Prolog

7 2 0
                                    

"Hah...hah...hah"

Aku terus berlari dari sosok Bhavi serta para pasukannya. Monster berupa aneh, Undead/zombi, serta setan & jin lokal menjadi bawahannya.

Takut, jujur aku takut. Pakaian yang sudah terlumuri darah para rekan dan musuh, membuatku menjadi tambah jijik.

Kenapa harus berakhir seperti ini? Padahal aku awalnya tengah tertidur tenang, tapi kalau bukan karena penyihir malam itu...mungkin aku tak akan terjerat di dalam mimpi sendiri.

"Naraya, jangan melamun. Kita tidak akan tahu, kapan Bhavi mengetahui posisi kita," peringat kak Elin.

"Ah, iya. Maaf kak Elin, aku tidak akan seperti itu lagi," sesalku.

DUAR!!

Serangan ledakan di ujung sana membuat telingaku berdenging. Ini sebuah kehancuran. Bagaimana bisa sebuah monster yang tercipta dari sihir kita kalahkan menggunakan senjata api buatan manusia seperti ini. Hal itu tak imbang.

"Naraya, ingat. Masih ada Allah di sisi kita. Teruslah berdoa dan percaya. Jika seperti itu, pasti kita akan selamat. Dan kamu mungkin akan bisa kembali," kak Elin menyemangati.

Ya, perkataan kak Elin ada benarnya. Aku harus tetap optimis. Masih ada beliau di sisiku. Yang Maha Penguasa Yang Maha Agung, Yang Maha Pengasih, dan Yang Maha Penyayang.

Grep

Aku meremat pistol yang ku peluk sedari tadi. Ku salurkan amarah melalui genggaman itu.

"Tak bisa ku biarkan"

Aku berlari ke depan. Keluar dari tempat persembunyian yang seperti reruntuhan bangunan.

"Naraya, kamu mau kemanaaa?!"

Teriakan kak Elin terngiang di telingaku. Aku tak peduli. Yang penting aku harus kembali.

"Mempertaruhkan hidup dan mati ku!!"

Drap...Drap

"BHAVIII"

Penyihir wanita itu memutar kepalanya 180°, dan barulah badannya mengikuti hingga benar-benar mengarah di depanku. Sesaat aku meringis ngeri dan ngilu melihat hal itu.

Matanya yang merah, padahal sosoknya seperti manusia pada awamnya. Masa iya dia sakit mata. You butuh insto? Ya kali aku gituin.

"LIHAT SAJA, AKU AKAN MENGALAHKAN MU. DAN KEMBALI KE DUNIA ASALKU. INGAT ITU, BAVIII"

DOR...DOR...DOR

Itulah sumpah yang ku ucapkan, dan mungkin akan menjadi penguatku untuk tetap hidup. Semua ini bermula dari kala itu....

TBC





Hai guys...kembali lagi sama aku sang author Azayaka. Di cerita kali ini genrenya agak lain ya. Horor dan thriller gitu.

Jujurly cerita ini terinspirasi dari mimpiku. Jadi biar gak lupa, aku buru-buru bikin alurnya. Mungkin akan sedikit di ubah, sebab alasan lupa alur atau semacamnya.

Untuk lanjutan chapter nya akan up besok atau lusa. Sebab ini akan jadi cerita jangka dan chapter yang pendek.

Ok, segitu aja dulu. Sampai jumpa di chapter selanjutnya. Jangan lupa like and komen yau😘

Salam dari sang author Azayaka🌸🌸

The Battle in Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang