Nude Model

1.5K 96 4
                                    

Saat Nine pura-pura batuk yang jelas sekali mengarah ke tempat Peat, pintu studio terbuka. Seseorang dengan rambut hitam dengan potongan mullet dengan ujung rambut berwarna putih, serta tubuh yang semampai tersandung ke dalam ruangan. Orang asing itu menumpahkan kopi di samping celana jeansnya yang robek ketika dia berjuang untuk menjaga ranselnya agar tidak tergelincir dari bahunya. Setelah itu, semua mata tertuju pada pria tampan tersebut.

" Aku minta maaf karena terlambat. Aku tersesat ". Pendatang baru tersebut malu-malu meminta maaf.

" Tidak masalah. Ada partisi di sebelah sana ", Nine menunjuk ke daerah tertutup di sudut ruangan. " Kamu bisa mengganti pakaian disana "

" Terima kasih " pria itu tersenyum ceria dan bergegas di belakang.

" Oh. My. God " , ucap Peat dramatis.

Boss menelan ludahnya dengan kasar karena dia juga baru saja melihat wajah Tuhan. Apakah aneh untuk menyatakan Adonis yang tidak dikenal ini sebagai agama barunya? Mungkin. Apakah fakta itu akan menghentikannya? Jelas tidak .

" Aku akan membayar berapapun untuk bersama dengannya selama lima menit jika kamu tahu apa yang aku maksud, Boss ", ucap Peat.

Dia mungkin akan mengalami gegar otak karena begitu kerasnya Boss memukul kepalanya.

Boss bisa dibilang bukan orang yang polos, apalagi naif. Bahkan, dia cukup jauh dari itu, mengingat ia tidak bisa menjaga matanya dari siluet samar dari orang asing yang sedang berganti pakaian di sudut ruangan. Sebab partisi tersebut sedikit tembus pandang, jadi jangan salahkan Boss apalagi Peat yang jelas-jelas terus menatap hingga bola matanya keluar. Tenggorokannya kering ketika ia menyadari bahwa ia akan harus tetap bersama-sama sambil menatap pria ini telanjang untuk 3 jam berikutnya. Boss tidak yakin dia punya kontrol diri seperti itu.

Si rambut mullet itu, yang ternyata sang model, akhirnya melangkah keluar dari balik partisi, kulitnya putih pucat yang dibungkus rapat-rapat dengan jubah berwarna dusty-rose. Boss ingin mengatakan jubah yang digunakannya berbahan sutra tapi satu-satunya cara untuk mengkonfirmasi adalah dengan merasakannya di bawah ujung jarinya. Bukan berarti dia akan mengganggu ruang pribadi model tersebut, tapi mungkin agak canggung melihat orang asing yang bahkan tidak tahu namanya.

Suara siulan terdengar dari suatu tempat di ruang kelas, tapi Boss tahu itu hanya Peat dan pikiran kotornya lagi. Pipi sang model berubah menjadi warna merah muda, membuat wajahnya mirip dengan jubah tipisnya. Model itu menggerakkan jubahnya dengan cepat untuk menutup tubuhnya lebih ketat, seolah-olah bisa melindunginya dari Peat yang nakal. Sayangnya, tidak bisa.

" Bagaimana kalau kamu memperkenalkan diri? " Nine tersenyum memberi semangat.

" Halo, nama saya Nuttarat Tangwai. Atau Lee Noeul, atau kalian bisa panggil Noeul. Saya half Korean ". Pria itu membungkuk sambil memegang erat-erat jubahnya. " Saya mahasiswa tahun kedua jurusan tari dan saya akan menjadi model anda semua untuk beberapa Senin berikutnya. Mohon kerjasamanya "

" Kenapa bisa ada pria yang begitu lembut? Aku nggak tahan untuk nggak menyentuhnya ", ucap Peat nakal.

Boss sama sekali tidak menghiraukan komentar mesum Peat. Ia hanya berfokus pada bibir Noeul yang tebal dan membentang tipis menjadi senyum mempesona dan Boss berpikir jantungnya berhenti berdetak sejenak. Dia tidak bisa melepaskan matanya dari sana terutama ketika lidahnya keluar untuk melembapkan mereka.

Boss menggelengkan kepalanya dengan agresif. Ia perlu menata pikirannya sebelum gay nya mulai keluar. Dia lebih suka tidak mengumumkan ke kelas seperti yang Peat lakukan pada hari pertama mereka bertemu. Dia lebih bijaksana dari itu.

" Kalian akan membutuhkan empat lembar kertas hari ini " Nine memerintahkan dan kelas sementara dalam kekacauan dimana semua orang bergegas maju ke rak tumpukan kertas.

Our Nude Model! ( BOSSNOEUL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang