🔐️STILL IN THE PAST
Pagi kembali menyapa. Matahari mulai malu-malu menyapa seseorang yang tengah asik bermimpi dengan memberikan cahaya dari balik gorden, membuat salah seorang yang disapanya terbangun karena sinarnya. Lee Jeno, seseorang yang disapa matahari itu membuka matanya perlahan. Pandangannya melihat sekeliling seolah memberi sinyal bahwa ia sedang tak berada di ruangannya. Dilihatnya pria yang tengah tertidur pulas di sampingnya dengan tatapan sangat menenangkan tengah memeluk pinggangnya erat.
Lengan kekar itu perlahan ia lepaskan dari pinggangnya, kakinya hendak ia langkahkan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya, namun saat ia menyibak sebagian selimut yang digunakannya, bermaksud membiarkan sebagian lagi tetap menghangatkan tubuh dominannya, matanya terkejut saat melihat kondisi tubuhnya yang dalam kondisi tak memakai sehelai benang pun. Dengan perasaan terkejut, pria April itu turut menyibak selimut yang menutupi tubuh kelinci besarnya. Ternyata pria itu hanya setengah naked, karena celana masih menutupi bagian bawahnya.
Marah. Satu kata yang ada di otaknya saat ini. Jeno mengambil asal celananya yang berada di bawah ranjang lalu mengguncang tubuh Jaemin dengan kencang.
"BANGUN NA JAEMIN, BANGUN hiks...bangunnnn!!"
Air dalam pelupuk matanya sudah tak sanggup lagi ia bendung, tangisnya pecah. Seketika itu juga Jaemin terbangun dalam keadaan bingung melihat Jenonya menangis.
"APA YANG KAU LAKUKAN SEMALAM HAH?? KENAPA KAU LANGGAR JANJIMU BAJINGAN??!!!!" Jeno memukul-mukul dada Jaemin dengan tenaganya.
Lalu memori-memori di otak Jaemin kembali berjalan, mengingat apa yang terjadi semalam.
"J-jeno dengarkan aku..."
PLAK
Satu tamparan keras Jeno berikan pada pipi kiri Jaemin. Jaemin tak membalas, ia cukup sadar dengan apa yang Jeno lakukan. Jaemin berusaha mendekatkan dirinya pada Jeno, tapi Jeno mendorongnya dengan keras, membuatnya hampir terjatuh dari ranjang.
"BRENGSEK! KAU BRENGSEK! BAJINGAN. AKU MEMBENCIMU!!!"
Jaemin tak marah pada Jeno. Jaemin tak marah pada apa yang dilakukan Jeno padanya. Jaemin marah pada dirinya sendiri. Jaemin membenci dirinya sendiri karena sudah membuat miliknya menangis. Janji yang sudah Jaemin ingkari, membuat benang diantara mereka yang menyatu dengan erat diawal, menjadi putus begitu saja dalam waktu semalam.
"Kita selesai sampai sini." Ujarnya, berniat melangkah keluar untuk meninggalkan Jaemin.
Tapi Jaemin menarik kencang tubuhnya, membuat pandangan mereka menyatu dengan sempurna "Apa katamu? APA YANG KAU KATAKAN?? Aku terima saat kau berkata kau membenciku. Aku terima saat kau menamparku. Karena aku tahu semua ini adalah kesalahanku. Tapi aku tak akan terima kata selesai yang keluar dari mulutmu. Kau milikku. Sesuatu yang sudah menjadi milikku tak akan pernah kubiarkan pergi. Aku pernah mengatakan ini padamu sebelumnya bukan?" Tatapannya berubah. Dari yang sebelumnya penuh penyesalan, menjadi tatapan yang lebih terlihat seperti iblis yang sedang menyatakan obsesinya.
Seketika, ia mengingat apa yang keluar dari mulut Jaemin beberapa tahun lalu yang pernah berkata "Kau sudah menerimaku, itu artinya kau sudah menjadi milikku. Perlu kau ingat, bahwa sesuatu yang sudah menjadi milikku tak akan pernah kubiarkan untuk pergi, kecuali aku yang memintanya pergi. Paham?" Saat itu dengan bodohnya Jeno meng-iya-kannya tanpa pikir panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk With You || Jaemjen
Fiksi PenggemarKetika apa yang kalian pikir nyata, ternyata memang benar nyata adanya, tapi dengan...keadaan yang sebaliknya. ❝ Jangan takut, aku ada disini untukmu. Kau tahu? Aku akan selalu berjalan bersamamu ❞ 💯% FIKSI! SAMA SEKALI GAK ADA HUBUNGANNYA SAMA DUN...