V. Makan malam

98 14 5
                                    

"Tampan Haein atau Jaehyun?" Jennie berbisik pada Jisoo saat keempatnya kini berada dalam mobil yang sama menuju restoran yang telah di pesan oleh Jaehyun sebelumnya.

Jisoo melirik kedua punggung laki-laki didepannya. Haein dengan kemeja hitam serta kulit eksotis membuatnya terlihat sangat dewasa apalagi dengan postur tubuh yang tegap saat membawa mobil. Ia kemudian beralih melirik Jaehyun yang duduk di sebelahnya. Dirinya juga menatap lekat punggung laki-laki tersebut, bahunya terlihat sangat lebar membuatnya tampak cocok dijadikan sebagai bantalan saat berpelukan atau senderan ketika bersandar.

"Mereka sama-sama tampan dengan ciri khasnya masing-masing," Jisoo mencari jawaban aman, "Jangan memintaku untuk membandingkan mereka berdua. Karena sejujurnya aku juga tidak bisa menjawabnya, Jennie."

"Jika aku jadi dirimu, akan kupacari mereka berdua."

Jisoo tersenyum tipis dan balas berbisik, "Masalahnya aku bukan dirimu, Jen."

*****

Keempatnya kini duduk saling berhadapan dengan posisi Jisoo yang duduk bersebelahan dengan Jennie serta berhadapan dengan Haein.

Tak menunggu waktu lama, pelayan kemudian datang serta memberikan buku menu, membuat Jennie menjadi orang kedua yang terbelalak setelah Jisoo saat melihat harga makanan yang sangat tidak ramah dengan isi dompetnya, "Ji, bisa bangkrut kalau kita makan di sini. Harga makanannya sedikit diluar nalar. Lebih baik kita pesan air putih saja demi menghemat uang."

Jaehyun terkekeh mendengar bisikan Jennie, ia lantas menurunkan buku menu yang menutupi wajah gadis itu perlahan, "Tak perlu khawatir. Semua makanan yang kalian pesan, biar aku yang membayarnya. Sudah jadi tanggung jawabku untuk mentraktir kalian sebagai orang yang mengajak kalian semua untuk datang dalam acara kecil-kecilan ini."

"Sungguh?"

Jaehyun hanya membalasnya dengan anggukan.

Makan malam keempatnya berjalan dengan lancar. Mereka mengobrol satu sama lain dan saling menceritakan bagaimana kehidupan masing-masing. Jennie dan Jisoo bercerita pengalaman mereka selama menempuh bangku kuliah kedokteran, Haein bercerita bagaimana susah senangnya mengambil hati para penduduk saat baru sampai menuju desa, dan Jaehyun menceritakan betapa kesulitan dirinya saat pergi menuju ke desa ini sendirian.

Saat yang lain masih sibuk bercerita, Haein mengeluarkan dua buah kotak kecil berwarna merah. Semua orang yang melihatnya tentu berhenti bercengkrama dan kini terpusat dengan benda yang dipegang Haein saat ini. Laki-laki itu lantas membuka salah kotaknya hingga terlihat sebuah gelang cantik di dalamnya. Tangannya lantas mengulurkan kotak itu kepada Jennie, "Untukmu."

Dengan sumringah Jennie langsung menerimanya, ia terpesona dengan hadiah 'mahal' yang Haein berikan.

Jisoo tersenyum saat melihat sahabatnya mengenakan gelang pemberian Haein. Tiba-tiba dirinya terkejut saat Haein kini sudah memaparkan sebuah kalung di depan wajahnya. Dengan tatapan tak percaya, Jisoo menatap Haein dengan kebingungan, "Kalung ini, untukku?"

"Benar. Mari aku bantu pakaikan untukmu, Ji." Tanpa persetujuan dari Jisoo, Haein langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri kursi Jisoo saat ini.

Melihat itikad baik Haein, gadis itu kemudian menyisirkan seluruh rambutnya yang terurai ke salah satu pundak. Ia dapat merasakan dinginnya kalung menempel pada kulit lehernya. Jarak wajah Haein yang begitu dekat dengan punggungnya membuat gadis tersebut dapat merasakan helaan napas hangat dari Haein yang menerpa begitu saja menyentuh kulitnya. Jisoo melihat bandul mutiara manis kalung tersebut. Bentuk kalung yang sederhana tetapi tetap terlihat indah.

Di sisi lain saat memasang kalung tersebut, Haein bukan tanpa alasan menawarkan diri, dirinya memang sengaja agar bisa lebih dekat dengan Jisoo serta mendekatkan wajahnya pada punggung gadis itu. Dirinya ingin sekali menghirup aroma Jisoo lebih dekat. Sesuai dengan dugaannya, bau tubuh gadis itu seperti vanilla.

Beauty Creatures [Jaesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang