Sudah hari kedua Jisoo menginjakkan kakinya di desa tempatnya menjalankan praktek. Ia menggeliatkan badannya setelah terbangun dari tidur. Benar kata Haein, jamu yang laki-laki itu berikan nyatanya terbukti berkhasiat dan ampuh untuk menghilangkan sebagian besar rasa pegalnya hari ini. Kini ia bisa menjalani aktivitas seperti biasa tanpa harus terbebani dengan rasa pegal pada tiap inci tulangnya.
Saat membuka pintu, Jisoo dikagetkan dengan Jennie yang sudah mengagetkannya dengan berdiri tepat dihadapan pintu kamarnya, "Jennie! Apalagi sekarang?"
Jennie terkekeh lalu tatapannya berubah memohon, "Anak kepala desa mengajakku jalan-jalan sekarang, Ji. Kemungkinan aku akan pulang malam."
Jisoo mendelik saat mendengarnya, ia baru tahu kalau kepala desa memiliki seorang anak laki-laki. Dirinya lantas menolehkan kepala ke arah ambang pintu utama dan melihat sesosok laki-laki tengah berdiri menunggu Jennie yang juga sudah bersiap sepagi ini. Jiwa keibuan Jisoo muncul, ingin rasanya ia mengintrogasi laki-laki itu apalagi setelah Jennie mengatakan bahwa ia akan pulang malam dengan seseorang yang baru saja ditemuinya. Meskipun laki-laki itu anak dari kepala desa, tetapi tetap saja mereka baru bertemu dan masih terlihat asing satu sama lain. Jisoo kembali menatap sahabatnya, ia dapat melihat pupil mata Jennie membulat meminta persetujuan Jisoo.
"Siapa namanya?"
"Lee Taeyong."
"Kenapa aku baru melihatnya hari ini?" Jisoo menyipitkan matanya.
"Dia baru datang kemarin sore setelah menyelesaikan pekerjaannya di kota. Taeyong kemudian datang ke ruang praktekku untuk meminta obat sakit badan. Kami sudah saling mengenal satu sama lain dan sudah memiliki janji untuk jalan-jalan pagi ini berdua." Penjelasan Jennie nampaknya membuat Jisoo tak luluh sama sekali. Dirinya masih tak bisa begitu saja menerima Jennie harus pergi dengan pria asing apalagi seharian tanpa pengawasannya.
"Biarkanlah mereka pergi. Aku sudah lama mengenal Taeyong selama menjadi dokter di sini. Dia orang baik, laki-laki itu akan menjaga temanmu tanpa terluka sedikitpun." Haein tiba-tiba muncul sambil membawa segelas susu vanilla hangat.
Jisoo menghela napasnya, "Baiklah, aku izinkan kalian pergi. Tolong jaga dirimu sampai pulang."
Jennie mengecup pipi Jisoo dengan senang. Jisoo segera mengelap pipinya yang sedikit basah dan ternoda oleh lipstik sahabatnya yang menempel. Ia melihat Jennie segera menggandeng tangan Taeyong dan melambaikan tangan padanya. Hati Jisoo sebenarnya tidak tenang, ia hanya berharap Jennie baik-baik saja sampai ia kembali.
"Mau susu vanilla?" Haein menyodorkan segelas susu putih itu pada Jisoo.
"Terima kasih." Mendengar kata vanilla, atensi Jisoo langsung teralihkan dan menerimanya.
Gadis berbibir imut itu sangat menyukai hal-hal yang berbau dengan rasa vanilla. Ia bahkan pernah seharian penuh hanya mengonsumsi minuman rasa vanilla karena menerima challenge dari para sahabatnya. Dulu, tak pernah sehari pun Jisoo absen dari konsumsi vanilla karena bahkan teh dirumahnya pun mengandung unsur vanilla. Kecintaannya pada rasa manis serta harum vanilla tidak dapat diduakan. Makanan atau minuman apapun yang mengandung unsur vanilla, akan ia habiskan. Sudah dua hari semenjak datang ke desa ini Jisoo tak mengonsumsi vanilla kesukaannya. Ia tak membawa stok minuman vanilla kesukaannya akibat Jennie yang tak sengaja meninggalkan sekantung susu vanillanya pada taksi yang mereka tumpangi menuju bandara sebelum akhirnya pergi menggunakan travel menuju desa ini. Gadis itu sangat merindukan rasanya. Tetapi semua itu kini terbayarkan dengan susu yang diberikan oleh Haein.
Jisoo meneguk susu buatan Haein hingga habis tak tersisa. Tetapi ekspresi bahagia itu hilang tatkala ia teringat sesuatu. Dari mana Haein mendapatkan susu kesukaannya? Karena dirinya tak pernah melihat stok susu seperti ini pada laci dapur, kulkas, maupun tempat penyimpanan makanan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Creatures [Jaesoo]
Fiksi PenggemarMenjadi seorang dokter muda yang baru lulus kuliah dan harus menerima nasibnya ditempatkan di tempat yang tak diinginkan, membuat Kim Jisoo harus menelan pil pahit bahwa nyatanya tempat tersebut akan menjadi pengalaman teraneh semasa hidupnya. Bersa...