13. Manager's disappointment

1.1K 123 15
                                    

🔐STILL IN THE PAST

Malam ini, keadaan di salah satu lorong rumah sakit terbilang cukup kacau. Dimana ada Jaemin yang terbaring lemah di lantai dengan luka lebam hampir di setiap inci wajah tampannya dan Jeno yang berada di pelukannya. Manager lah pelakunya. Kenapa bisa begitu? Kita mundur ke beberapa jam ke belakang.

🪄 Flashback ⤵️

Setelah menyuruh Renjun untuk membawa Chenle kembali ke kamar, Manager, Mark serta Jaemin pun membawa Jeno menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, pihak rumah sakit dengan cepat memberikan pelayanan terhadap Jeno yang sudah tak sadarkan diri sejak diperjalanan.

Sepanjang lorong saat membawa Jeno menuju ruang pemeriksaan, Jaemin tetap tak melepaskan genggamannya pada tangan Jeno, hingga dengan terpaksa Jaemin harus melepaskan genggamannya saat Jeno akan masuk ke ruang pemeriksaan.

Sembari harap-harap cemas, Jaemin terus menunggu dokter keluar dari ruangan. Bukan hanya kondisi Jeno yang menjadi pusat rasa khawatirnya saat ini, namun juga ia merasa khawatir dan takut jika kondisi Jeno dan hubungannya dengan Jeno akan terbongkar setelah ini.

Setelah menunggu beberapa waktu, dokter yang memeriksa Jeno pun akhirnya keluar.

"Dengan keluarga pasien?"

"Y-ya, kami kerabatnya." Ujar Jaemin sedikit gugup.

"Bisa saya bicara dengan salah satunya?"

"Anda bisa bicara pada kami bertiga, dok," Manager yang sejak awal merasa ada kejanggalan dengan apa yang Jeno alami memilih untuk bicarakan saja semuanya secara gamblang tanpa ada yang di tutupi.

"Mari ikut saya ke dalam," ajak dokter yang diikuti oleh ketiganya.

"Sebelumnya, apa saya boleh bertanya?" Tanya dokter meminta persetujuan dari ketiga orang yang mengaku sebagai kerabat pasiennya. Ketiga orang tersebut mengangguk.

"Apa sebelumnya pasien baru saja melakukan kegiatan yang berat?"

"Kami baru menyelesaikan konser beberapa jam yang lalu," jawab Mark.

"Pantas saja. Maaf sebelumnya, saya tak ingin ikut campur dalam urusan pribadi, namun seperti yang kalian tahu, pasien tengah mengandung. Dan—"

"Mengandung?" Ucapan dokter terpotong oleh manager yang bertanya bingung.

Sedang Jaemin hanya bisa menunduk dalam karena ia merasa inilah akhirnya. Akhir dari rahasianya dan Jeno yang selama ini berusaha mereka tutupi.

"Oh? Anda tidak tahu jika pasien sedang hamil?"

"Lanjutkan," Mark pun sama terkejutnya dengan manager, ia juga masih belum bisa mencerna apa yang dokter katakan. Namun karena rasa penasaran yang lebih besar, Mark memilih untuk tak menunjukkan rasa terkejutnya.

"Sebagaimana kodratnya lelaki yang sejak awal tak ditakdirkan untuk memiliki rahim, hal ini menyebabkan dinding rahimnya menjadi sangat tipis dan rentan akan pendarahan jika melakukan pekerjaan yang berat. Dan pasien baru saja mengalami pendarahan karena kelelahan. Untung saja janin masih dapat bertahan dan kalian segera membawanya ke rumah sakit. Jika tidak, mungkin saja janin pasien akan mendapatkan kemungkinan terburuk." Dokter menjelaskan semuanya secara tersusun dan berhati-hati agar dapat dipahami dengan baik.

Manager memijat pelan pilipisnya mendengar penuturan dokter, Mark menarik sebelah alisnya merasa tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, sedang Jaemin masih tetap menunduk dalam mendengar semua yang dokter katakan.

Walk With You || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang