Boss bersumpah bahwa senin pagi tidak cocok dengannya, seperti ada dendam pribadi yang tinggi terhadap dirinya di setiap awal minggu. Jika minggu lalu adalah mimpi buruk maka hari ini harus mimpi indah.
Dan pada akhirnya dia tahu bagaimana untuk menyembunyikan ponselnya dari alarm kebakaran.
Pasta giginya berjalan dengan lancar.
Dia tidak melupakan kuncinya.
Dia berhasil ke kelas tepat waktu dan tahu jawaban atas pertanyaan P'Chen.
Galbi di kantin tidak habis lebih awal.
Dan juga tidak ada perdebatan antara Ja dan profesor di kelas filsafat.
Jadi, mengapa Boss merasa seperti Atlas yang menjunjung dunia dan baru menyadari ia kehilangan semua kekuatan lengannya sementara dunia secara bersamaan tumbuh sepuluh kali lipatnya?
Noeul. Itu sebabnya. Noeul. Noeul. Noeul.
Satu-satunya orang yang tidak bisa dia hadapi sekarang, terutama karena itu salahnya karena menempatkan dirinya dalam situasi ini. Jika dia tidak panik ketika dia terbangun dan melihat wajah cantik sedang menarik napas dalam-dalam di sampingnya, Boss akan menjalani kehidupan yang baik. Hell, dia mungkin bisa bangun dari tempat tidur setiap hari dengan Noeul di sisinya. Itulah mimpinya.
Tapi tidak, dia memiliki lima puluh ribu lonceng alarm menggelegar di kepalanya, memperingatkannya untuk melarikan diri sebelum hal-hal menjadi serius. Plus, dia baru menemukan pakaiannya saat teman sekamar kurus Noeul tiba-tiba masuk dan gagal menahan tawa. Awal yang hebat untuk pagi hari setelah malam yang hebat.
Boss merasa seperti pecundang karena dia bahkan tidak meninggalkan nomor teleponnya. Sungguh memalukan. Meninggalkan 'masa depan' nya begitu saja.
Sambil menarik nafas dalam-dalam dan mengerahkan semua keberanian yang ia miliki, Boss mendorong pintu studio seni dan melangkah ke sandaran papan tulis favoritnya. Dengan cepat melihat sekeliling ruangan, akhirnya dia bisa bernapas lega melihat hanya beberapa teman mahasiswanya yang sedang mengeluarkan persediaan mereka. Noeul belum tiba.
Mungkin ini hari keberuntungannya karena Noeul tidak muncul. Tapi beberapa menit kemudian menjadi kacau, terutama karena model berambut putih itu bergegas masuk melalui pintu tepat pada saat Boss mendudukkan bokongnya.
Setetes keringat menetes di wajah Noeul dan Boss berharap ada air yang bisa menenggelamkannya sehingga dia tidak harus menghadapi kesalahannya.
" Apa kabar, seksi? ", Peat berteriak saat ia berjalan di belakang Noeul.
" Wasuthorn! Bahasamu! ". Nine menggerutu di belakang Peat. Mereka bertiga masuk disaat yang bersamaan.
" Maaf Khun. Kita bertemu lagi, seksi ", bisik Peat. Noeul bergidik.
" Tidak lebih baik tapi aku terlalu lelah untuk berurusan denganmu. Duduklah, Wasuthorn. Kelas akan segera dimulai ", sahut Nine yang mendengar bisikan Peat.
Peat menanggapi dengan santai sambil tersenyum tak bersalah dan berjalan mundur ke tempat di sebelah Boss. Dia tidak habis pikir Peat begitu bersemangat di hari senin seperti ini, sampai laki-laki tersebut meraih kedua pipi Boss dan memberinya ciuman di kedua pipinya. Sambil menyeka wajahnya yang terdapat air liur Peat, Boss memberikan tatapan mematikan ke arah sahabatnya.
" Peat. Sopan sedikit. Menjijikan tau "
" Terima kasih kembali, babe "
Sementara Nine menyalakan lampu sorot dan mengarahkannya ke platform kecil di depan kelas, Noeul menggesernya dengan canggung. Dia tahu bahwa dia seharusnya mengganti pakaiannya dan mempersiapkan kelas. Hanya saja ada sedikit masalah di tubuhnya, sedikit bekas gigitan cinta....
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Nude Model! ( BOSSNOEUL )
FanfictionBoss terjebak di dalam kelas seni karena sahabatnya Lebih tepatnya 'dijebak' Tapi dengan begitu ia bisa melihat model telanjang yang menarik perhatiannya BxB BossNoeul WARNING!! Cerita sedikit mengandung kata-kata seksual HOMOPHOBIC? SILAHKAN TINGGA...