Sejak hari itu, Noeul diam-diam mengagumi pria bermata bulat itu dari jauh. Teman baiknya, First, suka mengejeknya karena Noeul masih belum mengumpulkan keberanian untuk mengatakan apapun pada si rambut gelap. Mungkin, ini adalah cara nasib memberinya kesempatan. Tapi Noeul memang orang yang paling bodoh di dunia. Dia lebih suka melewati beberapa kelas berikutnya dan melanjutkan kisah rindu jarak jauhnya daripada menghadapi penolakan. Jantungnya tidak akan bisa sembuh jika Boss menolaknya.
Sayangnya, Noeul tidak menyadari bahwa tatapannya jauh tidak bisa dibandingkan dengan tatapan mahasiswa disana yang tertuju ke arahnya dimana mereka sangat memuja tampilan dewanya itu.
Sementara itu Peat tidak membuang waktunya lalu melenggang ke depan dan menggeser dirinya di samping sang model yang kini linglung. Dia tersenyum riang berupaya untuk tampil seperti anak kecil yang tidak bersalah. Tapi Noeul merasa cemas melihat pria yang tiba-tiba mengganggu pandangannya.
" Wasuthorn, ingat apa yang sudah saya ... " Nine mulai bicara, namun sedetik kemudian di potong karena ponselnya berdering. " Saya harus menerima panggilan ini, tapi saya akan segera kembali. Sementara itu... " dia melirik Peat tajam. " Jangan macam-macam Khun Wasuthorn "
" Siap kapten! "
" Joong, ada apa? Nggak.. aku yakin yang itu nggak masalah. Beli saja makanan yang lain. Snow nggak akan peduli, dia hanya kucing. Nggak, aku minta maaf. Aku nggak bermaksud seperti itu. Jangan menangis, sayang ". Nine berbicara dengan tidak sabar, suaranya memudar dengan setiap langkah yang dia ambil keluar dari studio.
" Sampai di mana kita? " Peat bersandar lebih jauh ke sebelah Noeul dan mengedipkan mata.
" Um... di sini? " Noeul gagap dan menjauh.
" Kamu manis sekali " begitu bisiknya dia saat menyentuh hidung Noeul.
" Terima kasih? "
" Aku Peat "
" Aku ... "
" Pria seksi, aku tahu "
Mata Noeul melebar dan ketidaknyamanannya jelas bagi semua orang kecuali Peat. Mungkin si genit yang menjengkelkan itu tidak menyadari betapa mengerikannya dia. Bisa jadi dia sebenarnya tahu tapi dia tidak peduli.
" Aku ... uh ... "
" Ada apa? Kucing menggigit lidahmu? "
Noeul tidak tahu harus berkata apa ketika Peat mengangkat tangannya dan jarinya menyentuh rambut putihnya. Dia meneguk ludahnya kasar dan panik, mencoba untuk membuat kontak mata dengan seseorang, meminta tolong, tapi semua orang terlalu asyik dengan ponsel mereka saat ini. Dia melakukan yang terbaik untuk mendorong jari kurang ajar Peat tapi usahanya sia-sia. Untuk beberapa alasan, penolakannya dianggap sebagai pura-pura.
Jika dia memperhatikan, maka Noeul akan melihat pahlawan berambut hitam datang untuk menyelamatkannya. Tepat saat Peat menjalankan tangannya disepanjang rahang Noeul, dia menerima tamparan keras di tangannya.
" Apa sih? "
" Simpan tanganmu untuk dirimu sendiri, Peat ". Boss menggeram, sementara menjauhkan Peat dari Noeul yang sangat ketakutan.
" Kami hanya mengobrol "
" Omong kosong. Sekarang minta maaf ". Boss menggenggam rambut halus di belakang leher Peat dan terus memutar tangannya pelan. Seolah ada aliran listrik dari tangan Boss, hingga membuat Peat bergidik.
" Oke, oke, aku minta maaf "
" Untuk? " Boss menggenggam lebih erat kali ini.
" Karena sudah nakal dan membuat Noeul takut. Ah! " Peat berteriak kesakitan dan mulai menekan kulit rambut yang sedikit Boss tarik. " Baiklah! Aku menyerah! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Nude Model! ( BOSSNOEUL )
FanfictionBoss terjebak di dalam kelas seni karena sahabatnya Lebih tepatnya 'dijebak' Tapi dengan begitu ia bisa melihat model telanjang yang menarik perhatiannya BxB BossNoeul WARNING!! Cerita sedikit mengandung kata-kata seksual HOMOPHOBIC? SILAHKAN TINGGA...