part2

110 13 0
                                    

Venus menatap masion itu,  pandangannya datar.

Lagi dan lagi masion itu  sepi, hanya ada beberapa pekerja dan venus sendiri,
   Venus hanya tersenyum kencut , mengingat orang tuanya yang hanya fokus pada pekerjaan tanpa mengingatnya.

          

Venus berjalan di karidor sekolah yang mulai ramai.

"Venus, tunguin." Pekik seorang gadis berlari kencang kearah Venus yang berdiri diam disana seperti patung.

Hah huh ha!

Nafas Clara memburu , berlari 2 meter sangat lah melelahkan,Untuk qw kuat bantinya bangga.

"Lo kenapa , lari 2 meter aja lelah, lemah." Ucap venus remeh.

"Dih , tadi mah qw cuman akting doang ."
Clara menatap malas kearah Venus.

" Afah iyaqaaaaa."

"Serah."

Mereka berjalan beriringan di karidor sekolah , banyak yang menatap mereka namun hanya di acuhkan.

Semua murid tau bahwa mereka hanya sahabat dari kecil dan tak lebih dari itu.

Namun Venus menginginkan hubungan lebih dari kata 'sahabat ' .

"Cla qw mau ngomong sesuatu pulang sekolah nanti." Kata Venus menatap serius kearah Clara.

" Sorry qw ada janji pulang Sekolah  nanti , lain kali ajanya ." Clara menatap tak enak pada Venus, yang menatapnya sedikit kecewa. " Yaudah ngak papa."

" Qw ke kelas dulu bye." Clara meninggalkan Venus yang diam
"Lah bukannya kita sekelas nya." Gumamnya bingung melihat punggung kecil itu mulai menghilang di telan pintu kelas.
            

"Clara kuy ngantin." Ucap Fina

" Duluan aja , qw masih harus catat nih."

" Yaudah kita duluam."

"Hmm okey."

Tak berselang lama akhirnya catatat Clara pun selesai dan saat itu juga bel masuk berbunyi.

" Yahh , ngak asik ni sekolah baru aja selesai udah jam ke 3 aja." Dengusnya kesal.

"Nih, qw tau lo belum makan." Venus menyodorkan susu kotak dan roti pada Clara .

Clara menatap roti itu dengan mata berbinar , mengambil lalu membukanya dengan tak santai.

" Makasih planettt , Lo yang paling the best deh." Clara terseyum senang. Tak dipungkiri Venus juga menyinggung seyum tipis , mengacak rambut Clara gemas.

" Andai Lo jadi pacar gw cla." Gumamnya kecil.

Clara tak terlalu jelas mendengar perkataan Venus karna ia fokus pada makanannya saat ini, perutnya terlalu lapar.

                   




Sepulang sekolah Venus tidak pulang melainkan nongkrong bersama para sahabatnya di sebuah cafe yang sudah menjadi tempat langganan mereka.

" Akhhh!!, Pusing anjing , pala qw." Keluh Dika pada Ethan dan Venus.

" Pusing apaan lu , kerja aja kagak jadi beban, iya." Ethan berkata dengan tangan melempar sendok ke arah wajah Dika.

" Jangan asal ngomong Lo , gini- gini qw beban berkualitas, kagak kayak Lo." Ucap Dika menatap Sombong kearah Ethan.

" Pengen muntah  qw dengerin ucapan tak bermutu Lo itu." Ethan memasang mimik wajah seakan ingin muntah.

Dika hanya memutar wajahnya malas melihat titisan monyet itu.

Venus hanya Diam melihat kelakuan para sahabatnya yang di luar angkasa.

"Gw cabut." Ucap venus seraya berdiri dari duduknya .

" Cepat amat , mau kemana Lo."

" Ada urusan qw."

" Si paling sibuk." Kata Dika melihat punggung Venus yg mulai menghilang.

" Dari pada Lo , sih paling beban."

" Gw gamparlo lama-lama."

"Bodoh amat." Ucap Ethan lalu berlari saat melihat tanduk Dika yg mulai muncul.

" Dasar kampret , sini loo  , qw jual ke tukang bakso tau rasa loo." Emosi Dika saat melihat Ethan malah menjulurkan lidahnya .

"Awas loo anak haram."

                   









Saat ini Clara duduk di kursi taman , menunggu seseorang agar tak bosan Clara bersenandung ria.

" Sorry qw lambat." Ucap pria itu menatap tak enak pada Clara , yg sudah menunggunya sejak 30 menit yang lalu.

" Ngak papa ko." Clara terseyum menyakinkan pada laki² itu.

"Emmh ngomong-ngomong Lo mau bilang hal penting apa?."

"Ehh q-qw m-ma-u ." Gugup pria itu saat ingin mengatakan sesuatu namun bibirnya terlalu keluh untuk sekedar mengucapkan kata .

" Santai aja kali , kita udah lama kenal Lo , kok masih gugup gitu sih." Clara terseyum kalem , pria yang ber tag Darrel itu tersenyum tipis, lalu tanganya memegang tangan putih mulus Clara.

Clara tersentak kaget , namun ia tak menarik tangannya saat di sentuh oleh Darrel.

" Sebenarnya gue udah lama suka sama Lo, Lo mau nggak Nerima gue dari bagian hidup Lo?" Ucap Darrel menggenggam lembut tangan Clara , menatap tepat di mata gadis itu .

Clara terdiam sejenak pikiranya blank,
Yang ia ingat hanyalah 1 nama.

Clara sebenarnya tak punya rasa sedikit pun pada Darrel namun ia kembali berpikir , mungkin dengan ia menerima Darrel  dalam hidupnya , Clara pasti bisa melupakan perasaannya yang sudah sejak lama ia pendam tanpa memberi tau pada orang itu dan mungkin orang yang Clara sukai mungkin tak menyukainya..

Clara mengangguk dengan seyum manis

" I love you Clara."

" I love you to Darrel ."

Darrel tak bisa menahan diri untuk tidak memeluk Clara saking senangnya.

Tanpa mereka sadari sepasang mata menatap mereka terluka, yang sejak tadi menyaksikan percakapan keduanya.

" Seharusnya qw ngak berharap."
Ucapnya lalu pergi dengan hati sesak.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~''''

                   

Jangan lupa
Komen
Vote

See you next time

My Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang