwa didalam rumah, tidak akan pernah bahaya menghampiri Biyu.
...
Athala mengusap lembut tangan Biyu, ia sangat berharap sang anak kembali bangun. Wajahnya sudah basah karena air matanya, ia sangat takut jika sesuatu hal buruk menimpa Biyu.
Lyandra menyentuh bahu Athala, ia tahu bahwa Athala sangat tersiksa melihat kondisi Biyu.
"Aku Papa yang buruk bukan, Ly?" Tanyanya, ia bahkan tak melepaskan penglihatannya dari Biyu.
"Kau Papa terbaik untuk Ziro dan Kei."
"Tapi, lihat. Aku bahkan tidak dapat berbuat apa-apa saat ini." Ujarnya, Lyandra hanya menghela nafasnya. Ia bahkan lebih sakit melihat kondisi Biyu.
"Kei pasti akan bangun, anak kita anak yang kuat." Ujar Lyandra, Athala hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
Lyandra tersenyum riang dan bercanda dengan Putra sulungnya yang ada dipangkuannya. Perutnya sudah terlihat membesar, beberapa minggu lagi kemungkinan ia akan melahirkan. Semenjak menikah dengan Athala, Lyandra berhenti menjadi seorang Violin. Ia hanya bermain dikala senggang dan bermain dihadapan Keziro, seperti hari ini, selagi Athala masih bekerja, ia bermain dengan Putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible✔
FanfictionSeorang pemuda bernama Biyu yang dikenal sebagai Pembully di Sekolah sebelumnya yang sebenarnya fakta mengatakan hal lain, bahwa ia adalah korban pembullyan.