Day 2
-Cerpen-
Balikan, Yuk!
===================
Bocah laki-laki berusia lima tahun, tengah asik memilih mainan dalam kotak kontainer. Sebagian mainan ada yang telah rusak, tetapi tidak boleh dibuang.
Pernah suatu hari ibunya membuang printilan yang sudah tidak berbentuk. Berakhir Faiq mengamuk dan tidak mau dibujuk meskipun akan dibelikan yang baru. Jadi, sejak saat itu ibunya tidak pernah lagi membuang mainan meski itu hanya sebuah ban mobil-mobilan yang terlepas.
Tidak lama kemudian, Faiq menumpahkan isi kotak mainan sehingga isinya berhamburan.
Pria muda mengenakan kemeja putih dipadu pantalon cokelat muda langsung menghela napas. Dia harus bersiap mendengar omelan wanita yang akan membuat telinganya pengang.
"Ayah, malam ini tidur di sini, ya?" Mata Bulat Faiq menatap penuh harap. Pria yang sedang mengetik pada jendela ponsel menjeda aktifitasnya sekadar menatap sebentar.
"Ayah masih ada kerjaan." Pria itu menolak halus. Raut Faiq langsung cemberut.
"Trus, kapan Ayah tidur sama Faiq dan Bunda? Kata Nayla, menyenangkan sekali tidur bersama mama dan papanya." Pria itu menggaruk pelan pelipisnya yang tidak gatal.
Bagaimana menjelaskannya kepada bocah lima tahun itu. Sekarang Faiq banyak bertanya. Dari mulai kenapa Ayah dan Bunda tidak punya satu rumah saja, kenapa Faiq kalau jumat sore harus ikut ayah untuk tidur di sana, dan banyak lagi pertanyaan lain membuat ia dan mantan istrinya kesulitan menjawab.
Pria itu mendekati bocah yang duduk di antara mainan berserakan kemudian berjongkok."Kita bereskan mainannya, ya! Bentar lagi Bunda datang. Barusan Ayah telepon Bunda. Sekarang lagi jalan ke sini."
Tatapan Faiq tersirat kode menolak. Kemudian pria itu memungut satu per satu mainan dan memasukan ke dalam kontainer.
Tangan pria itu menggantung di udara setelah memungut satu mainan, menoleh ke arah pintu utama saat mendengar suara motor matik memasuki carport.
"Tuh, Bunda sudah datang," ucap pria itu seraya berdiri menghadap pintu utama.
"Waalaikum salam," jawab pria itu ketika mendengar dari luar seseorang mengucap salam.
Sesosok wanita muda masuk. Raut lelahnya langsung menegang saat melihat ruang tamu minimalis berantakan seperti terkena gempa.
"Aku yang akan bereskan." Pria itu berbalik. sebelum wanita di hadapannya mengeluarkan tanduk di kepalanya.
"Kok, pulang malam?" tanya pria itu sambil memasukkan mainan ke dalam kotak kontainer.
"Tadi SO. Dulu," jawab wanita pemilik nama Dara. Wanita itu sudah berjongkok di samping pria pemilik nama Pramudya.
"Kok, jam segini Faiq belum tidur, sih? Besok Faiq, kan, sekolah. Aku bakal repot banguninnya." Omelan Dara terdengar kesal.
"Faiq belum mengantuk. Mungkin masih kangen sama aku. Hampir dua minggu kita nggak ketemu karena aku training di Bandung. Besok pagi-pagi, aku ke sini antar Faiq ke sekolah. Kamu istirahat saja. Masuk siang, kan?" kata Pramudya. Dara pun berhenti mengomel.
Pramudya menoleh sebentar. Wanita sedang berjongkok di sampingnya masih sama. Harum parfumnya lembut tidak menusuk. Pria itu juga hafal tempat-tempat harum itu dapat ditemukan. Mulai dari leher, di balik telinga, dan ....
Sudahlah! Berhenti bertraveling liar seperti ini.
Ini adalah jam rawan untuk pria yang sudah tiga tahun tanpa belaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
Short StoryKumpulan cerita pendek, romance, religi, horor action.