8. 0,1%

1K 164 19
                                    

🔐 STILL IN THE PAST

Besok adalah hari dimana NCT DREAM akan menjalankan world tour kedua mereka ke beberapa negara. Sebelum keberangkatan mereka untuk tour, perusahaan memberikan mereka pekerjaan lain. Yaitu melayani para penggemar dengan fansign yang diselenggarakan secara online.

Fansign berjalan lancar seperti yang seharusnya. Ketujuh anggota DREAM melayani penggemar mereka yang mengikuti fansign dengan sangat baik. Ada yang memberikan flying kiss, gombalan, juga ada yang mengikuti challenge yang diberikan oleh penggemar yang nantinya akan di unggah oleh para penggemar ke platform media sosial mereka.

Sejak fansign dimulai, mata Jaemin tak henti-henti mencuri pandang pada Jeno yang berada di ujung sana, sangat jauh dari tempatnya duduk. Penggemar yang mengobrol dengan Jeno lebih banyak meminta Jeno untuk melakukan aegyo (Bertingkah imut), membuat Jaemin sedari tadi menahan kegemasan, sampai penggemar yang sedang mengobrol dengan Jaemin seringkali bertanya apa yang sedang Jaemin lihat.

Ah iya, jika ada bertanya-tanya bagaimana hubungan Jeno dan Jaemin saat ini? Jawabannya masih sama. Hanya saja mereka selalu berusaha untuk terlihat baik-baik saja di hadapan member. Mark bahkan sempat bertanya lagi, dan keduanya menjawab kompak, menjawab bahwa masalah mereka sudah selesai.

Kembali pada topik. Selesai fansign, ketujuhnya kembali ke dorm untuk beristirahat agar besok pagi tidak telat bangun.

Ketika yang lain sudah mulai terlelap di dalam tidur, Jeno justru tak bisa tidur karena terus saja bolak balik ke kamar mandi.

"Sialan, kenapa rasanya mual sekali?" Monolognya sendiri saat melihat dirinya di pantulan cermin kamar mandi.

"Hueekk" lagi-lagi Jeno memuntahkan cairan dari dalam mulutnya.

Sejak pagi tadi ia memang sedikit merasa tak enak badan karena terus saja muntah. Bahkan saat menyapa penggemarnya pun Jeno sampai menahan rasa mualnya, sampai tibalah saatnya ia memuntahkan semuanya di saat fansign usai.

"Jeno?" Panggil seseorang dari luar kamar mandi. Jeno sama sekali tak merespon nya karena rasa pening di kepalanya.

"Jeno, kau baik-baik saja?" Merasa tak mendapat respon, orang tersebut masuk tanpa izin ke dalam kamar mandi.

Jeno meliriknya, ternyata itu Haechan. Haechan sebenarnya sudah terlelap dalam mimpi, tapi suara seseorang dari dalam kamar mandi membuatnya terbangun, dan alhasil ia keluar untuk mencari tahu siapa yang ada di dalam kamar mandi. Kamar Haechan memang yang sangat dekat dengan kamar mandi, itulah kenapa ia bisa mendengar dengan jelas suaranya.

"Wajahmu pucat, kau tak apa?" Tanyanya khawatir melihat bibir pucat yang terlihat jelas dari Jeno.

"A-aku baik-baik. Maaf sudah membangunkan tidurmu."

"Tak masalah untuk itu. Tapi kau jelas sedang tidak baik-baik saja. Butuh sesuatu? Jahe hangat atau semacamnya? Akan ku buatkan jika kau mau," tawar Haechan dengan nada lembutnya.

Jeno menggeleng pelan "Tak perlu. Aku akan kembali ke kamarku," tolaknya.

Namun Haechan tak percaya begitu saja. Mana ada seseorang dengan wajah pucat mengatakan bahwa ia tak apa-apa? Ya kecuali jika sedang ber-akting.

"Ku antar kau ke kamar, setelah itu kubuatkan jahe hangat untukmu." Tubuh yang lebih kecil dari Jeno itu membopong tubuh Jeno dengan sangat hati-hati. Jeno tak menolaknya, karena ia merasa tubuhnya sudah terlalu lelah untuk dibawa berjalan.

"Berbaringlah, nanti aku kembali lagi." Tangan kekar Jeno menggenggam tangan Haechan, menghentikan langkahnya.

"Tidak perlu. Kau kembalilah ke kamarmu, aku baik-baik saja Haechan-ah,"

Walk With You || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang