VI. Confess

110 18 4
                                    

Tiga minggu berlalu semenjak kejadian hari itu dan semuanya kembali berjalan normal. Jisoo dan Jennie yang merupakan dokter muda magang kini sudah mulai terbiasa dengan suasana desa tempat mereka bekerja. Bahkan sudah banyak penduduk desa yang sering datang sekedar berkunjung atau bahkan beberapa dari mereka memberikan hasil panen perkebunan atau laut. Jisoo berasumsi bahwa sambutan serta suasana yang hangat inilah yang sepertinya membuat Haein memilih untuk mengabdikan keahliannya pada desa ini. Pesona desa yang indah, pasokan makanan yang melimpah, penduduk yang ramah, sampai beberapa tempat yang tak kalah mewah dari perkotaan, tidak ada yang kurang dari tempat ini selain akses jalan menuju daerah lain yang memang sangat jauh.

Semenjak kejadian tempo beberapa minggu lalu, Jisoo dan Haein menjadi semakin dekat satu sama lain. Terlihat Jisoo mulai melupakan pemikirannya bahwa harus bersikap formal dengan sang senior. Terkadang beberapa hal kecil sering mereka lakukan berdua dan mulai berbicara satu sama lain diluar konteks dunia kedokteran. Kehadiran Haein dalam hidup Jisoo nyatanya membuat gadis itu perlahan mulai melupakan kejadian pahit yang terjadi di masa lalu. Meskipun kejadian pada restoran tempo lalu sedikit tak masuk akal, tetapi Jisoo menghiraukannya. Ia hanya berpikir mungkin keadaan fisik tubuhnya yang belum bisa menyesuaikan suhu dari desa yang baru ia kunjungi. Berkat Haein pula, Jisoo semakin terbiasa dengan kejadian-kejadian yang sering terjadi pada desa pilihannya, seperti cuaca ekstrim yang tiba-tiba karena desa yang dekat dengan daerah pantai sehingga angin malamnya sedikit menusuk atau acara-acara adat yang sering dilaksanakan para penduduk.

Seperti beberapa hari yang lalu, Jisoo pergi bersama dengan Haein untuk melihat persiapan festival api unggun yang sering dilakukan untuk menyambut peralihan musim, lebih tepatnya menyambut musim semi. Acara tersebut diadakan selama seminggu, yang nantinya acara puncaknya akan dilaksanakan besok malam. Mereka berdua sudah berjanji untuk datang bersama menuju acara itu hanya berdua saja. Sedangkan Jennie sudah terlebih dahulu menyiapkan jadwal kencan bersama dengan Taeyong, anak dari kepala desa.

Sayangnya kedekatan itu membuat sepasang mata yang melihatnya menatap tak suka.

Siapa lagi kalau bukan Jaehyun orangnya.

Jaehyun hanya bisa menelan kenyataan pahit bahwa dewi Siren yang seharusnya menjadi miliknya dan bersanding dengannya sebagai ratu laut kini tengah berdekatan dengan orang lain. Meskipun di depan semua orang ia terlihat baik-baik saja, tetapi sesungguhnya ia mengutuk Haein berkali-kali karena menjadi penghalang terbesarnya untuk bisa membawa Jisoo pergi bersama dengannya.

Disaat pikirannya sedang kacau, tiba-tiba terlihat Jisoo tengah berlari santai melewati depan rumahnya. Rambutnya terikat sedikit lebih berantakan dengan earphone yang menggantung pada salah satu telinganya. Gadis itu nampak sangat cantik dengan wajahnya yang dihiasi oleh bulir-bulir keringat akibat olahraga yang dia lakukan. Jaehyun baru teringat jika sekarang adalah jadwal hari libur para dokter sehingga Jisoo tak pergi ke klinik pagi ini. Sehingga tanpa pikir panjang laki-laki itu segera menghampiri serta menghadang Jisoo yang terkejut saat dirinya menutup area jalan Jisoo untuk kembali ke rumah penginapan dokter.

Jisoo membuka earphone dan menatap bingung akan kehadiran Jaehyun yang tiba-tiba muncul, "Kamu mengejutkanku, Jae. Ada apa?"

"Siang nanti mau menemaniku melihat progres pertambakan kerang mutiara?" Tawar Jaehyun membuat Jisoo berpikir sejenak dengan jari telunjuk yang terantuk-antuk di dagunya.

"Boleh-boleh saja. Toh aku juga tak memiliki jadwal apapun di hari libur ini." Jisoo menyetujui ajakan itu dan mendapat senyum lebar dari Jaehyun.

"Akan kujemput setelah jam makan siang."

*****

Setelah sampai di pantai, Jaehyun dan Jisoo disambut oleh kedatangan beberapa nelayan penambak yang Jaehyun kontrak untuk menjaga serta merawat tambak-tambak mutiaranya. Jisoo memperhatikan Jaehyun beserta nelayan saling berbincang satu sama lain mengenai progres bisnis mutiara yang mereka laksanakan. Merasa tidak tertarik dan bosan dengan obrolan pembisnis yang tak sesuai dengan minatnya, Jisoo lantas mendekati tambak-tambak mutiara yang tengah dilakukan pengecekan karena masa panen. Pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya itu berhasil membuat Jisoo terpukau saat melihat ada seorang nelayan membuka cangkang seekor kerang dengan alat khusus. Nelayan itu pun mengeluarkan sebuah mutiara putih dari dalam dan memperlihatkannya pada Jisoo.

Beauty Creatures [Jaesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang