13.1 | Aku Ingin Berterima Kasih Padamu

16 1 0
                                    

There's A Feeling That Goes to You
.
.
laudaisie

Jaemin menopang dagunya. Dia tampak serius membaca buku menu makanan dan minuman yang tersedia di kafe Delight. Aku memandang pemuda itu dengan malas. Sudah lima menit aku berdiri di balik meja kasir, menunggu pemuda itu menyebutkan pesanannya.

"Ice americano 8 shots."

Helaan napas kesal kukeluarkan. Jaemin dengan kopi kesukaannya, kenapa pemuda itu harus membaca buku menu jika pada akhirnya menu yang dipesan sama saja dengan sebelumnya?

"Ada lagi?" tanyaku kemudian. Jaemin menggeleng. Dia tersenyum usil.

"Baik, mohon tunggu sebentar." Aku segera menuliskan pesanannya.

Suasana kafe Delight hari ini cukup terbilang ramai. Selain karena malam merupakan jam istirahat, sebuah acara karnaval yang digelar tak jauh dari kafe berhasil menyita segala kalangan untuk sekadar berkunjung. Tak hanya itu, kabar mengenai adanya pesta kembang api di pertengahan malam membuat mereka semakin semangat untuk menunggu.

Ah, dan ya, alasan Jaemin memilih untuk tetap diam di kafe adalah menungguku menyelesaikan pekerjaan. Beberapa menit lalu, pemuda itu memang mengajakku pergi ke karnaval.

Suara pintu kafe dibuka dari luar mengalihkan atensiku yang semula memandang objek sembarang. Kedua mataku melebar terkejut begitu melihat seorang pemuda yang kukenal masuk ke dalam kafe. Dia Hwang Hyunjin.

Wah, aku baru bertemu dengannya hari ini setelah kejadian di kelas sore itu. Pemuda bertubuh tinggi itu melangkah mendekat ke arah meja kasir.

"Hyunjin? Kau mau pesan apa?" Aku memandang pemuda itu dengan canggung. Kejadian buruk antara aku dan Hyewon dilatarbelakangi oleh perasaan Hyewon yang tak berbalas untuk Hyunjin. Apakah Hyunjin mengetahuinya?

"Aku pesan caffe latte panas satu," ujar pemuda itu kemudian setelah berpikir panjang. Aku segera menuliskan pesanannya ke atas buku tebal yang memuat daftar pesanan. "Dan aku juga ingin berbicara denganmu," imbuhnya.

Aku terdiam sesaat. Apakah Hyunjin mengajakku berbicara untuk membahas perihal kejadian kemarin? Dengan ragu, aku mengangguk mengiyakan. Lagipula masalah antara aku dan Hyunjin telah selesai saat di ruang kelas waktu itu.

Kini menyisakan masalahku dengan Hyewon. Mungkin dengan bantuan Hyunjin, masalah tersebut dapat menemukan titik terangnya mengingat pemuda itu merupakan penyebab dari masalah yang ada.

"Perihal kemarin, aku minta maaf. Aku minta maaf atas Hyewon yang mengganggumu secara keterlaluan." Hyunjin menipiskan bibir. Ia menatapku dengan pandangan penuh rasa bersalah.

Aku terheran. Meskipun Hyunjin tidak sepenuhnya salah, tetapi kenapa harus pemuda itu yang meminta maaf atas Hyewon? Hyewon saja enggan untuk mengatakan kata maaf di depan wajahku.

"Aku sadar hubungan persahabatanmu dengan mereka merenggang, itu semua karena diriku. Aku sungguh minta maaf. Aku tidak tahu risikonya akan sebesar ini." Hyunjin sedikit menunduk. Dia sungguh merasa bersalah atas kejadian yang di luar dugaannya.

Aku menatap lurus jendela kafe. Sebenarnya aku telah memaafkan ulah Hyunjin yang terlalu gegabah, namun tetap saja aku tidak akan melupakannya. Bekas dari tindakan pemuda itu masih berbekas sampai sekarang.

"Aku memaafkanmu." Dapat kulihat, Hyunjin menatapku cepat. "Tapi sebagai gantinya, aku ingin kau berbicara baik-baik pada Hyewon sehingga gadis itu tidak berpikiran kembali untuk menggangguku."

¤¤¤

Jaemin menyunggingkan senyumnya begitu aku membuka pintu kafe yang akan tutup sebentar lagi. Pemuda yang masih terbalut baju seragam sekolah itu berjalan mendekat.

There's a Feeling That Goes to You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang