9 | Yang Terlibat dalam Kisahku

23 1 0
                                    

There's a Feeling That Goes to You
.
.
laudaisie

"Kau?!"

Hyunjin mendongakkan kepalanya. Dia menatap ke arahku dan tersenyum sumir. Kenapa dia ada di sini?

"Kita perlu bicara, Ju," ujarnya tanpa ragu.

Aku menatapnya dingin. Apakah ia tidak sadar aku terkena masalah karena dirinya menyeretku ke dalam masalah asmara yang bukan urusanku?

"Bicarakan saja," balasku kemudian seraya memunguti sampah yang berserakan di atas lantai.

"Nanti setelah lokermu bersih, kita bicarakan. Karena ini masalah serius."

Aku mengiyakannya saja. Aku membiarkannya membantuku memunguti sampah. Lagipula dia yang mengajukan diri, aku tentu saja tak akan menolak jika ada yang membantuku.

Hyujin mendudukkan badannya di sebelah kursi yang kutempati. Dia menolehkan kepalanya, menatap lurus ke arahku.

"Maaf." Pemuda itu membasahi bibirnya yang seketika kering. "Maaf telah membawamu ke dalam masalah," imbuhnya.

"Aku tidak menduga akan terjadi seperti ini," ujarnya sesal.

"Kau tahu?" Aku menatap dalam manik mata Hyunjin yang masih terlihat meskipun ruangan semakin menggelap akibat langit yang sebentar lagi beranjak malam.

"Hubungan pertemananku dengan Hyewon semakin merenggang." Aku tertawa sumbang. "Bahkan dia kini memperlakukanku sebagai musuhnya."

Aku mengalihkan pandanganku ke segala arah. Ingatan mengenai Hyewon, Yuri, dan Yujin mengajakku bermain terputar begitu saja. Mereka mengajakku ke beberapa tempat jika akhir pekan telah tiba.

"Apa kau bisa mengembalikannya?" Aku menatap sendu jam dinding yang tertempel di atas papan tulis. "Mustahil, bukan?"

Helaan napas berat kukeluarkan. "Lagipula aku juga tidak mau berteman dengan mereka kembali setelah hal yang terjadi."

"Apakah aku penyebab kalian seperti itu?" tanya Hyunjin. Lelaki itu menatapku dengan penuh rasa penasaran.

Aku mengangguk, "Ya. Saat pertama kali kau mendekatiku, Hyewon sudah merasa risih dengan keberadaanku."

"Bayangkan saja kau memiliki sahabat dekat. Rupanya seseorang yang kau sukai lebih memilih sahabat dekatmu itu. Apa kau tidak kesal? Hyewon pasti seperti itu." Aku menatap Hyunjin yang membungkam. Dia tampak merenung berpikir sejenak.

"Terlepas dari Hyewon, bagaimana responmu terhadap perasaanku padamu?" Hyunjin menatapku dengan penuh tanya.

Aku tersenyum kecil, "Terima kasih telah menyukaiku, Jin. Tapi maaf, aku tidak bisa membalas perasaanmu kembali." Sejujurnya, aku merasa bersalah atas Hyunjin. Hwang Hyunjin memang baik, namun hatiku tidak dapat memilihnya sebagai tambatan hati.

Hyunjin tersenyum getir. "Kita masih bisa berteman?"

Aku mengangguk. Ya, berteman lebih baik dibandingkan saling tak mengenal.

¤¤¤

Percakapan dengan Hyunjin saat waktu senja tadi, rupanya terekam oleh seseorang yang tidak kuketahui. Rekaman video berdurasi lima menit itu tersebar di dalam grup angkatan sekolah.

Jantungku berdebar tak karuan. Siapa yang merekamnya? Tepat setelah video tersebut terkirim, banyak sekali pesan yang menyerbu, merespon terhadap isi dari video tersebut.

Aku tidak berani untuk membukanya. Namun, banyak sekali pesan-pesan kebencian yang datang dari nomor tak dikenal masuk ke dalam layar ponselku.

Keringat dingin seketika meluncur membasahi tubuhku. Kenapa jadi serumit ini? Padahal aku sudah merasa sedikit lega karena telah menyelesaikan satu masalah.

Tapi kenapa masalah lainnya malah muncul? Tanpa menanggapi lebih lanjut, aku langsung mematikan layar ponselku setelah mengaturnya menjadi mode diam.

Hari ini terasa sial sekali. Aku tidak tahu mengenai langkah yang harus kuambil di hari selanjutnya. Aku ingin berteriak saat ini juga. Kenapa dunia kejam sekali?

Rasanya ingin menangis saja.

¤¤¤

to be continue

There's a Feeling That Goes to You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang