🌹6🌹

193 29 3
                                    

≈Soap POV≈

Baru aku tinggal beberapa hari...

Rumahku sudah seperti hutan.

"Red, are you home?"

What she is doing?!

Berantakan! Ini barang-barang dari mana?

"Boo!"

Seriously? Dia gelantungan dari lantai aras untuk menakutiku.

"What are you doing?"

"I'm bored because i don't have a client so..."

"Bereskan"

"Never"

"This is my house, my rule, and you--"

"Cuma menumpang? Kau yang bilang aku boleh lakukan sesukaku"

Aku berniat untuk menikmati liburku malah makin stress rasanya.

"I'm Spiderman"

"tha seo craicte(this is crazy)"

"tha, tha thu craicte(yes, you are crazy)"

Hah, sudah pasti dia bisa bahasa selain Inggris.

Hidup berpindah-pindah.

Tidak memiliki status warga negara manapun menguntungkannya.

Pasti dia memiliki ribuan bahkan triliun wajah.

Dengan identitas tak terhingga.

"So...you buy this thing?"

"Yeah, but now i'm bored with that!"

Aku harus buka kios cuci gudang lagi.

"Aku jual ya"

"Whatever!"

Lihat dia menari di atas sana dengan kain itu.

Seperti ikan yang ekornya indah itu, aku lupa namanya.

"What the hell"

Dia beli apa saja ini.

Dari patung kuno sampai...light saber?

I will keep it.

"Scottieeeeeeeee~"

"What?"

"I want pizza"

"Beli sendiri sana"

"Huh, aku mau tanya kau suka pizza seperti apa"

"The classic one"

"Pepperoni? I want margarita"

"Order it"

"You order it"

"Fine, i will"

🌹🥀🌹

≈Author POV≈

"Hei~ look at me when i talking~"

Soap yang ingin menikmati ketenangannya di masa livurnya jadi terganggu.

Pasalnya perempuan yang ia pungut(?) sangat seenaknya.

Ia acuh dan lebih memilih memasukkan benda-benda random tak berguna dalam kotak.

"Hei! Hei! Hei! Hei!"

Sedang perempuan itu berputar bergelantungan mengelilinginya.

"Heeeeiiiiii~"

"What?"

"My eyes is here"

"You are wasting my time"

"Heeeiiii~"

"What?"

Kedua pasang mata itu akhirnya bertemu.

Red terkekeh saat melihat ekspresi kesal itu. "Haha, kau terbalik"

Soap hanya menghela nafasnya.

Red membenarkan posisinya. "Bagi dua ya keuntungannya, sekalian bayar sewa"

"Can we talk?"

"Business?!"

"Rules"

Ekspresi perempuan itu langsung masam. "I hate rules"

"You like here?"

"Ha! Kau mau mengancamku dengan memgusirku kan? Tidak mempan!"

"How can i?"

"Hahaha! Is write right on your face Scotie!", Red menunjuk Soap sambil menunjuk mengejek.

Soap hanya diam dengan perasaan kesal.

Tebakannya jitu, niatnya memang begitu.

Tapi ternyata percuma lawan sultan yang kelihatan gembel itu.

Bel pintu berbunyi.

Red ke pintu depan dengan masih bergelantungan.

Hampir membuat seorang pengantar pizza jantungan.

"Our pizza is here", katanya.

"Uangnya di-!"

Soap terhenti ketika sepotong pizza memenuhi mulutnya.

"Kau kubagi sepotong saja! Dua kotak ini milikku muahahaha!", Red ke lantai atas dengan cepat berkat selendang yang melilitnya sedari tadi.

Kepala pria itu hanya mendongak melihat wanita itu masih mengejeknya dari atas.

"Come back here and help me!"

"Catch me if you can!"

Dengan satu tarikan perempuan itu ke bawah dan hampir jatuh.

"Gotcha", Soap sigap menangkapnya. "I will take this, thank you", dan mengambil kotak pizza paling atas.

Muka Red bersemu merah seperti nama tengahnya.

"One for you", Soap menyuapinya yang terbengong dengan mulut menganga sedikit. "And let's talk about rules of thua house"

Dan membawanya ke ruang makan.

Membuatkannya minuman.

Bahkan Red masih melamun.

"Tell me your real name", pertanyaan Soap menyadarknnya dari lamunan. "We don't have much of yours so tell me"

"[Y/n] Red"

"Just it?"

"Yeah, yeah...i don't have a family remember?"

"Your teacher?"

"Dia bilang, sejak bayi aku sudah ada di depan pintu rumahnya. Tidak ada apapun hanya ada aku di kotak buah, katanya"

Soap mendengarkannya dengan seksama sambil menikmati makanannya.

"I never go to school"

"That's insane"

"Dia yang mengajariku dari kecil, membaca, menulis, sains, geometri, segalanya dari dasar sampai rumit"

Bibirnya mengatakan hal yang tak pernah ia katakan pada siapapun.

Rahasia yang hanya dirinya dan gurunya simpan.

"Okay about the rules"

"Oh! Come on!"

"Pertama, hemat-hemat uangmu, jangan beli hal yang tidak berguna begitu jadi menumpuk. Kedua, surat tagihan listrik, gas, dan air kirimkan langsung padaku"

"Aku sudah bayar, aku ambil alih itu"

"Fine, you can"

"Just it?"

Manik pria militer memperhatikan perempuan yang sangat bebas itu.

Rasanya sedikit iri.

"Help me sell that trash"

"Sure"

RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang