Bertemu

19 1 0
                                        

"Selina! Bangun, Sayang! Jangan lupa kalau hari ini kamu harus pergi ke aula desa untuk mengikuti pendidikan khusus." Suara teriakan mom dari balik pintu kamar membuatku yang masih mengantuk seketika terbangun.

Hari ini kondisiku memang jauh lebih baik dari kemarin, hanya saja aku merasa ingatanku mulai samar-samar. Sepertinya penyakit *colorisku kambuh lagi.

Aku menghela napas sejenak kemudian bangkit dari kasur, namun belum sedetik aku berdiri aku kembali terduduk saat merasakan rasa sakit yang luar biasa menghantam kepalaku.

"Ada apa dengan kepalaku? Rasanya seperti mau pecah," gumamku seraya memegangi kepalaku yang terus saja berdenyut sakit.

Setelah sakit di kepalaku sedikit mereda, aku bangkit dari kasur kesayanganku dan pergi ke kamar mandi untuk segera bersiap.

Sekitar 15 menit berlalu dan kini aku sudah rapih dengan pakaian berbahan dasar *axtur. Sedikit berat dan tidak nyaman memang, tapi aku sengaja memakainya karena hari ini aku akan pergi ke Hutan Dori untuk upacara bersama para gadis seumuranku.

Terakhir kali aku pergi ke Hutan Dori, aku pernah diserang hewan liar yang memiliki bulu perak dengan tanduk emas di kepalanya. Beruntung saat itu ada banyak warga desa lain yang tengah berkumpul di sana juga. Jadilah aku selamat.

Setelah kejadian itu aku memutuskan untuk menuruti peraturan yang berlaku tentang memakai pakaian berbahan *axtur saat upacara, setidaknya aku bisa menahan serangan mereka di tubuhku.

Kemudian aku segera bergegas keluar kamar saat suara teriakan mom dari lantai bawah kembali terdengar. Suara mom bagiku sudah seperti alarm, selalu sukses membangunkanku yang terkadang tergolong sulit untuk bangun ketika sudah tidur.

***

Seperti biasa, sebelum berangkat ke aula desa aku turun ke bawah untuk sarapan bersama anggota keluargaku yang lain.

Hari ini tampaknya semua anggota keluargaku sangat sibuk. Karena setelah sarapan, mom dan Kak Aisha langsung pamit pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan bulanan kami. Sedangkan Kak Azura dan Azazel pergi ke dokter kandungan untuk melakukan konsultasi karena waktu melahirkan Kak Azura sudah semakin dekat.

Zayn dan Regan tentu saja pergi ke markas prajurit desa, katanya hari ini mereka akan pergi berlatih di hutan Colcidier karena mereka ingin melatih skill berburu para prajurit baru. Hal itu mereka putuskan karena di Hutan Colcidier banyak hewan kecilnya, seperti kelinci contohnya.

Kini tinggal aku sendiri yang masih di rumah, karena itu aku memutuskan untuk segera berangkat ke aula desa. Sepertinya para gadis seumuranku sudah pada berkumpul di sana.

***

Hari Jumat adalah hari yang sangat membosankan bagiku. Di mana para warga desa selalu menyuruh anak gadisnya untuk berkumpul di aula desa dan mendengarkan guyonan tak bermutu dari ketua desa.

"Hahh, sangat menyebalkan." Aku mengerang dan melipat kedua tanganku di atas meja panjang, sambil menenggelamkan wajah di antara kedua tanganku yang terlipat.

Di saat ketua desa sibuk bercerita, aku justru sibuk berkhayal. Seandainya aku bertemu dengan seorang pria gagah yang selalu setia memanjakanku. Ah, pasti sangat bahagia hidup seperti itu. Seperti ratu di dalam dongeng yang sering aku baca. Atau seperti tuan putri yang hidup bahagia bersama pangeran. Tentunya, dengan kekayaan yang tiada habisnya.

"Selina!" Teriakan nyaring dan tepukan keras di pundakku, membuatku terlonjak dan langsung mengangkat wajah menatap ke arah ketua desa yang menatapku dengan wajahnya yang memerah menahan amarah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Alpha MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang