Bab IX

525 63 15
                                    

Hari menjelang pagi saat bapak dan Pak Dul tiba kembali di desa. Dan suasana desa masih sama seperti saat mereka tinggalkan malam tadi. Orang orang nampak panik hilir mudik kesana kemari tanpa tahu apa yang harus mereka perbuat. Jerit tangis serta rintihan dari mereka yang menjadi korban dari pageblug yang tengah melanda ini terdengar begitu pilu dan menyayat hati. Wajah wajah cemas dan takut terpancar dari setiap warga yang mereka temui. Hanya Pak Bayan dan Pak Jagabaya yang menampakkan wajah kesal saat menyadari kedatangan mereka berdua di halaman rumah Pak Bayan.

"Kalian darimana saja heh?! Sampai tiga hari menghilang tanpa ada kabar! Kalian ndak sadar kalau desa semakin kisruh, malah minggat tanpa pamit!" Tegur Pak Jagabaya dengan suara meninggi.

"Hah?! Tiga hari Pak?" Hampir serempak bapak dan Pak Dul balik bertanya.

"Kalian pikir berapa hari kalian minggat?! Dasar! Kalian ndak sadar, hampir semua warga sekarang terserang penyakit aneh itu! Sampai sekarang belum ada satupun yang berhasil diobati! Mantri dari kecamatan sampai kewalahan menangani pageblug ini! Lha kok kalian enak enakan minggat tanpa pamit!"

"Maaf Pak Jagabaya," Pak Dul menyela. "Sebenarnya kami bukan bermaksud untuk pergi tanpa pamit. Tapi kebetulan kemarin tanpa sengaja kami bertemu kembali dengan Mbah Kendhil. Dan alhamdulillah, Mbah Kendhil ternyata berubah pikiran, dan bersedia untuk membantu kita. Ini, kami dibawain air ini sama Mbah Kendhil, disuruh membagikannya kepada semua warga tanpa terkecuali. Mudah mudahan air dari Mbah Kendhil ini bisa sedikit membantu mengatasi pageblug yang tengah terjadi ini."

"Hmmm, seperti itu ya," Pak Bayan yang ikut mendengarkan penjelasan Pak Dul mengangguk angguk. "Ya sudah kalau begitu, ayo kita bicara didalam. Kebetulan juga ada Pak Mantri dan para petugas kesehatan dari kecamatan. Kita bicarakan hal ini bersama.sama."

Merekapun lalu masuk. Sepertinya masalah Pageblug ini benar benar telah menjadi masalah yang sangat serius. Pak Camat sampai harus minta bantuan ke kota kabupaten untuk mengatasi masalah ini. Dan itu sepertinya masih belum cukup, karena setelah beberapa hari melakukan tugasnya, para petugas yang didatangkan dari kota kabupaten itu belum ada tanda tanda bahwa mereka telah berhasil mengatasi masalah ini.

Desa Kedhung Jati termasuk desa yang paling beruntung. Setelah kematian tiga orang warganya tempo hari, tak ada lagi korban yang meninggal, meski penyakit aneh itu masih menyerang beberapa warga. Berbeda dengan desa desa lain yang konon katanya sampai hari ini kematian demi kematian masih terus menghantui. Dalam sehari, minimal ada satu orang warga yang meninggal di desa lain. Apakah ini imbas dari garam yang disebarkan oleh Mbah Kendhil di setiap rumah warga kemarin? Walllahu'alambishawab! Bapak dan Pak Dul tidak bisa menjelaskan sampai kesana.

Penjelasan dari para petugas kesehatan, Pageblug atau wabah yang terjadi sekarang ini, disebabkan oleh kurangnya kesadaran warga dalam menjaga kebersihan, sehingga warga jadi mudah terjangkiti penyakit yang mereka sebut muntaber itu. Karena itu selain memberikan obat dan perawatan terhadap warga yang terserang penyakit, para petugas itu juga memberikan penyuluhan tentang arti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Adapun air Kendhi yang dibawa oleh Pak Dul itu, justru menimbulkan masalah dan perdebatan baru. Para petugas kesehatan tidak mengizinkan Pak Dul memberikan air itu kepada warga, karena tidak terjamin kebersihannya. Perdebatan sengit antara Pak Dul dan para petugas kesehatan, hanya membuang waktu tanpa menemukan titik kesepakatan diantara mereka.

Beruntung, Pak Bayan berhasil menengahi perdebatan itu. Mau tak mau Pak Dul sepertinya memang harus mengalah, karena para petugas kesehatan itu lebih punya wewenang daripada dirinya. Dengan membawa rasa kecewa, bapak dan Pak Dul akhirnya pulang dengan membawa kendhi tersebut. Entah kenapa, ia sama sekali tak rela saat petugas kesehatan itu hendak menyita Kendhi yang ia bawa.

Short Story Kedhung Jati 2 : Pageblug Di Desa Kedhung Jati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang