11. Coffeshop

8K 662 15
                                    

"Jangan lupa VOTE, karena vote itu gratis"

"Happy Reading"

Nb: aku ngetik pakek laptop, kalo misalnya ada typo (tapi kata masih bisa dipahami) abai aja, aku males revisi soalnya.

💘

Ruangan gelap serta remang-remang hanya bermodalkan lampu kuning kecil membuat suasana tampak mencekam.

Sementara di sudut ruangan terdapat wanita yang tengah asik dengan dunia nya sendiri dan sang suami hanya mengamati.

"Kuku ke sepuluh di hari yang kesepuluh, next kuku jarimu" ujarnya sambil menyeringai, sementara wanita yang tengah di cabut kukunya tengah menangis histeris meminta ampun

"Mangkanya, lain kali jangan seenak nya nunjuk-nunjuk orang, apalagi itu saya, ihhh nggak level banget" Ava menoleh ke sang suami "Ya kan honeyyy!" Ujarnya meminta persetujuan

"Ya, darling" jawabnya yang membuat Ava tersenyum puas

"Kamu aja nggak pantes berteman sama saya ini malah berani nantang saya mau mati? Ke neraka dunia dulu ya hihi" ujarnya sambil memasukan kuku tersebut kedalam tabung

"Sayang, Heru mengatakan jika Price ke Coffeshop dengan Cakra" ujar Ditya memberi tau, tanpa mengganggu kesenangan sang istri

Ava bangkit, sebelum pergi ia menginjak punggung tangan wanita yang berani menantangnya dengan hells nya lalu berdecih sinis merasa puas wanita itu memekik kesakitan

Ia menghampiri Suaminya "biarkan, takutnya nanti ngambek berkepanjangan" ujarnya

"Udah ah, ayo keluar sumpek disini panasss" ujarnya sambil menggait lengan sang suami. Ditnya? Nurut aja

●●●

Aakash duduk sambil menunggu pesanannya ia memandang jalanan yang terlihat dari jendela Cafe dengan tenang, area ini cukup asri dan tenang, tidak banyak kendaraan yang berasap berlalu-lalang, kalo mencari tempat bersantai yang nyaman dan damai ya ini tempatnya

Sementara si sulung sedang sibuk melihat Ipad-nya, ia mengajukan cuti ke Franz. Tapi biarpun ia cuti email yang terkirim juga harus tetap di cek.

"Kak" panggilnya yang di balas deheman oleh sang Kakak

"Mau kucing" pintanya

"No, berbulu"

"Yakan nggak masalahhhh" apa masalahnya coba kan wajar kucing ada bulunya

"No, nanti kamu bisa kena virus" ujarnya

"Ah, nggak asik gak lek" ucapnya sambil memalingkan muka, ngambek.

Aakash menatap jalanan yang hanya di lewati sepeda sesekali menyuruput minuman yang ia pesan dan menyicip Dessert yang ia pesan tadi.

"kak" panggil Aakash yang lagi-lagi dibalas deheman sang kakak membuatnya mencebik sekilas

"Aakash mau  motor" pintanya. Cakra mengalihkan tatapannya dari Ipad-nya lalu menatap Aakash sambil menaikan alisnya seolah bertanya "kamu becanda?" 

Aakash berdecak "beneran! aku dulu di rumah Kakek aja punya motor!" ujarnya seolah menyakinkan sang kakak kalo dia  bisa menaiki motor.

Cakra terkekeh tak percaya sambil membuang pandangannya, ia kembali mentap Akash "si tua itu mengizinkanmu?" tanya Cakra sungguh-sunnguh

Aakash melotot tak percaya " hey! it's your grandfaher!" itu sungguh tak sopan, yaa... walau kadang dia seperti itu sih, hehe.

"terserah" ujarnya abai

AakashTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang